Korban Tewas Tabrak Portal

Bikin Portal di Jalan Umum hingga Pekerjanya Tewas, Siapa Pemilik PT Ciliandra di Kampar?

Portal membatasi akses keluar masuk areal perusahaan Kelapa Sawit yang berlokasi di Desa Siabu Kecamatan Salo itu.

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Sesri
istimewa
Penampakan Pos Sekuriti PT Ciliandra Perkasa yang dibakar warga di Desa Siabu Kec Salo, Selasa (24/9/2024). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - PT. Ciliandra Perkasa menjadi sorotan menyusul pekerjanya Jumaidi Nandri meninggal di tempat setelah menabrak portal, Selasa (24/9/2024) subuh.

Portal membatasi akses keluar masuk areal perusahaan Kelapa Sawit yang berlokasi di Desa Siabu Kecamatan Salo itu.

Padahal jalan itu milik Pemerintah Kabupaten Kampar. 

Status jalan dipertegas oleh Penjabat (Pj.) Bupati Kampar, Hambali saat meninjau lokasi kejadian, Rabu (25/9). Ia dan rombongan juga meninjau pos sekuriti di lokasi yang dibakar warga. 

Ciliandra Perkasa diketahui salah satu anak perusahaan First Resources. Ini diperjelas Hambali saat menyebut nama perusahaan itu. 

"Kepada pimpinan Ciliandra ini, First Resource ini, mengevaluasilah pihak manajemen ini. Ini nggak benar ini cara kerjanya ini," katanya.  

Dikutip dari situs web Forbes yang publikasikan tahun 2023, First Resource dipimpin oleh Ciliandra Fangiono. 

Perusahaan ini terdaftar di Singapura dengan perkebunan Kelapa Sawit yang tersebar di Indonesia. 

Keluarganya memiliki saham mayoritas yang didirikan ayahnya, Martias lebih dari 20 puluh tahun lalu.

Baca juga: Sempat Cerita Mimpi Anak Yatim, Pertanda Bagi Keluarga Pekerja yang Tewas Tabrak Portal di Kampar

Baca juga: Bayinya Mencari-cari, Istri Terus Menangis, Pilu Keluarga Pekerja yang Tewas Tabrak Portal di Kampar

 

Ciliandra Fangiono sebelumnya bekerja di Merrill Lynch. Sebuah perusahaan investasi yang berkedudukan di Singapura.

Forbes mencatatkan Ciliandra masuk dalam 50 orang terkaya di Indonesia tahun 2023. Ia memiliki total kekayaan 2,35 miliar Dolar Amerika Serikat. Setara dengan Rp35 triliun lebih. 

Asmadi, yang diketahui sebagai Humas PT Ciliandra Perkasa di Siabu, tak merespon pertanyaan Tribunpekanbaru.com terkait kepemilikan taipan tersebut.

Pj Bupati Kampar Makin Kesal Usai Tinjau Lokasi Pekerja Tabrak Portal Ciliandra

Penjabat (Pj.) Bupati Kampar, Hambali turun ke Desa Siabu Kecamatan Salo, Rabu (25/9/2024) meninjau lokasi pekerja yang meninggal dunia setelah menabrak portal di jalan umum pada Selasa (24/9/2024).

Ia beberapa kali menggelengkan kepala. Sembari menggerutu meluapkan kekesalannya kepada salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar di Kampar itu.

Ia mendapati portal yang dipasang tidak memenuhi standar.

Ia mengungkap, perusahaan belum pernah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Kampar sebelum memasang portal.

"Ini namanya sudah fatal ini," ketusnya.

Portal itu tidak diberi rambu dan sorot lampu saat malam hari. 

Ia mengungkap perusahaan tidak pernah menjalin komunikasi yang baik dengan pemerintah. Padahal mengambil untung dengan berusaha di wilayah Kampar.

"Jangan dianggap kami ini pemerintah menumpang  di perusahaan. Terbalik. Perusahaan ini tau dirilah," katanya. 

Ia mengenang saat Pemkab Kampar dilarang masuk ke areal perusahaan. Ia pun menyindir kehebatan Ciliandra.

"Sejak saya jadi pejabat di Kampar, masalah aja perusahaan ini," ungkapnya. 

Polisi Ungkap Kronologi Kecelakaan Korban Menabrak Portal PT Ciliandra di Kampar

Kepala Satlantas Polres Kampar AKP Vino Lestari mengatakan, pihaknya telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Menurut dia, kecelakaan itu terjadi pada Selasa subuh. Saat itu, hari masih gelap.

Berdasarkan hasil olah TKP, kata dia, korban diduga mengantuk. Ditambah portal tersebut berwarna hitam.

Sehingga tidak terlihat oleh korban. Lalu korban saat mengendarai sepeda motor, menabrak portal tersebut. 

"Akibat kecelakaan tersebut, korban meninggal dunia di tempat," katanya kepada Tribunpekanbaru.com ketika dikonfirmasi, Rabu (25/9/2024) pagi.

Menurut dia, di lokasi kejadian tidak ditemukan adanya pengurangan kecepatan. Sementara wajah korban menghantam portal.

"Berdasarkan olah TKP, tidak ada tanda-tanda bekas pengereman. Jadi nabrak aja gitu. Sepertinya kena wajahnya," ujarnya.

Ia menyatakan, korban mengalami kecelakaan tunggal. Sehingga tidak dapat disantuni Jasa Raharja.  

Ia mengakui, portal itu berada di jalan umum milik pemerintah.

Berdasarkan keterangan yang diterima, kata dia, dahulu jalan itu milik perusahaan. Lalu perusahaan menghibahkannya ke pemerintah. 

Maka secara aturan, jalan itu dapat digunakan untuk umum.

Tetapi ia masih mendalami pengakuan yang menyebut perusahaan sudah mengajukan  pemasangan portal. 

"Informasi yang saya terima, perusahaan sudah mengajukan agar portal tetap dipasang. Ini masih saya dalami," ujarnya. 

( Tribunpekanbaru.com / Fernando Sihombing)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved