Kasus DBD pun terus fluktuatif setiap pekannya sejak awal tahun 2019.
Ada peningkatan kasus pada pekan ke-15. Jumlah kasus DBD capai 14 kasus.
Baca: Hasil Penghitungan Suara di TPS Tempat Gubri Syamsuar Nyoblos, Pasangan Capres Prabowo-Sandi Unggul
Baca: Caleg PDIP di Tasikmalaya Meninggal Dunia, Serangan Jantung Saat Tahu Tak Terpilih di Pemilu 2019
Sedangkan pekan sebelumnya cuma 10 kasus DBD. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Maisel Fidayesi menyebut bahwa dinas melakukan pengasapan di sejumlah kawasan yang terdapat kasus DBD.
"Kami dari dinas terus melakukan fogging untuk daerah yang sudah ada kasus berdasarkan data pihak puskesmas. Sembari melakukan promosi kesehatan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan," paparnya.
Maisel mengajak agar masyarakat mencegah penyakit DBD dengan 3 M yakni menguras bak penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, mengubur barang bekas.
Lalu melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
Masyarakat harus mewaspadai genangan air yang ada di bak kamar mandi, penampungan air, air pembuangan kulkas, pot bunga hingga dispenser air minum. Begitu juga barang bekas di sekitar rumah yang bisa jadi tempat air menggenang.
Mereka juga harus memastikan tidak ada jentik nyamuk di rumah dan sekitarnya. Sebab adanya jentik nyamuk berpotensi berkembang jadi nyamuk Aedes Aegypti yang jadi penyebab DBD. (Tribunpekanbaru.com/Fernando Sikumbang)