Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

'Awan' Hitam Misterius di Langit Subang Hebohkan Warganet, BMKG dan DLH Jabar Angkat Bicara

Video memperlihatkan gumpalan hitam menyerupai awan di langit Kabupaten Subang, Jawa Barat, viral di media sosial.

Editor: Ariestia
Foto/Canva via TribunJabar.id
AWAN HITAM - Warga Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, dikejutkan oleh busa berwarna hitam pekat tampak berterbangan di udara dan menyebar ke kawasan permukiman, bahkan sampai memasuki jalan serta rumah-rumah warga. 
Ringkasan Berita:
  • Video gumpalan hitam menyerupai awan yang jatuh di wilayah Patokbeusi, Subang, viral di media sosial dan memicu beragam spekulasi warga
  • BMKG Jawa Barat menyatakan fenomena itu bukan kejadian alam atau cuaca, melainkan kemungkinan berasal dari aktivitas di permukaan bumi
  • Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat akan menelusuri asal gumpalan hitam dan menegaskan jika terbukti berasal dari limbah industri, sanksi akan diberikan; warga diimbau tidak menyentuh gumpalan tersebut.

 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Video memperlihatkan gumpalan hitam menyerupai awan di langit Kabupaten Subang, Jawa Barat, viral di media sosial.

Dalam rekaman tersebut tampak gumpalan itu jatuh di lahan kosong dekat area permukiman warga di Kecamatan Patokbeusi.

Sebagian warganet menduga benda tersebut adalah awan kinton, seperti yang muncul dalam animasi Jepang Dragon Ball.

Namun, ada pula yang berpendapat bahwa gumpalan itu merupakan busa dari aktivitas industri.

Video itu pertama kali diunggah oleh akun Instagram @andreli_48.

"Terjadi sebuah fenomena, warga Subang dihebohkan dengan jatuhnya benda yang berupa gumpalan hitam, ada yang menduga ini adalah awan kinton, dan adapula yang berspekulasi bahwa ini adalah limbah SPITENG," tulis akun tersebut.

Unggahan itu mendapat banyak komentar dan reaksi dari warganet. Hingga Rabu (29/10/2025), video tersebut telah ditonton lebih dari 90 ribu kali.

Warga Dibuat Heboh, Ini Kesaksian Satu di Antaranya

Warga Kampung Kondang, Desa Tanjungrasa, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, dibuat geger oleh kemunculan gumpalan-gumpalan hitam misterius yang melayang di udara pada Jumat (24/10/2025).

Gumpalan tersebut tampak menyerupai busa, namun berwarna hitam. Warga melihat benda itu bertebaran di langit sebelum akhirnya jatuh di area persawahan dan permukiman.

Fenomena itu kemudian banyak direkam warga dan viral di media sosial.

Salah satu warga, Agung Adami (28), yang menyaksikan langsung kejadian itu, mengaku awalnya mengira gumpalan tersebut adalah awan hitam.

"Kelihatannya kayak busa, Pak. Beda cuma warnanya hitam. Terbang di udara gitu. Yang satu jatuh di depan warung saya," ujarnya saat ditemui Tribunjabar.id di lokasi, Rabu (29/10/2025).

Menurut Agung, jumlah gumpalan hitam itu cukup banyak dan tersebar di beberapa titik.

"Masih banyak sih. Ada yang di sawah, ada yang di makam. Banyak titiknya," katanya.

Agung juga mengatakan bahwa saat gumpalan itu jatuh ke tanah, tercium bau asam meski tidak terlalu menyengat.

"Baunya sih asem sedikit. Terus pas disiram air langsung hilang," ujarnya.

Ia menambahkan, fenomena semacam itu baru pertama kali terjadi di kampungnya. Sebagian warga menduga busa hitam tersebut berasal dari pabrik di sekitar lokasi.

"Orang-orang bilangnya dari pabrik. Di sini ada dua pabrik paling dekat, satu produksi gula cair, satunya tepung. Tapi belum tahu pastinya dari mana," katanya.

Saat Tribunjabar.id meninjau lokasi jatuhnya gumpalan di depan warung milik Agung, terlihat bekas noda berwarna hitam di tanah.

Agung membenarkan bahwa noda itu berasal dari busa yang jatuh.

"Awalnya engga ada hitam-hitam ini, emang busanya kan juga hitam, pas disiram langsung hilang, terus ini ada bekasnya," ucapnya.

Hal serupa disampaikan Upah (58), seorang petani yang juga menyaksikan fenomena tersebut dari kejauhan.

"Banyak. Tahu-tahu terbang aja di langit. Kebawa angin, dikirai parasut," ujarnya.

Upah mengaku tidak sempat mendekat dan hanya melihat dari jauh.

"Engga tahu itu busa apa. Warga juga biasa aja sih, cuma pada lihat," ucapnya.

Penjelasan BMKG Jawa Barat

Menanggapi fenomena tersebut, Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu, memberikan penjelasan hasil kajian awal BMKG.

Menurutnya, berdasarkan aspek meteorologi, fenomena itu tidak termasuk kejadian alam yang disebabkan oleh proses cuaca, awan, atau aktivitas atmosfer.

"Secara ilmiah, awan terbentuk dari proses kondensasi uap air di atmosfer dengan pola ketinggian dan karakteristik tertentu yang bisa diidentifikasi citra satelit dan radar cuaca BMKG," kata Rahayu dalam keterangan resmi, Rabu (29/10/2025), dikutip dari TribunJabar.id.

Rahayu menuturkan, cuaca di wilayah Subang pada 27 Oktober 2025 secara umum berawan pada pagi hari dan disertai awan hujan di sebagian wilayah selatan pada sore hari.

Cuaca sepanjang hari itu berawan tebal hingga hujan ringan.

Berdasarkan alat pengamatan terdekat (AWS Sukamandi), angin bertiup dari timur–selatan dengan kecepatan maksimum 26,1 km/jam pada 27 Oktober.

Sedangkan pada 28 Oktober, arah angin masih dominan dari timur hingga selatan dengan kecepatan maksimum 13,3 km/jam.

Diduga Berasal dari Aktivitas di Permukaan Bumi

Rahayu memperkirakan gumpalan hitam tersebut berasal dari aktivitas di permukaan bumi, seperti proses industri, reaksi kimia limbah, atau aktivitas manusia lainnya.

"Namun, untuk memastikan sumber serta kandungan materialnya, disarankan agar dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh instansi terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) atau BPBD setempat," ujarnya.

BMKG Jawa Barat juga menyatakan akan terus memantau kondisi cuaca dan atmosfer di wilayah Subang serta memberikan dukungan jika diperlukan kajian tambahan.

Tanggapan Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jawa Barat, Ai Saadiyah Dwidaningsih, menyebut pihaknya belum menerima laporan resmi terkait kejadian gumpalan hitam tersebut.

Meski demikian, Ai memastikan DLH Jabar akan menelusuri asal muasal busa hitam itu.

"Kami tindak lanjuti," katanya saat dihubungi melalui aplikasi pesan WhatsApp pada Selasa (28/10/2025), dikutip dari Kompas.com.

Ai menjelaskan bahwa busa limbah dalam jumlah besar bisa terbang jika tertiup angin kencang karena massa jenisnya ringan.

"Bisa jadi kemungkinan ketika busa ditimbulkan ada angin bertiup cukup kuat sehingga bisa menerbangkan busa," lanjutnya.

Apabila terbukti ada industri yang lalai dalam pengelolaan limbah, DLH Jabar akan menjatuhkan sanksi sesuai Permen LH 14/2024.

Sebagai langkah antisipasi, Ai mengimbau warga agar tidak menyentuh gumpalan tersebut sebelum dilakukan pemeriksaan.

Sebab, perlu uji laboratorium untuk memastikan apakah material itu mengandung bahan berbahaya atau B3.

(*)

Sumber: Tribunnews.com, TribunJabar.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved