Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Wawancara Eksklusif

Menyapa Generasi Sehat: Kiprah KPPG Pekanbaru dalam Program Makan Bergizi Nasional

Kantor KPPG Pekanbaru bertanggung jawab atas pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis untuk tiga provinsi, yakni Riau, Kepri dan Sumbar

Penulis: Rizky Armanda | Editor: FebriHendra
tribunpekanbaru.com/rizky armanda
WAWANCARA - Pemimpin Redaksi Tribun Pekanbaru, Erwin Ardian (kiri) saat mewawancarai Kepala KPPG Pekanbaru, Dr. Syartiwidya membahas program MBG khususnya di Riau, Jumat (31/10/2025). 

Ke depannya, KPPG akan dibentuk di setiap provinsi, bahkan hingga level kabupaten/kota, seperti instansi vertikal lainnya, untuk memperkuat organisasi dan pengawasan program.

T: Program makan gratis ini berjalan bertahap. Hingga kini, kira-kira bagaimana serapan program di wilayah Ibu dibandingkan target yang ada?

S: Target awal dari Bapak Presiden pada 2025 hanya 5.000 Sentra Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Namun, karena antusiasme dan tuntutan anak-anak di sekolah lain yang belum menerima, beliau bertekad bahwa semua harus dapat, sehingga terjadi percepatan yang luar biasa.

Dalam waktu 10 bulan (Januari hingga saat ini), sudah lebih dari 12.000 SPPG yang terbentuk, melampaui target 5.000. Penerima manfaatnya sudah mencapai 35 jutaan.

Sebagai perbandingan, di Brazil, untuk mencapai 40 juta penerima manfaat dibutuhkan waktu 11 tahun.

Kita hanya dalam 10 bulan sudah mencapai 35 juta. Ini menunjukkan kecepatan akselerasi yang didukung penuh oleh semua pihak, termasuk pemerintah daerah.

T: Penerima manfaatnya mencakup siapa saja,? Dan bagaimana mekanisme pendistribusiannya?

S: Penerima manfaatnya tidak hanya anak-anak PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA. Ada juga kelompok 3B: Balita, Ibu Menyusui, dan Ibu Hamil. 

Untuk kelompok 3B, mekanismenya berbeda. Makanan didistribusikan melalui Posyandu, dan kader Posyandu yang akan menyalurkan ke setiap rumah penerima manfaat. Setiap SPPG wajib melayani minimal 10 persen dari total penerima manfaatnya untuk kelompok 3B.

T: Tentu, program yang masif pasti memiliki tantangan, salah satunya adalah kasus keracunan yang sempat muncul di beberapa daerah. Apa yang telah dilakukan BGN untuk mengatasi hal ini?

S: Kami sangat bersyukur di Riau kasusnya relatif sedikit dibandingkan wilayah lain, meskipun sempat ada di Tembilahan, Kampar, Sumbar, dan Kepri.

Tindakan BGN adalah memberhentikan operasional dapur atau SPPG yang mengalami kasus keracunan.

Tujuannya untuk dilakukan investigasi mendalam: apakah sumbernya dari bahan baku yang basi, kurang higienis, atau holding time (waktu dari memasak sampai didistribusikan) yang terlalu lama. Dapur akan ditutup hingga investigasi selesai.

Setelah itu, kami memperketat standarisasi dengan syarat-syarat yang sangat ketat.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved