TRIBUNPEKANBARU.COM,KUANSING - Program Sekolah Rakyat yang digagas pemerintah pusat di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) ditunda pelaksanaannya pada tahun 2025 ini.
Awalnya, Pemkab Kuansing optimis proses belajar mengajar Sekolah Rakyat dapat dimulai pada tahun ajaran ini.
Penundaan itu disebabkan oleh sejumlah persoalan, mulai dari belum tersedianya gedung hingga minimnya jumlah pendaftar.
Meski begitu, Bupati Kuansing Suhardiman Amby memastikan bahwa seluruh calon siswa yang semula direncanakan masuk Sekolah Rakyat tetap mendapatkan pendidikan.
Mereka telah diarahkan untuk bersekolah di sekolah formal terdekat.
Baca juga: Dua Sekolah Rakyat di Pekanbaru Sudah Terima 150 Siswa Baru, Ada di Rumbai dan Bekas Asrama Haji
"Tidak ada anak-anak calon siswa-siswi Sekolah Rakyat yang tidak sekolah. Semua calon siswa-siswi Sekolah Rakyat tetap bisa belajar karena SD hingga SMA sudah gratis," ujar Suhardiman Amby, Kamis (7/8/2025).
Menurut Suhardiman Amby, Sekolah Rakyat pada umumnya sama dengan sekolah-sekolah lainnya.
Hanya saja, Sekolah Rakyat adalah program pendidikan gratis berasrama.
Program Sekolah Rakyat semula ditujukan untuk menjangkau anak-anak dari keluarga kurang mampu dan kawasan terpencil.
Namun, karena sarana belum siap dan belum memenuhi syarat minimal peserta, pelaksanaannya ditunda hingga 2026.
Pemkab Kuansing kata Suhardiman berkomitmen tetap melanjutkan program ini ke depannya, dengan menyiapkan kembali segala aspek pendukung agar program benar-benar tepat sasaran dan berkelanjutan.
Pemkab Kuansing telah menyiapkan lahan di belakang Sport Center untuk lokasi pembangunan Sekolah Rakyat.
Pembangunannya langsung dilakukan menggunakan anggaran pemerintah pusat.
"Tidak ada persoalan dengan ditundanya Sekolah Rakyat. Terkait anggarannya pun bukan dari APBD melainkan dari anggaran pusat, kita hanya siapkan lahan atau tempat saja," ujar Suhardiman.
Sementara itu Wakil Kuansing Muhklisin menjelaskan, Balai Diklat yang awalnya dijadikan Sekolah Rakyat ternyata tidak memenuhi syarat.