Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Citizens Journalism

Kolaborasi "Pacu Jalur" Memacu Laju Pendidikan Riau

Kualitas pendidikan di Provinsi Riau belum sepenuhnya merata. Tanoto Foundation ambil bagian bersama segenap stake holder berusaha mewujudkannya.

Editor: FebriHendra
Foto/Istimewa
Satri Siswanto (System Strengthening Unit Tanoto Foundation) 

Melalui program ini, guru didorong untuk berinovasi dan menciptakan pembelajaran numerasi yang menyenangkan melalui permainan, lagu, dan cerita.

Salah satunya adalah terobosan kreatif Bu Guru Nurhayati di Dayun, Siak, dengan permainan ular tangga numerasi. 

Program LNGP juga memperkuat kapasitas kepala sekolah melalui supervisi berbasis data supaya inovasi-inovasi pendidikan dari guru berjalan konsisten di kelas.

Dari sini muncul gambaran ideal: guru-guru yang berani mencoba metode baru hingga kepala sekolah yang memimpin dengan data dan refleksi. 

Keduanya menjadi ujung tombak dalam mewujudkan pendidikan di Riau yang relevan, adaptif, dan berpihak pada murid.

Di tingkat pemerintah daerah, Tanoto Foundation mendorong pemanfaatan Rapor Pendidikan untuk perencanaan berbasis data, agar peningkatan mutu literasi, numerasi, serta pengasuhan anak usia dini menjadi prioritas kebijakan dan anggaran daerah dalam lima tahun ke depan.

Namun tugas belum usai. Semua pihak telah berkontribusi; mendayung dan membuat sampan di Pacu Jalur pendidikan ini melaju. 

Kini saatnya menentukan strategi dan menentukan arah untuk mencapai garis finish dalam peningkatan kualitas pendidikan Riau.

Untuk itu, sejumlah strategi bisa ditempuh. Yang pertama, perencanaan pembelajaran berbasis data Rapor Pendidikan

Setiap sekolah dan dinas pendidikan wajib menjadikan Rapor Pendidikan sebagai dasar prioritas intervensi, sebagaimana direkomendasikan oleh BPMP.

Kedua, kemampuan numerasi dasar harus dikuatkan. Pembelajaran ini harus diintegrasikan dengan
konteks kehidupan lokal secara bermakna dan menyenangkan. 

Selanjutnya, mutu dan partisipasi PAUD juga wajib ditingkatkan dan perlu adanya pendampingan kelembagaan untuk mencapai PAUD berkualitas.

Tidak dapat tidak, sebagai langkah krusial lainnya, partisipasi sekolah anak usia 7-18 tahun juga harus digenjot. 

Seperti ditempuh Pekanbaru, dinas pendidikan di daerah lain bisa memulai melakukan pendataan anak usia 7-18 tahun yang tidak bersekolah. 

Dukungan bantuan biaya pendidikan kepada peserta didik dari keluarga tidak mampu bisa menjadi solusi.

Terakhir, kolaborasi lintas sektor untuk kemajuan pendidikan ini akan makin kukuh bila terus didukung semua sektor. 

Akademisi dan kalangan perguruan tinggi dapat mengevaluasi program- program yang telah berjalan, sementara dunia usaha mendukung pendanaan melalui matching fund dan program lainnya.

Dengan kekompakan lintas sektor dan strategi ala Pacu Jalur inilah, transformasi pendidikan di Riau menjadi nyata. 

Satu kayuhan ala permainan ular tangga numerasi di Dayun yang bergerak seiring kayuhan lain membuat sampan pendidikan Riau lebih dekat dengan kualitas terbaiknya. (*)

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Bijak Menyikapi Izin ke Luar Negeri

 

Antara TPP Pejabat dan Derita Rakyat

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved