Dengan meja reyot, kursi sobek, dan lemari karat, ia melayani warga yang sakit, butuh suntikan imunisasi, atau hanya ingin memastikan bayinya tumbuh sehat.
"Sudah kami usulkan relokasi sejak 2014. Tanahnya pun sudah kami siapkan. Tapi sampai sekarang belum juga direalisasikan," kata Fauzi yang juga dipercaya sebagai kepala Pustu Desa Kuala Selat, Senin (4/8/2025).
Sudah belasan tahun mereka menunggu. Tapi janji relokasi hanya tinggal cerita.
Sementara ombak terus menggerogoti tanah di bawah pondasi.
Puskesmas ini tak butuh belas kasihan, tapi keputusan yang nyata. Sebelum akhirnya lenyap ditelan laut.
Puskesmas Pembantu tempat Fauzi bekerja kini sudah tak layak pakai.
Kondisinya sangat memprihatinkan. Dibangun sejak 2005 lalu, hingga kini belum mendapatkan sentuhan renovasi.
Bangunan puskemas itu tinggal menunggu hari saja, karena ancaman abrasi sangat nyata didepan mata.
Daratan perlahan hilang tergerus ombak.
"Memang beberapa waktu yang lalu pernah ada rencana mau direnovasi, tapi kami tolak. Karena buat apa renovasi kalau bangunannya sudah di ujung laut dan kena abrasi," tambahnya.
Puskesmas ini berdiri di garis depan pelayanan kesehatan untuk masyarakat pesisir Kuala Selat, namun kini kondisinya tidak aman untuk aktivitas medis.
Tidak hanya mengganggu pelayanan, kondisi ini juga membahayakan petugas kesehatan yang bertugas di sana.
Tindakan cepat dan nyata sangat dibutuhkan, baik untuk renovasi menyeluruh atau relokasi ke tempat yang lebih aman dari abrasi.
Masyarakat Kuala Selat berhak mendapat fasilitas kesehatan yang layak dan manusiawi.
“Kadang malu juga kalau masyarakat nanya, kenapa puskemas kita belum dibangun juga. Saya bingung jawabnya. Kadang saya mikir, ini Indonesia nggak sih?” katanya.