Siswa SD di Inhu Korban Bully

Siswa SD yang Meninggal Usai Dibully Kakak Kelas di Inhu Dikenal Cerdas, Juara Cerdas Cermat Alkitab

Seorang Siswa kelas 2 SD di Inhu meninggal usai diduga dirundung kakak kelas. Semasa hidupnya C dikenal sebagai sosok yang cerdas bahkan semenjak TK.

|
Penulis: Bynton Simanungkalit | Editor: Theo Rizky
Tribunpekanbaru.com/Bynton Simanungkalit
RUMAH DUKA - Keluarga dan kerabat mengunjungi rumah duka siswa kelas 2 SD di Inhu yang meninggal usai diduga dirundung kakak kelas. Semasa hidupnya korban berinisial C dikenal sebagai sosok yang cerdas bahkan semenjak TK. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, RENGAT - Siswa kelas 2 Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) yang meninggal dunia diduga akibat perundungan yang dilakukan kakak kelas akan dimakamkan pada Selasa (27/5/2025) hari ini.

Berdasarkan pantauan Tribunpekanbaru.com pagi ini, tampak keluarga, kerabat hingga teman satu sekolah korban yang berinisial C datang melayat ke rumah duka.

Semasa hidupnya C dikenal sebagai sosok yang cerdas bahkan semenjak TK.

Hal ini diungkapkan keluarga korban, B Simanjuntak.

"Kalau anak ini adalah anak yang cerdas, semenjak TK dia sudah belajar membaca dan menulis. Di SD pun nilainya bagus, kalau dirata-ratakan nilainya yang paling tinggi," ujar Simanjuntak, Selasa (27/5/2025).

Selain itu, sosok C dikenal sosok yang rajin sekolah minggu.

"Anak ini rajin sekolah minggu, sering ikut cerdas cermat Alkitab dan sering juara," kata Pendeta Piet, yang merupakan bapak gembala di GPDI Solagracia tempat keluarga C beribadah.

Kepergian C, meninggalkan duka yang mendalam baik bagi keluarga dan kerabat serta pihak sekolah.

Baca juga: 5 Fakta Siswa Kelas 2 SD di Inhu Meninggal Usai Dibully Kakak Kelas

Baca juga: Kepala Sekolah Benarkan Siswa Kelas 2 SD di Inhu Jadi Korban Perundungan Kakak Kelas

Diberitakan sebelumnya, dugaan perundungan yang dialami C, siswa kelas 2 SD di Inhu diketahui berawal dari ayah korban bernama Gimson Butar-butar menemui pihak sekolah dan melaporkan soal kejadian perundungan yang dialami anaknya pada Rabu (21/5/2025) malam.

Gimson mengungkapkan kejadian perundungan tersebut terjadi pada Senin (19/5/2025).

"Kejadian itu hari Senin, tapi saya baru tahunya hari Selasa," ujar Gimson.

Gimson mengaku sejumlah luka lebam terlihat di bagian tubuh anaknya.

Luka lebam tersebut diduga akibat penganiayaan yang dilakukan oleh kakak kelas korban. 

Mediasi kemudian dilakukan pada Rabu (21/5/2025) malam yang melibatkan empat orang siswa kelas 5 di SD tersebut yang diduga terlibat perundungan turut dihadirkan.

Saat mediasi empat kakak kelas C menurut Gimson mengakui perbuatannya. Gimson mengatakan semenjak kejadian tersebut, kondisinya anaknya semakin memburuk.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved