Wisata Pekanbaru

Sejarah dan Romansa Sultan Siak di Rumah Singgah Tuan Kadi di Tepian Sungai Siak Pekanbaru Riau

Rumah Singgah Tuan Kadi dulunya merupakan menjadi rumah singgah Sultan Siak jika berkunjung ke Senapelan, sebelum bernama Pekanbaru.

|
Penulis: Fernando | Editor: FebriHendra
istimewa
Rumah Singgah Tuan Kadi dengan latar Jembatan Siak III di daerah Wisata Kampung Bandar, Kelurahan Kampung Bandar, Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. 

TRIBUNPEKANBARU.COM,PEKANBARU - Memori ingatan dibawa ke romansa kesultanan Siak ketika melihat rumah warna kuning beratap biru terpadu dalam lanskap tepian Sungai Siak, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.

Posisinya berada di Jalan Perdagangan yang jaraknya sekitar 20 meter saja dari tepian sungai.

Pemandangan struktur Jembatan Siak III tersaji dari halaman rumah yang berada di daerah Wisata Kampung Bandar, Kelurahan Kampung Bandar, Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.

Ada taman yang mengelilingi rumah kayu dengan pondasi batu itu.

Bangunan dengan arsitektur limas pancung ini masih berdiri tegak walau sudah berusia lebih dari satu abad. 

Rumah ini mengajak memori menjelajah masa-masa kelahiran Kota Pekanbaru yang bermula dari Senapelan.

Kawasan ini pernah menjadi ibukota Kerjasama Siak Sri Indra Pura. Jarak rumah ini dari pusat Kota Pekanbaru berkisar sembilan kilometer.

Dulunya, bangunan yang berdiri sejak tahun 1895 ini menjadi tempat persinggahan Sultan Siak, Sultan Syarif Kasim (SSK) II.

Sultan kerap singgah di rumah ketika hendak bermalam di Senapelan.

Bagian Dalam Rumah Tuan Kadi
Pengunjung melihat bagian dalam Rumah Singgah Tuan Kadi

Rumah tersebut kini dikenal sebagai Rumah Singgah Sultan Siak Rumah Tuan Kadi.

Rumah ini selayaknya rumah dengan arsitektur Melayu di bagian depan rumah langsung disambut sebuah bak batu berisi air yang dulunya untuk membasuh kaki sebelum masuk ke rumah.

Rumah kayu berkonsep rumah panggung ini memiliki lima anak tangga untuk naik ke atas rumah.

Begitu memasuki rumah terdapat ruangan selasar yang biasanya menyambut tamu.

Ada juga ruang induk di samping ruang selasar yang biasanya tertutup agar tidak terlihat oleh tamu. 

Rumah kayu ini punya empat kamar yang diperuntukkan ibu dan ayah serta para anak perempuan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved