Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Nasional

Menteri Bahlil Sebut Pemerintah Bakal Campur BBM Bensin dengan Etanol, Ini Dampak Untuk Kendaraan

Bahlil Lahadalia mengumumkan bahwa pemerintah akan segera menerapkan mandatori etanol 10 persen pada BBM.

Editor: Muhammad Ridho
(KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengumumkan bahwa pemerintah akan segera menerapkan mandatori etanol 10 persen pada BBM. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Baru-baru ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengumumkan bahwa pemerintah akan segera menerapkan mandatori etanol 10 persen pada BBM.

Rencana Pemerintah Indonesia mewajibkan penggunaan etanol 10 persen (E10) untuk campuran bahan bakar minyak (BBM) ini pun viral di media sosial. 

Untuk diketahui, etanol juga dikenal sebagai etil alkohol atau alkohol murni, adalah senyawa kimia organik yang termasuk dalam golongan alkohol.

Etanol dapat dihasilkan melalui fermentasi gula dari berbagai bahan nabati (seperti tebu, jagung, atau singkong), yang disebut bioetanol, atau melalui proses sintesis kimia.

Senyawa ini memiliki rumus kimia C2​H5​OH atau C2​H6​O.

Presiden Prabowo Subianto kabarnya sudah menyetujui rencana mandatori etanol 10 persen pada BBM.

“Ke depan, kita mendorong untuk ada E10. Presiden sudah menyetujui rencana mandatori 10 persen etanol,” ujar Bahlil dalam acara Indonesia Langgas Energi di Sarinah, Jakarta, Selasa (6/10/2025).

E10 adalah jenis BBM yang mengandung 10 persen etanol—zat alami yang dihasilkan dari bahan baku pertanian seperti tebu, jagung, dan singkong. Dengan kandungan ini, E10 dinilai lebih ramah lingkungan karena membantu menurunkan emisi karbon dan mengurangi ketergantungan Indonesia pada energi fosil impor.

Bahlil menegaskan, langkah ini bukan hanya demi lingkungan, tetapi juga untuk kemandirian energi nasional.

“Kita campur bensin dengan etanol supaya impor BBM berkurang dan udara jadi lebih bersih,” kata Bahlil.

Pemerintah menilai etanol sebagai solusi ganda: mengurangi emisi gas buang sekaligus mendukung petani lokal. 

Pasalnya, bahan baku etanol bisa dipasok dari hasil pertanian dalam negeri.

Artinya, semakin tinggi penggunaan etanol, semakin besar pula peluang bagi petani tebu, jagung, dan singkong untuk menikmati pasar baru dari hasil panennya.

Meski sudah mendapat restu dari Presiden, Bahlil menegaskan bahwa penerapan BBM E10 tidak akan dilakukan secara tergesa-gesa.

“Masih perlu waktu sekitar dua sampai tiga tahun untuk persiapan. Kita harus uji coba dulu sampai benar-benar siap,” jelasnya.

Langkah uji coba ini mencakup aspek teknologi, infrastruktur distribusi, hingga kesiapan pasokan etanol nasional.

Kebijakan mandatori E10 menjadi bagian dari strategi besar Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan beralih ke energi terbarukan. Jika program ini berhasil, Indonesia akan sejajar dengan negara-negara lain yang sudah lebih dulu mengadopsi biofuel ramah lingkungan.

Dengan rencana E10 ini, bukan tidak mungkin ke depan kendaraan di jalanan Indonesia akan menggunakan BBM yang lebih bersih, efisien, dan mendukung keberlanjutan bumi.

Lantas apa dampak etanol 10 persen di BBM?

Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) dan pakar bahan bakar serta pelumas, mengatakan, ada hal positif dan negatif mengenai penggunaan etanol pada BBM.

"Pertama, pengaruh positifnya menaikkan oktan.

Kedua, berkontribusi mengurangi emisi CO2," ujar Yuswidjajanto saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini. 

Yuswidjajanto menambahkan, etanol berasal dari tumbuh-tumbuhan sehingga menyerap CO2.

Diolah menjadi bahan bakar, dipakai di kendaraan, dan menghasilkan CO2 lagi. Lihat Foto Ilustrasi SPBU Pertamina, yang beroperasi di bawah PT Pertamina Patra Niaga (PPN).

Tiga bisnis hilir Pertamina yakni PT Pertamina Patra Niaga (PPN), PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan PT Pertamina International Shipping (PIS) bakal dilebur jadi 1 entitas bisnis baru sebelum Desember 2025. (Pertamina Patra Niaga).

"Jadi, siklusnya kan pendek ya. Maka itu, disebut sebagai carbon neutral, tidak menambahkan CO2 di udara," kata Yuswidjajanto.  

Dampak lain etanol

Namun demikian, ada juga kemungkinan dampak yang kurang baik dari penggunaan etanol pada bahan bakar.

"Kalau untuk kendaraan modern, itu hampir semua memastikan bahwa kendaraannya siap untuk menggunakan etanol sampai 20 persen. Tapi, di Indonesia kan tidak ada pembatasan usia pakai kendaraan," ujarnya.

"Kendaraan dari dulu sampai sekarang juga masih banyak di jalan. Artinya, materialnya belum tentu compatible dengan etanol. Misalnya, silnya, selang-selangnya, nanti jangan-jangan melar," kata Yuswidjajanto.

Selain itu, kondisi iklim di Indonesia yang lembab turut berpengaruh. Pasalnya, etanol memiliki sifat hidroskopis, yaitu menarik uap air.

"Kadar airnya di dalam bahan bakar itu, karena penjualannya mungkin yang lambat, akan naik terus. Jadi, kalau dasar airnya itu sampai lebih dari 1 persen, muncul air bebas. Air yang mengendap di dasar tangki," ujarnya.

"Kalau ada air bebas, etanol itu lebih suka bereaksi dengan air. Jadi, etanolnya ikut turun. Kalau etanolnya ikut turun, berarti RON-nya akan turun," kata Yuswidjajanto. 

Untuk diketahui RON adalah singkatan dari Research Octane Number, yang merupakan salah satu indikator kualitas utama pada bahan bakar bensin.

Ini adalah angka yang menunjukkan tingkat ketahanan bensin terhadap knocking (ngelitik) atau detonasi (terbakar sendiri/spontan) di dalam ruang bakar mesin akibat tekanan tinggi.

Semakin tinggi angka RON, semakin besar tekanan (kompresi) yang dapat ditahan oleh bensin sebelum ia terbakar. Ini sangat penting untuk:

Mencegah knocking: knocking terjadi ketika bahan bakar terbakar tidak pada waktunya, menyebabkan suara "ngelitik" yang dapat merusak komponen mesin.

Mengoptimalkan Kinerja Mesin: mesin modern, terutama yang memiliki rasio kompresi tinggi (seperti mobil keluaran baru), membutuhkan RON tinggi agar pembakaran terjadi secara sempurna dan efisien.

Contoh Nilai RON di Indonesia:

RON 90 (Pertalite): Cocok untuk mesin dengan rasio kompresi 9:1 hingga 10:1.
RON 92 (Pertamax): Cocok untuk mesin dengan rasio kompresi 10:1 hingga 11:1.
RON 98 (Pertamax Turbo): Cocok untuk mesin berperforma tinggi dengan rasio kompresi di atas 11:1.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com

( Tribunpekanbaru.com )

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved