KPK OTT Dinas PUPR Riau
Prihatin dan Kecewa, Reaksi Warga Riau Usai OTT KPK di Pekanbaru hingga Menyeret Gubri Wahid
Bagi sebagian warga, OTT KPK di Pekanbaru dan menyeret Gubri Abdul Wahid ini menjadi pukulan telak sekaligus ironi bagi Provinsi Riau.
Ringkasan Berita:
- Penangkapan Abdul Wahid oleh KPK pada 3 November 2025 menjadi topik hangat di berbagai tempat
- Saat ini Abdul Wahid dan beberapa pejabat Dinas PUPR Riau tengah diperiksa KPK
- Masyarakat menuntut pembenahan sistem pemerintahan agar kasus serupa tidak terulang
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Gubernur Riau Abdul Wahid pada Senin (3/11/2025) sore memunculkan beragam reaksi dari masyarakat.
Kabar tersebut menyebar cepat sejak Senin malam dan menjadi pembicaraan utama di berbagai tempat sejak Selasa pagi, mulai dari warung-warung kopi hingga media sosial.
Bagi sebagian warga, peristiwa ini menjadi pukulan telak sekaligus ironi bagi Provinsi Riau.
Gubernur Abdul Wahid menjadi kepala daerah keempat yang tersangkut persoalan hukum setelah sebelumnya kasus serupa juga menjerat Saleh Djasit, Rusli Zainal, dan Annas Maamun.
Banyak warga menilai hal ini mencoreng marwah Riau sebagai daerah yang kaya dan berpotensi besar namun kerap terjebak dalam persoalan korupsi.
"Pastinya sedih dan kecewa, karena kita melihat beliau ini sosok muda yang membawa semangat baru untuk Riau. Tapi ternyata lagi-lagi nama Riau dikaitkan dengan kasus korupsi," kata Arif, salah seorang pedagang di Jalan Suka Karya kepada Tribunpekanbaru.com.
Di Pasar Pagi Arengka, beberapa pedagang juga mengaku prihatin dengan kabar tersebut.
Mereka khawatir kasus ini akan menghambat program pembangunan yang sedang berjalan.
Baca juga: Ketika Dinas PUPR Jadi Lumbung Korupsi: Jabatan Kadis yang Jadi Langganan OTT KPK
Baca juga: Gestur Gubernur Riau Abdul Wahid Tiba di Kantor KPK, Diam Seribu Bahasa
"Kalau pemimpinnya kena kasus, biasanya pembangunan jadi lambat. Padahal masyarakat masih menunggu janji-janji perbaikan ekonomi selama ini," kata Yuni, pedagang sayur di pasar Pagi Arengka.
Sejumlah warga muda juga menyoroti dampak sosial dari peristiwa ini.
Menurut mereka, kasus korupsi yang berulang di Riau menunjukkan lemahnya integritas dan sistem pengawasan di pemerintahan daerah.
"Bukan cuma pemimpinnya yang salah, tapi sistemnya juga harus diperbaiki. Kalau tidak, setiap periode bisa terulang lagi hal yang sama, mengingat ini sudah yang keempat," ujar Rizky, mahasiswa Universitas Riau.
Warga lainnya, Fitri, menilai bahwa peristiwa ini mencederai kepercayaan publik terhadap pemimpin daerah.
Ia mengatakan, masyarakat sudah lelah mendengar kasus korupsi di tingkat atas sementara kondisi ekonomi rakyat biasa masih sulit.
"Kalau pemimpin sibuk korupsi, siapa lagi yang mau peduli dengan rakyat kecil? Ini menyakitkan," imbuhnya.
Meski demikian, sebagian warga memilih untuk tidak buru-buru menghakimi dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada KPK. Mereka menilai asas praduga tak bersalah tetap harus dijunjung tinggi hingga adanya keputusan resmi.
"Kita tunggu saja hasil penyelidikan. Kalau memang terbukti bersalah, hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu," tutur Gita, warga Jalan Cipta Karya.
10 Orang Diamankan KPK
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengamankan 10 orang dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Riau, pada Senin (3/11/2025) malam.
“Benar, ada kegiatan tangkap tangan yang KPK lakukan di wilayah Provinsi Riau. Saat ini, atau sampai dengan saat ini, ada sekitar sejumlah 10 orang yang diamankan dalam kegiatan tangkap tangan,” kata Juru Bicara KPK Budi Prasetyo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin.
Budi mengatakan, saat ini tim KPK masih berada di lapangan. Dia memastikan akan memberikan informasi terbaru terkait operasi senyap.
“Tim masih di lapangan dan masih terus berprogres, jadi nanti kita akan terus update perkembangannya,” ujarnya.
Gubernur Riau Abdul Wahid dan dua orang lainnya tiba di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, pada Selasa (4/11/2025), usai terjaring operasi tangkap tangan (OTT) pada Senin (3/11/2025).
Mereka tiba di Gedung KPK sekitar pukul 09.35 WIB. Ada tiga orang yang datang lebih dulu.
Abdul Wahid terlihat membawa tas jinjing dan mengenakan kaus putih. Dia tiba sambil menutup wajahnya menggunakan masker putih.
Jubir KPK Budi Prasetyo mengatakan, ada sembilan orang yang akan dibawa ke Jakarta hari ini yang dibagi menjadi dua kloter, yaitu pagi dan siang.
"Yang dibawa pada hari ini ada sembilan orang, nanti ada dua kloter, pagi dan siang. Jadi, selain pihak-pihak yang diamankan, ada juga sejumlah uang sebagai barang bukti yang diamankan dalam kegiatan tangkap tangan ini," kata Budi, di Gedung Merah Putih, Jakarta, Selasa (4/11/2025).
(Tribunpekanbaru/Alexander)
KPK OTT Dinas PUPR Riau
KPK OTT Gubernur Riau
Multiangle
TribunBreakingNews
Gubernur Riau
Abdul Wahid
| Ketika Dinas PUPR Jadi 'Lumbung Korupsi': Jabatan Kadis yang Jadi Langganan OTT KPK |
|
|---|
| Gubri Abdul Wahid Terjaring OTT KPK, Ustadz Abdul Somad Pernah Ingatkan Jangan Main Duit |
|
|---|
| Gubri Abdul Wahid Diperiksa KPK, Apakah Ada yang Pernah 'Lolos' dari OTT? |
|
|---|
| Gestur Gubernur Riau Abdul Wahid Tiba di Kantor KPK, Diam Seribu Bahasa |
|
|---|
| Gubernur Riau Abdul Wahid Akan Jalani Pemeriksaan Lanjutan di Gedung KPK Pasca OTT di Pekanbaru |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/Gubernur-Riau-Abdul-Wahid-diperiksa-kpk-kasus-apa.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.