Amuk Warga di Siak

13 Warga Tumang Termasuk Kades Ditahan Pasca-Kerusuhan di PT SSL Siak, Polisi Tetap Berjaga

Sejak kerusuhan yang membakar fasilitas PT SSL, situasi Kampung Tumang, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Riau tidak lagi sama.

Penulis: Mayonal Putra | Editor: Theo Rizky
Dok Polsek Siak
PATROLI - Personel Polsek Siak patroli di kampung Tumang di malam hari untuk mencegah terjadinya kerusuhan lanjutan di kawasan PT SSL, Sabtu (12/7/2025) 

Di tengah suhu yang belum sepenuhnya reda, Polsek Siak menggelar patroli malam.

Dipimpin Ipda Khairul, personel bersenjata ringan menyusuri titik-titik yang dianggap rawan, mulai jalur masuk PT SSL, pos keamanan, hingga kawasan perbatasan kampung.

Mereka berjalan kaki, diam dalam langkah, tapi waspada penuh. Patroli dimulai pukul 20.30 WIB dan berakhir hampir dua jam kemudian.

Baca juga: Dua Anak di Bawah Umur Jadi Tersangka dalam Kerusuhan Tumang Siak Riau, Ini Perannya

“Kami hadir untuk mencegah timbulnya aksi lanjutan dan memberikan jaminan keamanan, baik kepada masyarakat maupun pihak perusahaan,” ujar Kapolsek Siak, Kompol James Sibarani. 

Kapolres Siak AKBP Eka Ariandy Putra juga menegaskan tindakan preventif ini bagian dari komitmen Polri menjaga stabilitas sosial pasca konflik horizontal. 

“Ini bentuk respon cepat untuk memastikan keadaan tetap kondusif,” katanya.

Namun, bagi sebagian warga, kehadiran aparat belum sepenuhnya menenangkan. Ada kecemasan diam-diam, bahwa konflik agraria yang sudah berakar lama kembali menemukan titik ledaknya.

Baca juga: AS Akhirnya Ditangkap, Polres Siak Tetapkan 8 Tersangka Kerusuhan di Tumang Siak

PT SSL disebut-sebut telah mengabaikan aspirasi warga selama bertahun-tahun. Persoalan lahan, ketenagakerjaan, dan transparansi perusahaan tak kunjung terurai.

“Warga bukan mau bakar. Mereka cuma kecewa. Tapi rasa kecewa yang dibiarkan tanpa saluran, ya jadi amarah,” kata seorang warga yang sempat ikut aksi, namun kini memilih diam.

Situasi di Tumang saat ini terpantau aman, namun jauh dari kata selesai. Beberapa tokoh adat dan pemuda tengah menyusun agenda dialog, berharap aparat hukum tak berhenti di penangkapan, tetapi juga membuka ruang mediasi yang lebih adil.

Sementara itu, suara malam di Tumang kembali sunyi.

Tapi luka sosial yang tertinggal masih menganga, dan keadilan, seperti biasa, masih ditunggu.

(Tribunpekanbaru.com/Mayonal Putra)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved