Serangan Gajah Liar di Riau
Malam Menegangkan di Perlintasan Gajah di Pekanbaru, Anto Minta Datuk Tak Mengganggu
Gajah dianggap sebagai makhluk yang dihormati dan memiliki hubungan historis dengan masyarakat setempat.
Penulis: Budi Rahmat | Editor: Ariestia
Gajah yang lewat akan memakannya, " ungkap Anto.
Sesuai dengan pernyataan Anto tersebut, dari penglihatan Tribunpekanbaru.com, yang tampak hanya tanaman sawit yang kering.
Kenyataan gajah yang kerap datang dan bisa membahayakan warga, Anto berharap pada pihak yang memegang kebijakan seperti pemerintah daerah dan juga BBKSDA untuk lebih perhatian.
"Tentu saja, warga berharap hidup dan tinggal beraktifitas dengan aman dan nyaman. Karena itu, butuh perhatian dan solusi agar tak menjadi masalah yang serius melibatkan warga," terang Anto.
Menurunya, gajah tetap menjadi hewan yang dilindungi, namun keberlangsungan warga berkehidupan dengan berkebun juga harus menjadi perhatian serius.
"Ini menyangkut nyawa manusia. Jadi harus menjadi perhatian serius. Karena itu kami berharap pihak terkait tersebut memberikan solusi dan peringatan sejak dini," papar Anto.
Katimin, Kepala Seksi Kelurahan Rantau Panjang juga mengungkapkan harapan yang sama.
Menurutnya pasca kejadian, ada komunikasi yang dilakukan dengan pihak BKSDA.
Komunikasi tersebut juga diringi dengan harapan bagaimana potensi konflik gajah dengan warga bisa diminimalisir.
"Pihak BKSDA langsung berkomunikasi dengan pihak kecamatan, kelurahan dan warga. Di sana tentu saja ada pengarahan dan kami sampaikan harapan," ungkap Katimin. (Tribunpekanbaru.com/Budi Rahmat)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/Perlintasan_Gajah_di_RT_02_RW_002_Kelurahan_Rantau_Panjang_Pekanbaru.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.