Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Nicolas Nombok Biaya Operasional, Terjebak 27 Jam di Pelabuhan RoRo Bengkalis

Nicolas, supir angkutan buah asal Duri terjebak antrean di Pelabuhan RoRo Bengkalis selama 27 jam.

Penulis: Muhammad Natsir | Editor: M Iqbal
Tribunpekanbaru.com/Muhammad Natsir
Nicolas Supir Angkutan Buah asal Duri terjebak diantrean Pelabuhan RoRo Bengkalis selama 27 jam. 

Tambahan biaya akibat menunggu antrean harus ditanggung sendiri, bos tempatnya bekerja tidak memberikan tambahan biaya operasional lagi dengan kondisi seperti ini.


"Nombok duit pribadi jadinya uang operasional tidak cukup, belum biaya makan dan minum selama di sini. Uang operasional sekitar Rp 700.000 mana cukup," jelasnya.


Menurut dia, menutup opersional tersebut dirinya menggunakan uang upah angkutan. Sehingga uang yang di bawa pulang sebagai upah harus berkurang, untuk trip ini saja sudah nombok Rp 150.000 uang pribadinya.


Nicolas sudah tiga tahun menjadi supir untuk angkutan buah dengan rute Duri - Bengkalis. Pengantaran dilakukan sekali sampai dua kali dalam sepekan. 


Kondisi terjebak diantrean bukan hal baru dirasakannya. Hampir setiap kondisi kapal bermasalah dirinya harus rela tidur di pelabuhan.


"Kalau tidur kami lebih milih di dalam mobil saja. Meskipun tidak nyaman, atau kami bilangnya tidur tidur ayam saja," ungkapnya.


Kalau tidur di luar malam hari udara dingin,  kondisi juga ramai. Jadi lebih baik di dalam mobil saja dengan kondisi jendela mobil di buka sedikit.


Kurang tidur karena mengantre memiliki dampak saat berjalan menuju pulang ke Duri. Tidak jarang dirinya merasa ngantuk jika memaksakan perjalanan setelah menyeberang. 


"Yang jelas ngantuklah kurang tidur, namun harus di paksa. Seperti hari ini saja, buah di toko kota Duri ada yang masuk dari Medan, besok harus berangkat lagi ke Bengkalis untuk diantarkan ke kedai di sini," jelasnya


Sebagai pengguna jasa penyeberangan yang rutin hampir setiap pekan menggunakan RoRo, Nicolas berharap pemerintah Bengkalis betul betul membenahi pelayanan RoRo ini. Jangan lagi kondisi harus mengantre berhari hari terus berulang.


"Kalau di lihat kondisinya di lapangan, masalahnya ada di kapal, harusnya pemerintah sudah lakukan penambahan kapal lebih dari tiga kapal. Pasti aman penyeberangan ini, seperti kalau kondisi normal, kami saja bisa balik hari," terangnya.


Selain penambahan kapal fasilitas umum di pelabuhan juga perlu di benahi, mulai dari ketersedian air bersih, hingga tempat istirahat harusnya selalu di buka.


"Seperti air bersih sore sekitar jam enam sering kosong. Kami mau mandi ataupun buang air susah," terangnya.


Tempat istirahat umum yang tersedia juga harusnya dibuka setiap saat. Sehingga para supir yang terjebak antrean seperti saat ini bisa memanfaatkan tempat tersebut untuk istirahat.


"Hari ini saja luar biasa panasnya, kalau buka tentu supir supir seperti kami bisa beristirahat sedikit nyaman di sana," tandasnya.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved