Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Komunitas

Aksi Mulia Komunitas Separu, dari Lemari Penuh Pakaian Hingga Menjadi Berkah untuk Sesama

Gerakan Komunitas Sedekah Pakaian Pekanbaru (Separu) mulai meluas hingga berbagai provinsi, para donatur terus bertambah

Penulis: Alex | Editor: Theo Rizky
Dok Pribadi Juwita
SEPARU: Penggagas Komunitas Sedekah Pakaian Pekanbaru (Separu), Juwita saat berkumpul bersama teman-temannya dari penyapu jalan hingga pemulung, saat berbagi pakaian beberapa waktu lalu. Gerakan Komunitas Separu mulai meluas hingga berbagai provinsi, para donatur terus bertambah 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Bermula dari kegiatan sederhana memilah pakaian di lemari, Juwita tidak menyangka bahwa tindakannya akan berujung pada terbentuknya Komunitas Sedekah Pakaian Pekanbaru (Separu). 

Seorang ASN di Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Provinsi Riau ini awalnya hanya ingin mencari cara agar pakaian yang masih layak pakai tidak terbuang sia-sia.

"Saya lihat pakaian di lemari sudah menumpuk, ada yang sudah tidak muat, ada yang masih bagus tapi jarang dipakai. Saya bingung mau dikemanakan, karena sayang kalau hanya dibiarkan begitu saja," kata Juwita kepada Tribunpekanbaru.com, Minggu (2/2/2025).

Suatu hari, saat perjalanan menuju tempat kerja, ia bertemu dengan beberapa petugas penyapu jalan.

Terpikir olehnya untuk menawarkan pakaian yang sudah tidak dipakainya kepada mereka. Ternyata, sambutan mereka sangat positif. 

"Mereka senang sekali, dan saya merasa bahagia bisa berbagi. Hingga kami sudah jadi bestie semua," ujarnya.

Dari hanya satu atau dua orang, lama-kelamaan semakin banyak permintaan, sehingga ia mulai mengumpulkan lebih banyak pakaian dari koleksi pribadinya.

Kesadaran bahwa masih banyak orang membutuhkan pakaian layak pakai membuat Juwita tergerak untuk memperluas gerakan ini.

Ia mulai mengajak teman dan kerabat untuk ikut berbagi.

Tidak butuh waktu lama, pakaian yang dikumpulkan semakin banyak, dan para penerima manfaat pun bertambah. 

"Sekarang, bukan hanya petugas kebersihan jalan, tetapi juga pemulung, cleaning service di bioskop, pegawai kantor pemerintah dan swasta, hingga pekerja informal lainnya ikut terbantu," tambahnya.

Seiring waktu, informasi tentang Separu menyebar luas, terutama melalui media sosial.

Banyak orang dari berbagai daerah di luar Pekanbaru, seperti Sumatera Barat, Kepulauan Meranti, Indragiri Hulu, Dumai, Pelalawan, Kuantan Singingi, dan Indragiri Hilir, mulai tertarik untuk berpartisipasi. 

"Saya tidak menyangka responsnya bisa sebesar ini. Bahkan ada yang mengirim pakaian dari luar daerah dan juga ada permintaan dari luar daerah," imbuh Juwita.

Para donatur yang terlibat juga merasa bahagia karena bisa membantu mereka yang membutuhkan.

Salah satu donatur yang enggan disebut namanya mengungkapkan, dirinya sering bingung mau dikemanakan pakaian yang sudah tidak terpakai, padahal masih bagus.

"Dengan Separu, saya jadi tahu bahwa ada orang-orang yang benar-benar membutuhkan dan bisa memanfaatkannya," ujarnya. 

Proses sedekah pakaian di Separu cukup sederhana.

Donatur hanya perlu memilih pakaian terbaik yang masih layak pakai, memastikan dalam kondisi bersih dan wangi, lalu mengirimkannya ke alamat kantor Separu di Jalan Muslimin No. 16, belakang Universitas Islam Riau (UIR), Marpoyan, Pekanbaru, atau melalui kantor Juwita di UPT PPA, Jalan Diponegoro, Pekanbaru.

Meskipun jumlah donatur terus bertambah, saat ini Juwita masih menjalankan semuanya sendiri.

Dari menjemput donasi, menyortir, hingga mendistribusikannya langsung kepada penerima manfaat, semua masih ia lakukan tanpa bantuan relawan.

"Saya berharap ke depan ada yang mau bergabung agar program ini bisa berjalan lebih baik dan menjangkau lebih banyak orang," harapnya.

Bagi Juwita, kebahagiaan yang ia rasakan tidak bisa diukur dengan materi.

"Setiap kali melihat mereka tersenyum dan merasa terbantu, itu sudah menjadi kepuasan tersendiri. Saya hanya ingin berbagi, dan semoga ini bisa menjadi ladang pahala," katanya.

Separu dikatakan Juwita bukan sekadar gerakan berbagi pakaian, tetapi juga sebuah langkah kecil yang membawa dampak besar bagi sesama.

Dengan semakin banyaknya orang yang terlibat, komunitas ini membuktikan bahwa kepedulian bisa dimulai dari hal sederhana, seperti membongkar lemari dan berbagi dengan mereka yang lebih membutuhkan.

"Kini bukan hanya pakaian, saya dan donatur lainnya juga kadang sedekah Al-Qur'an, kadang sayur-sayuran, dan lainnya, setidaknya bisa mengurangi sedikit beban mereka yang membutuhkan," tuturnya.

(Tribunpekanbaru.com/Alexander)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved