Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

KRONOLOGI Siswa SMP Dianiaya Anak SD di Purworejo: Berawal dari Sebuah Video

Keesokan harinya, R (13), korban penganiayaan, datang ke Polsek untuk memberikan keterangan lebih lanjut.

Dok Tribun Pekanbaru
PENGANIAYAAN - Ilustrasi kasus penganiayaan atau pemukulan yang diproduksi menggunakan kecerdasan buatan, Rabu (27/8/2025) 
Ringkasan Berita:
  • Media sosial dihebohkan oleh beredarnya video dugaan penganiayaan terhadap seorang pelajar SMP di Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
  • Terlihat anak yang mengenakan seragam sekolah dipukul dan ditendang, tampak kesakitan saat mengalami penganiayaan.

 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kasus dugaan penganiayaan yang melibatkan seorang siswa SMP di Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, mendadak menyita perhatian publik.

Aksi itu terekam dan videonya tersebar luas di media sosial.

Kapolsek Grabag, AKP Diyah Ayu Ida Nursanti, kemudian angkat bicara, memaparkan bagaimana peristiwa itu berlangsung serta langkah-langkah yang telah ditempuh polisi untuk menangani kejadian tersebut.

Menurut penjelasannya, insiden itu terjadi pada Selasa (12/11/2025) sekitar pukul 14.30 WIB, tepatnya di wilayah Desa Grabag.

“Awalnya itu salah paham antar teman. Pelaku menuduh korban menyebarkan sebuah video. Korban tidak mengakui karena memang tidak ada bukti, lalu terjadilah pemukulan,” jelas AKP Diyah saat dihubungi pada Senin (17/11/2025).

Setelah kejadian, Kepala Desa setempat segera menghubungi Polsek Grabag.

Tanpa menunggu waktu, anggota Polsek langsung mendatangi lokasi kejadian.

“Sore itu juga setelah kejadian, Polsek langsung merapat ke sana. Kami mintai keterangan awal dan korban diarahkan untuk berobat ke Puskesmas,” tambahnya.

Baca juga: Listrik Padam 3 Hari, 18 Ribu Ayam Tewas dan Genset Meledak: Peternak Tuntut PLN Rp1,7 M

Baca juga: Curhat Ibu Ros, Orang-orang Tumpuk Sampah Depan Tempat Usahanya, Saya Tegur, Saya Malah Dimarahi

Polisi sudah periksa satu saksi

Keesokan harinya, R (13), korban penganiayaan, datang ke Polsek untuk memberikan keterangan lebih lanjut.

Polisi juga memeriksa satu orang saksi, yang merupakan teman korban dari SMP Grabag.

“Pada hari Kamis itu videonya sebenarnya belum viral. Tapi polisi sudah bergerak sejak hari sebelumnya. Kami antisipasi agar tidak ada tindakan balasan atau keributan lain. Alhamdulillah situasi aman,” ujarnya.

Kasus ini mulai viral pada Jumat pagi, namun pada saat video mulai ramai dibicarakan, polisi telah memeriksa pelaku.

“Jumat paginya viral, padahal rencananya memang hari itu kami panggil pelaku,” ungkap Kapolsek.

Pelaku yang berinisial G (14), masih duduk di kelas 6 SD dan berasal dari luar wilayah Grabag.

Sementara itu, korban, R (13), merupakan siswa kelas 1 SMP Grabag.

Pelaku dan korban masih anak-anak

Kapolsek menegaskan bahwa baik korban maupun pelaku masih di bawah umur.

“Korban usia 13 tahun, pelaku 14 tahun tapi masih SD. Karena mereka anak-anak, tidak bisa kami tahan. Semua proses harus didampingi orang tua,” jelasnya.

Polsek Grabag juga mendapatkan dukungan dari Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Purworejo.

“Tadi Unit PPA sudah datang ke Grabag untuk membantu kami, mem-back up Polsek,” tambah Kapolsek.

Kapolsek menegaskan komitmen Polsek Grabag dalam mencegah perundungan dan kekerasan antar pelajar.

“Kami selalu bersinergi dengan guru-guru SMP dan SMA. Sosialisasi, imbauan sudah sering dilakukan. Jangan sampai terjadi bullying,” jelasnya.

Namun, dalam kasus ini, pelaku memang bukan warga Grabag.

“Pelaku dari luar Grabag, dari Bayan. Jadi memang ini bukan anak Grabag,” tambahnya.

Sebelumnya, media sosial dihebohkan oleh beredarnya video dugaan penganiayaan terhadap seorang pelajar SMP di Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Video tersebut viral di media sosial, salah satunya di Facebook, di mana sebuah postingan menunjukkan aksi pemukulan yang dilakukan oleh anak di bawah umur.

Dalam video tersebut, salah satu teman yang diduga melakukan perundungan merekam saat bocah tersebut dianiyaya.

Kapolsek Grabag, AKP Diyah Ayu Ida Nursanti, membenarkan bahwa peristiwa tersebut benar terjadi pada Rabu (12/11/2025). “Benar, kejadian tersebut melibatkan anak di bawah umur, baik pelaku maupun korban. Kejadian dipicu kesalahpahaman dari percakapan WhatsApp,” ungkapnya.

Dalam video yang beredar, terlihat anak yang mengenakan seragam sekolah dipukul dan ditendang, tampak kesakitan saat mengalami penganiayaan.

Video unggahan Facebook tersebut telah ditonton lebih dari 10 ribu kali dan mendapatkan ratusan komentar.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved