Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Wawancara Eksklusif

Menyapa Generasi Sehat: Kiprah KPPG Pekanbaru dalam Program Makan Bergizi Nasional

Kantor KPPG Pekanbaru bertanggung jawab atas pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis untuk tiga provinsi, yakni Riau, Kepri dan Sumbar

Penulis: Rizky Armanda | Editor: FebriHendra
tribunpekanbaru.com/rizky armanda
WAWANCARA - Pemimpin Redaksi Tribun Pekanbaru, Erwin Ardian (kiri) saat mewawancarai Kepala KPPG Pekanbaru, Dr. Syartiwidya membahas program MBG khususnya di Riau, Jumat (31/10/2025). 

Antara lain, SLHS (Sertifikat Layak, Higienis, dan Sanitasi) yang dikeluarkan Dinas Kesehatan setelah melalui Pelatihan Penjamah Makanan (diikuti 50 orang per SPPG), Instrumen Kesehatan Lingkungan (IKL), Pemeriksaan air (kandungan e-coli, koliform, dan lain-lain).

Kemudian, Sertifikasi Chef, di mana Chef wajib memiliki sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Lalu Sertifikat IPAL, Instalasi Pengelolaan Air Limbah, dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup.

Berikutnya Penyelia Halal, di mana setiap SPPG harus memiliki tenaga yang mengerti dan dilatih sebagai Penyelia Halal.

Selanjutnya, Sanitarian (Ahli Sanitasi), yang mana aturan terbaru mewajibkan 1 Ahli Sanitasi untuk mengawasi 5 SPPG setiap minggunya.

Terakhir, Sertifikat HACCP, Hazard Critical Control Point, untuk mengontrol titik kritis di setiap tahapan dapur, mulai dari bahan baku hingga distribusi.

Semua ini akan berlaku tahun depan, dan jika dapur tidak memenuhi standar, uang sewa untuk investor akan dikurangi.

T: Ini menarik sekali. Kalau kita bicara perputaran uang di dapur-dapur SPPG. Di Riau sendiri, ada berapa banyak dapur, dan seberapa besar peredaran uangnya?

S: Target di Riau adalah 677 SPPG. Saat ini, baru sekitar 47 persen yang sudah terbentuk, sisanya masih dalam tahap persiapan.

Bayangkan, jika kita hitung per SPPG (dapur) rata-rata melayani 2.000-3.000 porsi per hari, dengan anggaran Rp15.000 per porsi, dan kita asumsikan peredaran uang per dapur adalah Rp1 miliar per bulan.

Di Pekanbaru saja ada 100 dapur, artinya ada perputaran uang sekitar Rp100 Miliar per bulan. Itu baru di Pekanbaru.

T: Luar biasa. Selain investor, bagaimana dampak program ini ke masyarakat langsung?

S: Dampaknya sangat terasa dan langsung menyentuh masyarakat.

Pertama, penyerapan tenaga kerja. Satu dapur rata-rata membutuhkan 50 tenaga kerja (relawan). Dengan 100 dapur di Pekanbaru, sudah ribuan tenaga kerja terserap.

Gaji relawan (pencuci, dan lain-lain) minimal Rp2,4 juta per bulan, sementara chef bisa Rp4 juta hingga Rp5 juta.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved