Lipsus Lapas di Riau Over Kapasitas
Hendri Terpaksa Gantung Kain Sarung untuk Tidur di Sel Tahanan Rutan Siak Riau
Penghuni Rutan Siak terpaksa tidur dengan cara menekukkan lutut, menahan pegal berhari-hari, berminggu-minggu bahkan bertahun-tahun.
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Ariestia
TRIBUNPEKANBARU.COM, SIAK - Hendri tidak lagi mendapat tempat untuk sekadar berbaring di lantai sel tahanan Rumah Tahanan Negara (Rutan) kelas II B Siak Sri Indrapura.
Jika tetap bertahan di lantai, ia harus rela tidur sambil berdiri seriap malam.
Hendri merupakan warga binaan yang baru datang sejak 7 bulan belakangan.
Ia ditempatkan di ruangan A3. Ruangan yang seharusnya ditempati 10 tahanan diisi oleh 60 orang tahanan.
Begitu Hendri masuk pada Januari 2024 lalu, ia sudah mendapati ruangan itu membludak.
“Sebagian sudah menggantung menggunakan kain sarung, ya saya mengikuti membentang kain sarung juga daripada tidur berdiri di lantai,” ujar Hendri kepada Tribunpekanbaru.com, 17 Agustus 2024 di depan sel tahanannya.
Saat berbincang dengan Tribunpekanbaru.com, Hendri dalam kondisi bergelantungan di langit-langit seperti kelelawar.
Mukanya dihadapkan ke jeruji besi untuk menjawab pertanyaan.
Dari ruangan seluas 3 x3 m itu, ada 15 orang menggelantung menggunakan kain sarung.
Mereka berdempetan, atas dan bawah.
“Sudut kain sarung diikat ke jeruji dan partisi dengan kuat,” ujarnya.
Kain sarung yang diikat membentang.
Baca juga: Rayakan HUT RI ke-79 dari Ruang Sempit, Warga Binaan Berjubel di Ruang Tahanan Rutan Kelas II B Siak
Hendri pun bertengger di atasnya.
Jika salah gerak, ia bisa jatuh ke bawah dan menimpa teman-temannya.
“Pernah terjatuh dan menimpa teman-teman, se ruangan menjadi heboh,” ujar Hendri.
Sebelum melanjutkan wawancara, Hendri dan rekan-rekannya memberikan kode, “rokok,” katanya sambil mendekatkan dua jarinya ke mulut.
Tribunpekanbaru.com memberikan sebungkus rokok.
Mereka sangat bergembira, membagi isi rokok itu.
Tentu saja tidak semua kebagian.
Hendri dapat jatah sebatang.
“Terimakasih Pak, kuenya tolong oper ke sini Pak,” ujar tahanan lainnya.
Saat Tribunpekanbaru.com hendak mengambil kue di kursi tempat acara pemberian remisi umum, ada pihak yang melarang.
“Nanti ada apa -apa, semacam sakit perut, kamu yang dituduh. Memberikan makanan langsung ke tahanan,” ujar seseorang, melarang.
Hendri berkisah, rata-rata warga binaan di ruangan itu tidak bisa meluruskan pinggang dan menyelonjorkan kaki.
Mereka terpaksa tidur dengan cara menekukkan lutut, menahan pegal berhari-hari, berminggu-minggu bahkan bertahun-tahun.
Aroma keringat menyeruak dari dalam ruangan itu ke depan jeruji besi.
Sebagian mereka membuka baju karena suhu udara di dalam ruangan sangat panas.
Di dalam ruangan terdapat 1 WC, dan penggunaannya harus mengantre sebanyak 60 orang.
Tribunpekanbaru.com sempat mewawancara Hendri pada saat acara pemberian remisi untuk Narapidana di Rutan Siak dalam rangka HUT RI ke -79, 17 Agustus 2024.
Tahanan di ruangan A3 ini tidak mendapatkan remisi umum.
Mereka hanya menonton acara dari ruangan sempit itu.
Mereka duduk berdempetan, ada yang berdiri dan sebagian menggantung dengan kain sarung.
Acara berlangsung pas di depan sel tahanan mereka.
Bupati Siak Alfedri dan Wakil Bupati Siak Husni Merza serta Kepala Rutan Kelas II B Siak Tonggo Buta-butar yang mengenakan Pakaian Dinas Upacara (PDU) lengkap dengan atributnya duduk di kursi VVIP.
Sedangkan kepala -kepala dinas mengenakan Pakaian Sipil Lengkap (PSL), jas dan peci lengkap pula dengan atributnya. Aroma parfum para pejabat menghiasi udara Rutan yang pengap.
Perwakilan 502 narapidana yang menerima remisi umum hari kemerdekaan ikut dihadirkan dalam acara itu.
Sebanyak 7 orang yang bebas hari itu mewakili narapidana lainnya menerima SK Menkumham tentang remisi umum yang diserahkan bupati dan kepala Rutan.
Tribunpekanbaru.com berjalan ke depan ruangan tahanan A3.
Para tahanan yang bergantian ke bagian jeruji paling depan menyapa dan melambaikan tangan.
“Pak, bagi rokoknya,” sapa warga binaan ini sambil mendekatkan dua jarinya ke bibirnya.
“Jangan lupa kue-kue itu juga,” sumber suara dari bagian atas.
Warga binaan tampak mengalami penderitaan yang kurang lebih sama.
Mereka senasib sepenanggungan di dalam sel tahanan itu.
Mereka terpaksa tidur bergantian.
Ada yang malam dan ada yang jatah siang.
Tidur di bawah pun tidak bisa meregangkan pinggang dan menyelonjorkan kaki.
“Tidur sambil duduk menekuk kaki,” ujarnya.
Kepala Rutan Kelas II B Siak, Tonggo Butar-butar mengatakan, kapasitas ruangan A3 itu hanya untuk 10 orang.
Saat ini isinya di atas 60 orang.
“Ya konsekwensinya begitu, mereka terpaksa tidur bergantian, sebagian membuat gantungan dengan kain sarung di bawa langit-langit,” katanya.
Kapasitas Rutan Kelas II B Siak Sri Indrapura. Tonggo menyadari overstay Rutan Kelas II B Siak dari kapasitas sebenarnya mencapai 405,6 persen. Sudah seharusnya Siak mempunyai Rutan yang representatif dan lebih manusiawi.
“Personel kami 65, petugas penjagaan sekali sift 9 orang, untuk 714 orang. Tidak imbang sebenarnya tapi kami berupaya maksimal untuk pengamanan,” katanya.
Menurut Tonggo, pihaknya mempunyai cara-cara jitu untuk membuat situasi aman. Sebab sejumlah program pembinaannya membuat hubungan baik dengan narapidana.
“Kami tidak merantai kakinya Pak, tetapi menyentuh hatinya, jika kita baik, mereka juga pasti akan baik,” katanya.
Pemkab Siak, Riau, sudah menghibahkan tanah seluas 5 Ha di Dayun kepada pihak Rutan untuk membangun bangunan yang baru. Namun 5 Ha itu dianggap tidak cukup untuk membangun Rutan yang representatif.
“Akhirnya kami dikasih hibah tanah oleh Pemkab Siak 10 Ha di Tumang, namun tanah ini belum bisa diambil karena harus mengembalikan hibah yang 5 Ha sebelumnya,” katanya.
Tonggo memperjuangkan rencana pembangunan itu ke Menkumham. Menurutnya sudah sangat layak Rutan Siak dibangun dengan kapasitas yang memadai.
“Dalam seminggu kami dua kali menerima tahanan, tentu semakin lama semakin banyak penghuni Rutan ini,” katanya.
Penghuni didominasi oleh perkara Narkoba. Dari 714 orang penghuni, 289 orang merupakan penghuni dengan perkara Narkoba.
Tonggo mengatakan penghuni dengan perkara Narkoba memang sangat mendominasi. Setiap rombongan yang masuk rata-rata masalahnya penyalahgunaan Narkoba.
“Rutan kita ini sudah overstay, seharusnya untuk 176 penghuni diisi oleh 714 penghuni,” katanya, Minggu (18/8/2024).
Penghuni dengan perkara Narkoba saja sudah melebihi kapasitas Rutan. Ditambah lagi kasus lain, seperti perkara pencurian sebanyak 177 penghuni, perkara perlindungan anak 94 penghuni.
“Di sini juga ada penghuni dengan perkara korupsi 2 orang, pelanggaran UU ITE 1 orang, perkara bea cukai 1 orang, KDRT 3 orang, kekerasan seksual 2 orang dan pornografi 1 orang,” katanya.
Ia juga mengatakan, perkara lain seperti perampokan ada 16 orang, penganiayaan 12 orang dan penipuan 11 orang.
Total keseluruhan ada 28 perkara dengan narapidana 714 orang. 28 perkara itu selain yang sudah disebutkan di atas adalah pembakaran 3 orang, pemerasan 7 orang, pelanggaran lalu lintas 9 orang, pembunuhan 1 orang dan penadahan 5 orang. Kemudian ada perjudian 2orang, ketertiban 4 orang, pembalakan liar 3 orang, kehutanan 1 orang, kesusilaan 1 orang, trafiking 2 orang, memalsu materi 2 orang, senjata tajam 1 orang, penculikan 1 orang dan cipta kerja 4 orang.
“Dari 714 penghuni kami mengamankan dengan jumlah tenaga keamanan 9 orang per sift,” katanya.
Dari jumlah tersebut terdata sebagai pemilih untuk Pemilihan Kepala Daerah Riau 2024, sebanyak 412 orang. Sedangkan untuk Pilkada Siak 2024 lebih 500 orang.
“Nanti KPU akan mendata lagi, ini hanya data sementara,” katanya.
Warga binaan di Rutan Siak sejak 2018 cenderung membaik. Petugas Rutan juga pernah mengamankan beberapa kali upaya penyelundupan Narktika ke dalam Rutan.
“Kami mengawasi secara ketat terkait penyelundupan yang dilakukan ke dalam Rutan ini,” katanya. (tribunpekanbaru.com/mayonal putra)
Warga Binaan Diberi Waktu Berangin Lebih Lama, Cara Lapas Tembilahan Atasi Masalah Over Kapasitas |
![]() |
---|
Lapas Tembilahan Ternyata Juga Over Kapasitas Hampir 400 Persen |
![]() |
---|
Mantan Napi di Pekanbaru Akui Penjara Over Kapasitas |
![]() |
---|
Penghuni Lapas Bangkinang Kampar Lebih Dua Kali Kapasitas, Satu Kamar Capai 20 Orang |
![]() |
---|
Lapas Bengkalis Over Kapasitas Hampir 400 Persen, Pemkab Bangun Blok Baru Kapasitas 300 orang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.