Karhutla di Riau
Kualitas Udara Pekanbaru Tidak Sehat Akibat Karhutla, Waspada Partikel Berbahaya Ancam Kesehatan
Kualitas udara di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, masuk kategori tidak sehat hari ini, Minggu (20/7/2025)
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Theo Rizky
Provinsi Riau kini menjadi sorotan setelah citra satelit terbaru pada 18 Juli 2025, pukul 23.00 WIB, menunjukkan peningkatan drastis jumlah hotspot atau titik panas.
Sebanyak 259 hotspot terdeteksi di Riau, dari total 694 hotspot di seluruh Pulau Sumatera.
Angka ini merupakan rekor tertinggi dibandingkan provinsi lain di Indonesia.
Kondisi ini terbilang mengkhawatirkan, lantaran juga meningkatkan potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang dapat meluas dengan cepat.
Baca juga: Breaking News: Menggila, Titik Panas Sumatera Tembus 1.208 Titik, Riau Sumbang Hampir Separuhnya
Lonjakan hotspot di Riau sangat signifikan jika dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya.
Pada tanggal 17 Juli, hanya terdeteksi 48 hotspot, jumlah ini turut dari tanggal 16 Juli yang mencapai 70 pada hotspot.
Sementara pada 15 Juli, terdeteksi hanya 11 hotspot.
Lonjakan angka hotspot pada hari ini, menunjukkan kondisi darurat yang memerlukan perhatian serius.
Data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru mengungkap, dari 259 hotspot yang terdeteksi hari ini, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) dan Rokan Hilir (Rohil)
menjadi penyumbang terbesar titik panas di Riau. Selain kedua wilayah ini, hotspot juga terpantau di Kota Dumai, Kabupaten Siak, Kabupaten Kampar, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) dan Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu).
Tingkat kepercayaan (confidence level) dari sebaran titik panas yang dipantau satelit menunjukkan bahwa Kabupaten Rokan Hulu, Rokan Hilir, dan Kota Dumai memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi, mengindikasikan adanya kebakaran aktif di lokasi tersebut.
Peningkatan hotspot ini tidak terlepas dari kondisi cuaca yang kering ekstrem dalam beberapa hari terakhir.
"Curah hujan di Riau berkurang drastis sejak empat hari yang lalu. Ini menyebabkan tanah dan hutan menjadi sangat kering dan rentan terbakar," ujar seorang forecaster BMKG Stasiun Meteorologi Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
Ia menambahkan, prakiraan cuaca selama tiga hari ke depan menunjukkan bahwa curah hujan di sebagian besar wilayah Riau masih akan tetap rendah.
"Meskipun ada potensi hujan ringan di wilayah pesisir pada malam atau dini hari, secara umum kondisi kering masih akan mendominasi," jelasnya.
Kondisi ini, tentunya semakin memperburuk risiko Karhutla di Riau.
Melihat situasi yang kian mengkhawatirkan, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara dibakar.
(Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda)
Pemadaman Karhutla di Cipang Kiri Rohul Berpacu dengan Waktu dan Medan Sulit |
![]() |
---|
Sehari Tiga Karhutla Terjadi di Kampar, Satu Lokasi Terbakar Berulang |
![]() |
---|
Ada Potensi Hujan Sore Hingga Dini Hari di Pelalawan, BPBD Pantau Karhutla di Daerah Rawan |
![]() |
---|
Karhutla di Kampar Masih Menggila, Titik Api Baru Bermunculan di Salo dan Kecamatan Lain |
![]() |
---|
Karhutla Riau Makin Menjadi: Kuansing Panen Sorotan Pacu Jalur, Kampar Dikepung Kepulan Asap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.