Adam-Sutoyo dan Halim-Sardiyono Sering Sependapat Dalam Debat Pilkada Kuansing 2024

TRIBUNPEKANBARU.COM, KUANSING - Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Adam-Sutoyo dan Halim-Sardiyono kerap menyatakan kesepakatan atau sependapat dalam debat Pilkada Kuansing yang digelar KPU di Hotel Primer Pekanbaru, Kamis (14/11/2024) malam.

Ada beberapa momen Paslon nomor urut 2 dan 3 ini terlihat sependapat.

Momen pertama ketika menanggapi pertanyaan panelis terkait budaya.

Paslon nomor urut 2 dan 3 itu sepakat festival budaya pacu jalur hanya dilakukan sekali dalam setahun.

"Hampir setiap bulan even pacu jalur digelar. Jika kami mendapat amanah, festival pacu jalur akan dikembalikan ke semula, sistem rayon," ujar Adam.

Adam mengatakan festival pacu jalur yang digelar hampir setiap bulan di tingkat desa dan kecamatan tidak hanya mengganggu perekonomian masyarakat tingkat bawah, melainkan juga mengganggu sektor pendidikan dan pemerintahan.

"Banyak anak-anak sekolah yang diliburkan karena gurunya dikerahkan dalam acara. Pelayanan di Pemerintahan desa pun terganggu karena perangkat desa disibukkan dengan festival pacu jalur," ujar Adam.

Dalam kesempatannya, Halim pun sependapat dengan Adam.

Menurut Halim, festival pacu jalur yang hampir digelar setiap bulan itu justru merusak ekonomi masyarakat lokal alih-alih mamacu laju ekonomi kerakyatan.

"Pedagang mayoritas adalah orang luar, sedikit dari warga tempatan. Setiap hari dalam sebulan, warga mengeluarkan minimal Rp 100.000 untuk jajan per hari selama acara festival tersebut. Uang itu tidak masuk dalam pendapatan pemerintah. Baiknya Festival Pacu Jalur dikembalikan ke sistem rayon," ujar Halim.

Momen berikutnya adalah terkait pemerintahan yang bebas dari korupsi.

Dalam sub tema ini, paslon nomor urut 2 dan 3 lagi-lagi satu persepsi.

Adam yang merupakan Cabup Kuansing nomor urut 2 mengatakan bahwa korupsi di kalangan pejabat muncul lantaran ada tekanan dari pimpinan. 

Jika terpilih sebagai Bupati Kuansing, Adam berjanji tidak akan menekan para pejabat dan ASN. 

"Para ASN dan pejabat saat ini mendapat tekanan dari pimpinannya. Tekanan itu di luar dari pekerjaan mereka sebagai PNS. Insentif mereka juga dipotong dan diintimidasi jika tidak menuruti perintah pimpinannya. Kami juga akan menganggarkan insentif mereka dalam satu tahun anggaran,"  ujar Adam.