Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Viral

Kisah Pilu Balita 4 tahun di Indramayu, 2 Hari Tidur Disamping Jasad Ayah, Tetangga Dengar Tangisan

Balita 4 tahun ini hanya bisa menangis. Ia tak tahu berbuata apa setelah tahu ayahnya tak lagi bergerak. tetangga pun tak tahu

Editor: Budi Rahmat
Tribun Bogor/ Net
TIDUR DISAMPING JASAD- Kisah pilu bocah yang tidur di samping jasad ayahnya di Inframayu 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Pilu, balita berumur 4 tahun ini masih sesegukan. ia ditemukan setelah dua harii menangis disamping jasad ayahnya.

tetangga tahu dan mendengarkan tangisan sang balita. Namun, tak ada yang menyangka jika balita itu menangis setalah mengetahui ayahnya tak bergerak lagi.

Padahal suara tangisnya jelas terdengar. Ia masih dlaam rumah. tetangga juga tidak melakukan pengecakan.

Baca juga: Dua Kali Disebut, Jokowi ungkap Sosok Orang Besar yang Serang Personal Dirinya dan Gibran

Sampai kemudian kerabat korban mendapati kenyataan yang miris. Sang balita sudah dua hari hidup disamping jasad ayahnya.

Sedangkan Ibunya bekerja di Hongkong sebagai TKW atau tenaga kerja Wanita.

Dan inilah kisah pilunya

Nasib miris menimpa seorang anak usia empat tahun di Indramayu, Jawa Barat.

Balita asal Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu itu ditemukan sedang menangis di samping mayat sang ayah, Mugiono (32) pada Kamis (11/9/2025).

Diperkirakan balita tersebut sudah dua hari menangis lantaran sang ayah meninggal dunia secara mendadak.

Di rumah tersebut, sang balita hanya tinggal berdua bersama ayahnya saja.

Sementara ibunya, Wati Handayani (30) sedang bekerja menjadi TKW di Hongkong.

Penemuan jasad Mugiono dan anaknya yang menangis pertama kali terkuak setelah kakak ipar korban, Tarsudi mengecek TKP.

Dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, Tarsudi dihubungi oleh Wati dari Hongkong.

Wati rupanya khawatir karena suaminya tidak bisa dihubungi.

Baca juga: Ari Yusuf Amir Bungkam Pernyataan Hotman Paris yang Sebut Kasus Nadiem Sama dengan Tom Lembong

Alhasil Tarsudi pun mengecek ke rumah Mugiono dan menemukan hal memilukan.

Kronologi penemuan jasad Mugiono

Pada Kamis, Tarsudi mendatangi rumah iparnya sekira pukul 10.00 Wib.

Tarsudi heran kenapa rumah tersebut dalam kondisi terkunci.

Ia pun mencoba memanggil Mugiono tapi tak ada jawaban.

Dari dalam rumah tersebut Tarsudi cuma mendengar suara tangisan keponakannya saja.

Cemas, Tarsudi pun mencongkel jendela rumah dan masuk ke dalam.

Alangkah terkejutnya Tarsudi melihat Mugiono sudah terbujur kaku di atas ranjang dalam kondisi meninggal dunia.

Sementara anaknya menangis histeris di samping mayat sang ayah.

Atas penemuan tersebut, Tarsudi pun melapor ke Polsek Juntinyuat.

Kapolsek Juntinyuat Iptu Trio Tirtana lantas menceritakan kondisi korban saat ditemukan.

"Saat ditemukan anak tersebut sedang menangis dan ayahnya meninggal dunia di atas ranjang dengan posisi telentang," pungkas Iptu Trio Tirtana.

Setelahnya, Tarsudi lantas membawa anak korban dan menitipkannya ke warga.

Tarsudi buru-buru mengabari keluarga korban yang berada di Desa Tinumpuk.

Polisi pun segera menuju ke TKP dan melakukan olah kejadian perkara seraya memasang garis polisi.

Baca juga: ISI FLASHDISK Milik Ahmad Sahroni, Netizen Heboh Video Skandal 7 Menit, Nasdem : 100 Persen Hoaks

Tak ada luka penganiayaan

Jasad Mugiono langsung dibawa ke Puskesmas Pondoh guna dilakukan pemeriksaan luar lalu dievakuasi ke RSUD Indramayu.

Dari hasil pemeriksaan medis sementara, tidak ditemukan adanya luka bekas penganiayaan atau kekerasan di tubuh Mugiono.

Adapun dugaan sementara adalah Mugiono meninggal dunia karena sakit.

"Kami menduga korban meninggal dunia karena sakit," ujar Iptu Trio Tirtana.

Bukan tanpa alasan polisi menduga penyebab kematian korban demikian.

Ternyata sebelum meninggal, Mugiono sempat mengeluh sakit ke keluarganya.

"Ia (Mugiono) sempat mengeluh badannya terasa sakit dan capek," kata Iptu Trio Tirtana.

Dari hasil pemeriksaan medis, Mugiono diperkirakan sudah meninggal lebih dari delapan jam.

Hal itulah yang membuat jenazah Mugiono terlihat dipenuhi lebam mayat.

Dari cerita tetangga sekitar, Mugiono yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani dan buruh bangunan itu terakhir kali terlihat pada hari Selasa (9/9/2025).

Di TKP rumah korban, semua barang-barang milik Mugiono tidak ada yang hilang seperti sepeda motor dan barang berharga lainnya.

"Kondisi rumah juga dalam keadaan rapi dan tidak ditemukan benda-benda mencurigakan (mengindikasikan pembunuhan)," imbuh Iptu Trio Tirtana.

Tetangga tak menolong

Nasib miris yang menimpa keluarga Mugiono sontak menuai simpati dari publik.

Namun khalayak heran kenapa tidak ada tetangga sekitar yang menolong korban padahal anak Mugiono sudah dua hari menangis.

Dikutip dari media sosial akun Instagram andreli_48, ada tetangga korban yang mengurai alibi.

Yakni kenapa mereka tidak menolong anak korban yang dua hari menangis.

Ternyata gara-gara tetangga mengira anak korban menangis karena rindu sang ibu yang bekerja di Hongkong.

Terlebih kabarnya istri korban baru satu minggu berangkat ke luar negeri.

"Jadi selama 2 hari si anak ini nangis terus nggak ngerti kalau bapaknya sudah meninggal, si anak ini kalau laper cuma makan snack yang ada di rumah," tulis postingan di akun andreli_48.

Kasus ini jadi pelajaran bagi kita semua. Bagaimana harusnya kita peduli pada tetangga. Itu baik untuk memastikan jika semua baik-baik saja. (*)

Sumber : Tribun Bogor

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved