Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Cuaca Riau Panas Terik

Cuaca Panas Pekanbaru Capai 35 Derajat Celsius, BMKG: Terik Masih Bertahan 3–5 Hari ke Depan

Cuaca panas terik menyerang Kota Pekanbaru beberapa hari ini, bahkan suhu udara pada Kamis (30/10/2025) siang mencapai 35 derajat celcius.

Penulis: Theo Rizky | Editor: Ariestia
Tribunpekanbaru.com/Theo Rizky
PANAS - Warga menggunakan payung untuk menghindari sengatan matahari saat cuaca panas di Kota Pekanbaru, Kamis (30/10/2025). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kota Pekanbaru dilanda cuaca panas terik dalam beberapa hari terakhir.

Pada Kamis (30/10/2025) siang, suhu udara bahkan mencapai 35 derajat Celsius.

Koordinator Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi SSK II Pekanbaru, Bibin S, menjelaskan bahwa meskipun saat ini Provinsi Riau telah memasuki musim hujan, kondisi panas terik belakangan ini disebabkan oleh banyak faktor yang dipengaruhi dinamika atmosfer.

Menurut Bibin, pusat tekanan rendah yang sebelumnya berada di Laut China Selatan kini telah bergeser ke Laut Andaman. Namun, tekanan rendah di wilayah Filipina dalam beberapa hari ke depan akan bergeser kembali ke Laut China Selatan.

“Sehingga kondisi tanpa hujan ini masih akan berlangsung tiga hingga lima hari ke depan,” ujarnya.

Bibin menambahkan, cuaca panas di Riau beberapa hari terakhir menyebabkan permukaan lahan menjadi kering dan lebih mudah terbakar.

Karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk menjaga lingkungan dan lahan dengan cara membasahi atau menyiramnya, agar tetap lembab dan tidak berdebu.

Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk menggunakan payung, jaket, dan tabir surya guna melindungi kulit dari paparan sinar matahari yang menyengat, serta memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan minum yang cukup.

“Dikarenakan perubahan cuaca yang sangat dinamis, selalu pantau informasi cuaca di web dan sosial media resmi BMKG,” tambah Bibin.

Sementara itu, dari data yang disiarkan BMKG Pekanbaru, terdapat 337 titik panas atau hotspot di wilayah Sumatera.

Yaitu di Aceh 60 titik, Sumatera Utara 136, Kepulauan Riau 2, Sumatera Barat 32, Jambi 26, Bangka Belitung 23, Bengkulu 6, Sumatera Selatan 22, Lampung 4 titik, sedangkan Riau terdapat 16 titik panas.

Hotspot di Riau berada di, Kabupaten Rokan Hilir 1 titik, Rokan Hulu 4, Kota Dumai 1,Bengkalis 3, Kampar 1, Siak 1, Pelalawan 2, Indragiri Hulu 2 dan Indragiri Hilir 1 titik.

BMKG menilai peningkatan jumlah hotspot ini berkaitan dengan cuaca cerah dan suhu udara yang mencapai 35 derajat Celsius dalam beberapa hari terakhir.

Kondisi tersebut membuat kelembapan udara menurun dan meningkatkan potensi munculnya titik panas di beberapa wilayah.

Kendati demikian, BMKG belum mengonfirmasi adanya indikasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang signifikan di Riau.

Namun masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas pembakaran terbuka karena berisiko memicu karhutla.

Pemerintah daerah dan pihak terkait diharapkan meningkatkan patroli serta pemantauan lapangan, terutama di daerah yang memiliki titik panas terbanyak seperti Kabupaten Rokan Hulu dan Kampar.

Pakar: Waspadai Dampak Cuaca Panas Ekstrem, Begini Cara Menjaga Kesehatan Tubuh

Menyikapi cuaca panas di Riau, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Pekanbaru, Dr dr TB Odih Rhomdani Wahid SpBA, Subsp D A(K), MKM, FISQua mengingatkan masyarakat akan dampaknya.

Beberapa hari terakhir, suhu udara di Provinsi Riau, termasuk Kota Pekanbaru, terasa jauh lebih panas dari biasanya. Tidak hanya pada siang hari, bahkan pagi dan malam pun udara masih gerah.

Ia mengatakan kondisi panas ekstrem seperti ini bukan sekadar membuat tidak nyaman, tetapi juga berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan yang perlu diwaspadai oleh masyarakat.

Paparan panas berlebih dapat berdampak langsung maupun tidak langsung pada tubuh. Dampak langsung yang paling sering terjadi adalah dehidrasi, yaitu kekurangan cairan tubuh akibat penguapan yang meningkat saat suhu tinggi. Gejalanya meliputi rasa haus berlebihan, bibir kering, lemas, pusing, hingga penurunan konsentrasi. Dampak tidak langsungnya bisa berupa sakit kepala, kelelahan ekstrem, atau gangguan elektrolit yang berbahaya bila tidak segera ditangani.

Kondisi panas juga bisa memperburuk penyakit yang sudah ada, seperti tekanan darah tinggi atau gangguan jantung. Ketika tubuh berusaha menurunkan suhu dengan cara berkeringat, beban kerja jantung meningkat. Pada beberapa kasus, terutama pada lansia dan anak-anak, suhu panas ekstrem dapat menyebabkan heat exhaustion bahkan heat stroke, yaitu kondisi darurat medis ketika suhu tubuh meningkat drastis dan penderita bisa kehilangan kesadaran.

Sebagai langkah pencegahan, masyarakat disarankan meningkatkan asupan cairan harian. Jika biasanya minum dua liter air per hari, dalam kondisi panas seperti sekarang sebaiknya ditambah menjadi 2,5 hingga 3 liter per hari, tergantung aktivitas. Pilih air putih sebagai sumber utama cairan, dan hindari terlalu banyak minuman manis atau berkafein karena justru dapat mempercepat kehilangan cairan tubuh.

Selain itu, gunakan pakaian yang tipis dan longgar agar sirkulasi udara di tubuh lebih baik. Pakaian berbahan katun lebih disarankan karena dapat menyerap keringat dan menjaga suhu tubuh tetap stabil. Hindari pakaian berwarna gelap saat beraktivitas di luar ruangan karena warna gelap menyerap panas lebih cepat.

Kemudian batasi aktivitas di luar ruangan terutama antara pukul 10.00 hingga 15.00, saat intensitas panas matahari sedang tinggi. Jika harus beraktivitas di luar, gunakan topi, payung, atau tabir surya untuk melindungi kulit dari paparan langsung. Kulit yang terus-menerus terpapar sinar ultraviolet (UV) dapat mengalami iritasi, kemerahan, bahkan risiko jangka panjang seperti penuaan dini dan kanker kulit.

Bagi orang tua, penting untuk memperhatikan kondisi anak-anak dan lansia di rumah. Kedua kelompok ini lebih rentan terhadap dehidrasi dan tidak selalu mampu menyadari tanda-tanda awalnya. Pastikan mereka cukup minum, berada di ruangan yang teduh atau berpendingin udara, dan tidak bermain terlalu lama di bawah sinar matahari langsung.

Jika mulai muncul tanda-tanda seperti pusing, mual, kulit terasa panas dan kering, detak jantung cepat, atau penurunan kesadaran, segera beristirahat di tempat teduh dan minum air putih. Bila gejala tidak membaik, segeralah periksakan diri ke klinik atau fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

Masyarakat juga disarankan untuk memperhatikan pola makan selama cuaca panas. Konsumsi makanan tinggi air seperti buah dan sayur, semangka, jeruk, timun, atau tomat, dapat membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh. Hindari makanan yang terlalu asin atau pedas karena bisa memperburuk dehidrasi.

Cuaca panas ekstrem mungkin akan berlangsung beberapa waktu ke depan. Karena itu, menjaga tubuh tetap terhidrasi dan terlindungi adalah langkah sederhana namun sangat penting. Dengan mengenali gejala awal dan melakukan pencegahan sejak dini, kita dapat tetap sehat dan beraktivitas dengan aman di tengah suhu udara yang meningkat tajam akhir-akhir ini.

(Tribunpekanbaru.com/Theo Rizky/Alexander)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved