Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Usulan Pahlawan Nasional 2025

Kisah Mahmud Marzuki, Singa Podium dari Kampar Riau yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Mahmud Marzuki pejuang di Kampar Riau yang diusulkan menjadi Pahlawan Nasional.

|
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: M Iqbal
Istimewa
Kibarkan bendera merah putih yang dijahit sang istri, Mahmud Marzuki kemudian bergerilya mengusir penjajah. Kini menjadi calon pahlawan nasional dari Kampar, Riau. 


Sejarah mencatatkan, beliau memimpin pengibaran bendera Merah Putih yang pertama di Bangkinang setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. 


Dikutip dari Riwayat Perjuangan Mahmud Marzuki yang disusun oleh Tim Peneliti, Pengkaji Peneliti, Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Kampar, kemerdekaan diumumkan di Kampar pada 9 September 1945.


Kala itu, beliau menjadi khatib pada Salat Idul Fitri di Lapangan Simpang Kubu Air Tiris. Ia mengumumkan kemerdekaan dan membakar semangat masyarakat untuk mempertahankannya.


Pada hari itu juga, ia mengadakan rapat akbar di Sekolah Muhammadiyah Air Tiris. Ia mengumpulkan tokoh-tokoh masyarakat dan Muhammadiyah di Limo Koto. Rapar dihadiri antara 150-250 orang. 


Dua hari kemudian, tepatnya pada 11 September 1945, masyarakat mengibarkan Bendera Merah Putih di Lapangan Marosse (sekarang dikenal dengan Lapangan Merdeka) Bangkinang. 


Naskah yang diterima Tribunpekanbaru.com dari TP2GD yang diketuai Yusri Munaf melalui A. Latif Hasyim, mengungkap bendera itu dijahit istri Mahmud Marzuki. Yaitu, Maimunnah binti Yusuf. 


Upacara pengibaran bendera yang langsung dia pimpin itu mendapat pengawasan ketat tentara Jepang dan Belanda. Kala itu, ia menyerukan perlawanan terhadap siapapun yang menurunkan Merah Putih.  


Tak sampai disitu, momen kemerdekaan itu dilanjutkan dengan pembentukan Komite Nasional Indonesia (KNI) daerah Limo Koto. Rapat itu menunjuk Mahmud menjadi Ketua I. 


Lalu pasukan yang dipimpinnya menjadi juru runding dengan pihak sekutu dari Inggris. Sekutu datang ke Bangkinang di bawah pimpinan Mayor Langley. Perundingan itu menyepakati bendera Belanda diturunkan. 


Setelah perundingan itu, Mahmud memimpin perlawanan untuk mengusir penjajah. Pengibaran bendera di beberapa lokasi pun kian massif.


Ia dan pasukannya menyerbu iring-iringan truk tentara Jepang di Lerang Kuok. Lokasi itu salah satu jalur gerilya yang dibuatnya dan para pejuang. 


Beberapa pertempuran secara sporadis pecah. Serangan balasan pun digencarkan pihak Jepang dengan menyergap, menyiksa hingga membunuh masyarakat Bangkinang.  


Tak terkecuali Mahmud dan pasukannya. Ia berhasil  ditangkap bersama 13 temannya setelah terkepung oleh 700-an tentara Jepang di rumahnya. 


Ia mengalami penyiksaan yang kejam selama berminggu-minggu. Ia pun dibebaskan setelah perundingan sekutu dengan Jepang.


Setelah bebas, Mahmud sakit-sakitan akibat siksaan yang dialaminya. Tetapi semangatnya tak surut melawan penjajah. 


Beliau akhirnya wafat pada 5 Agustus 1946. Pemakamannya dihadiri ribuan orang dari Limo Koto, tokoh dan sahabat dari berbagai kota di Sumatera Tengah.

Pemkab Kampar Minta Doa Mahmud Marzuki Jadi Pahlawan Nasional

Wakil Bupati Kampar, Misharti minta doa agar Mahmud Marzuki diputuskan menjadi Pahlawan Nasional.


Mahmud kembali diusulkan menjadi Calon Pahlawan Nasional pada peringatan Hari Pahlawan tahun 2025. Keputusannya di tangan Presiden. 


Ia berharap, tokoh asal Kampar tersebut diangkat menjadi Pahlawan Nasional. "Apalagi beliau sudah beberapa kali diusulkan," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Minggu (9/11/2025).


Ia sendiri sudah menyampaikan secara langsung kepada pihak Kementerian Sosial tentang profil Mahmud Marzuki. Kendati begitu, ia menyatakan, keputusan tetap berada di tangan Presiden.


Ia hanya berharap, sosok sebagai Pengibar Bendera Merah Putih Pertama itu menjadi Pahlawan Nasional. "Kita berdoa semoga beliau ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional," katanya. 


Sebelumnya, naskah usulan tersebut disusun oleh Tim Peneliti, Pengkaji Peneliti, Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Kampar. Usulan disampaikan ke Presiden melalui Kementerian Sosial.  

(Tribunpekanbaru.com/Fernando Sihombing)

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved