Berita Nasional
Sebut Prabowo Sudah Tahu Ijazah Gibran Palsu, Rismon: Pak Prabowo Menunggu Pergerakan Rakyat
Rismon mengatakan, ia bersama teman-teman yang memiliki pemikiran yang sama, ingin memakzulkan Gibran.
"Ini adalah satu kasus, satu-satunya kasus di mana penyetaraan ijazah dilakukan hanya membutuhkan satu tahun rapor."
"Ditambah kuliah di UTS Collage itu syaratnya adalah lulus SMA. Pertanyaannya, ijazah SMA apa yang dipakai oleh Gibran untuk mendaftarkan diploma di UTS?" tanyanya.
Rismon mengatakan, saat ini DPR tidak punya nyali.
Ia menegaskan, ijazah S1 Gibran di Singapura harusnya gugur.
"Itu perlu diinvestigasi, tapi sayangnya DPR tidak punya nyali. Gibran, sekali lagi, tidak punya ijazah SMA."
"Karena hanya satu tahun di Orchid Park Secondary School. Maka S1-nya di MDIS Singapura otomatis gugur," terangnya.
Menurutnya, dengan kasus tersebut, Gibran pantas untuk dimakzulkan.
"Gibran layak dimakzulkan, saya mengharapkan sesegera mungkin."
"Karena mereka ini dari Solo harusnya teman-teman dari Solo yang bersuara lebih keras karena mereka tidak mewakili orang Solo."
"Orang Solo pun ditipu sama seperti saya tahun 2014 yang ditipu oleh Jokowi," bebernya.
Rismon lalu membahas ijazah S1 Jokowi yang menurutnya palsu.
Hal itu lantaran sosok dosen Kasmudjo bukanlah dosen pembimbingnya.
"Jadi keluarga ini sudahlah cukup untuk membuat susah negara ini, susah," terangnya.
Rismon menegaskan, keluarga Jokowi tidak ada yang gugur membela negara ini.
"Nenek moyang kita berkorban demi kemerdekaan bangsa ini, mana ada nenek moyang Jokowi yang berdarah-darah membela kemerdekaan bangsa? Nenek saya gugur demi mendirikan republik ini," ucapnya.
| Jokowi Minta Masyarakat Bersyukur dengan Kereta Cepat Whoosh, Dampak Positif Sudah Terlihat |
|
|---|
| Sidang Ijazah Gibran yang Digugat Rp 125 Triliun Ditunda Lagi, Mobil Kuasa Hukum Rusak |
|
|---|
| Jokowi Buka Suara Soal Woosh: Negara Rugi Rp 100 Triliun Karena Macet di Jabodetabek |
|
|---|
| Prabowo Sebut Bahasa Portugis Akan Dipelajari di Sekolah, Politisi PDIP Anggap Hanya Omon-Omon |
|
|---|
| Pakar Komunikasi Soroti Gaya Menkeu Purbaya: Jangan Terlalu Maju, Ingat Batasan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.