Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Sepak Terjang Sunny Tanuwidjaja bersama Ahok

Sepak Terjang Sunny Tanuwidjaja bersama Ahok

Editor:
Kompas/Lucky Pransiska
Politisi Partai Golkar, Akbar Tandjung berbicara mengenai ketidakpercayaan masyarakat terhadap partai politik dan masa depan demokrasi di Jakarta, Rabu (7/3). Hadir dalam diskusi tersebut peneliti CSIS, Sunny Tanuwidjaja (kanan), Frans Magnis Soeseno (tidak yampak) untuk mengkritisi pokok perubahan dalam undang-undang pemilihan umum dan kemungkinan mengembangkan sistem perwakilan non partisan dalam proses demokrasi. Kompas/Lucky Pransiska 

Selain bertemu dengan petinggi partai politik, Ahok menyebut Sunny juga terlibat saat ia mendampingi Joko Widodo maju dalam pemilihan kepala daerah 2017. Saat itu, Sunny-lah yang berperan mengatur jadwal kampanye Ahok.

"Pas saya ke kampung-kampung buat sosialisasi, dia ikut," ujar Ahok.

Dekat dengan konglomerat

Ahok tak menampik jika Sunny memiliki jaringan ke para konglomerat karena latar belakangnya sebagai sepupu dari istrinya, Franky Oesman Widjaja, anak dari bos Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja.

Di luar kegiatannya menyusun desertasi, Ahok menyebut Sunny bekerja untuk Peter Sondakh, pemilik Rajawali Corporation sekaligus salah satu orang terkaya di Indonesia.

Sebelum bekerja di perusahaan milik Peter, Sunny diketahui bekerja di Central for Strategic and International Studies (CSIS).

"Jadi, di CSIS sudah keluar, terus kerja sama Peter Sondakh," kata Ahok.

Kedekatan inilah yang Ahok duga jadi penyebab Sunny terseret dalam kasus suap yang menjerat Sanusi.

"Saya dengar kan Sanusi ada nyebutin nama. Sunny kan memang sering ketemu pengusaha, ketemu kita semua. Saya kira supaya lebih jelas aja," kata dia di Balai Kota, Kamis (7/4/2016) malam.

Apa jabatan Sunny?

Ahok tak mau menganggap Sunny sebagai staf khusus karena ia menyebut tidak pernah menggaji Sunny.

Namun, Ahok mengaku mempercayakan Sunny jabatan sebagai Direktur Eksekutif di Center for Democracy and Transparency (CDT), sebuah lembaga kajian dan riset opini publik. Di lembaga itu, Ahok tercatat sebagai salah satu pendirinya.

"Aku kan enggak boleh lagi pegang yayasan dan LSM, makanya kukasih ke dia," ujar Ahok.

Meski cenderung menganggap Sunny sebagai teman biasa, Ahok mengaku sering meminta saran darinya karena latar belakang pendidikan Sunny.

"Bahasa kampung saya, 'kalau bodoh, nurut; kalau pintar, ngajarin'. Jadi, saya sama staf saya sederhana, kalau Anda lebih pintar, ajarin saya. Kalau lebih bodoh, saya ajarin," ujar Ahok di Semanggi, Jumat (8/4/2016). (*)

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved