Pedoman ini diharapkan dapat menjadi dokumen hidup yang terus diperbarui.
Indonesia, yang memiliki 23 persen ekosistem mangrove global, bersama dengan ASEAN, yang secara kolektif memiliki 40 persen ekosistem mangrove global, diharapkan dapat menunjukkan kepemimpinan kuat dalam pengelolaan mangrove di tingkat global.
Sebagai wujud nyata dari komitmen ini, Indonesia telah menggagas pendirian Pusat Mangrove Dunia atau World Mangrove Center (WMC), sebuah pusat penelitian dan pengembangan global untuk mangrove.
Inisiatif ini tidak hanya menunjukkan peran penting Indonesia, tetapi juga mengundang partisipasi negara-negara anggota ASEAN dan Timor Leste untuk bersama-sama menjadi bagian dari upaya global ini.
Dr. Ristianto Pribadi menutup presentasinya dengan mendorong ASOF untuk mengesahkan 17 pedoman teknis sebagai dokumen hidup.
Ia juga menekankan pentingnya penguatan AMNET, promosi program budidaya mangrove terintegrasi, serta pengembangan ekowisata berbasis mangrove yang melibatkan masyarakat lokal.
Dengan langkah-langkah ini, ASEAN menegaskan komitmennya untuk memastikan kelestarian ekosistem mangrove demi masa depan yang lebih hijau dan tangguh. (*)