Eksklusif
Pasar Tumpah di Jalan Ilegal, Namun Disperindag Pekanbaru Batasi Sampai Pukul 06.00
Sejauh ini aktivitas tersebut belum ada keluhan dari pengendara dan pihak sekolah yang ada di sekitar pasar tumpah tersebut
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pemerintah Kota Pekanbaru, melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), sudah lama mengetahui adanya pasar tumpah di beberapa ruas jalan di Pekanbaru. Ditegaskan, pasar tersebut merupakan pasar ilegal yang tidak diatur didalam Peraturan Daerah (Perda).
Namun karena saat ini Pemerintah Kota Pekanbaru belum bisa menyediakan pasar induk yang bisa dijadikan sebagai sentra bongkar muat kebutuhan pohok dan sayuran, pemerintah kota terpaksa memberikan kelonggaran.
"Itu tidak termasuk kategori pasar. Jadi tidak permanen. Kita berikan mereka izin sampai pukul 06.00 WIB," kata Kepala Bidang Perdagangan, Disperindag Kota Pekanbaru Irba Sulaiman.
Baca: Ibu Lari 3 Km Bawa Pisau Dapur Selamatkan Anaknya yang Digilir 3 Pria, Kasusnya Bikin Geger
Baca: Wanita Hamil Ini Syok Bukan Main Saat Mau Melahirkan, Dokter Temukan Makhluk Mengerikan Ini
Ia menegaskan, antara pedagang dengan pedagang sebelumnya sudah sepakat dan sudah membuat surat pernyataan, jika sewaktu-waktu ada protes dari masyarakat atau pengguna jalan, maka mereka harus pindah.
"Sampai hari ini kita belum mendapatkan laporan resmi aktifitas mereka menggangu. Artinya, sepanjang itu tidak menganggu, kita perbolehkan dengan catatan pukul 07.00 WIB pagi mereka sudah harus bersihkan seluruh daganganya," ujarnya.
Sementara untuk bongkar muat di Pasar Pagi Arengka, juga sama. Tetap diperbolehkan namun tidak boleh melebihi pukul 06.00 Wib. Belakangan ini banyak pedagang yang membandel dan membuka lapaknya di jalur lambat pasar itu hingga siang hari.
Baca: Jual Berbagai Jenis Sayuran di Pasar Tumpah di AKAP, Pria Ini Ngaku Bayar Rp 80 Ribu Setiap Malam
Baca: Video: Ini Dia Penyebab Pedagang Gelar Dagangan di Bahu Jalan
"Ini yang tidak boleh. Makanya setiap dua minggu sekali kita turunkan Satgas kesana untuk melakukan partroli dan pengawasan. Mereka tidak kita benarkan berjualan di jalur lambat," sebutnya.
Irba mengungkapkan, beberapa pasar swasta yang ada di Pekanbaru memang dijadikan sebagai titik pasar tumpah. Di antaranya Pasar Tangor di Kulim, Pasar Pagi Arengka serta Pasar Selasa di Tampan.
Sedangkan yang di Jalan Ahmad Yani, sekitar RS Santa Maria, menurut Irba lokasi tersebut buka termasuk pasar tumpah.
"Itu bukan pasar, mereka hanya pedagang grosir sayur, makanya kita arahkan mereka untuk melakukan bongkar muat di terminal AKAP," katanya.
Namun karena jumlah pedagang yang melakukan bongkar muat di terminal AKAP cukup banyak, maka pihaknya memberikan kelonggaran bagi pedagang untuk melakukan aktifitas bongkar muat di Jalan Ahmad Yani.
Baca: Untuk Buka Lapak di Pinggir Jalan Pedagang Bayar Hingga Rp 200 Ribu di Awal dan Rp 3 Ribu Perhari
"Itu pindahan dari jalan Nangka. Karena tidak bisa semuanya di tampung di terminal AKAP," ujarnya.
Sejauh ini aktivitas tersebut belum ada keluhan dari pengendara dan pihak sekolah yang ada di sekitar pasar tumpah tersebut.
"Setiap pukul 06.30 WIB, petugas kita sudah turun ke sana untuk memastikan tidak ada lagi akifitas bongkar muat disana," kata Irba.
Sementara saat disinggung terkait adanya pungutan yang dilakukan oleh oknum tertentu kepada pedagang yang melakukan akifitas bongkar muat sayuran dan buah-buahan di pasar tumpah, Irba menegaskan bahwa pungutan tersebut tidak dibenarkan. Ia katakan, Pemko Pekanbaru tidak pernah menarik retribusi dari aktifitas bongkar muat tersebut.
"Tidak boleh dipungut, itu diluar kewenangan kita. Kalau ada yang meminta pungutan itu sudah termasuk pungli. Kami minta kawan-kawan dari penegak hukum bisa masuk ke sana," ujarnya.
Namun untuk diterminal AKAP, kata Irba, memang ada pungutan. Namun pungutan tersebut dilakukan oleh persatuan pedagang dan besarannya diputuskan secara bersama-sama.
"Kalau dari Pemko kita tidak ada meminta pungutan," kata dia.
Soal pasokan sayuran, cabai dan buah-buahan di Pekanbaru, Irba membenarkan sebagian besar masuk dari luar Pekanbaru, bahkan Riau. Pasokan cabai dan holtikultura berasal dari tiga pintu masuk. Yakni dari pintu lintas barat, lintas utara dan lintas timur. Untuk pintu barat dipasok dari Payakumbuh, Bukittinggi, Solok dan Pandang Panjang di Sumatra Barat. Kemudian untuk pintu lintas utara di pasok dari Padang
Sidempuan, Berastagi dan wilayah lain di Sumatra Utara. Sedangan dari pintu timur dipasok dari Palembang, Kerinci, Jambi dan Jawa.
"Dalam satu hari kita mendapatkan pasokan cabai lebih kurang 50 ton. Sedangkan untuk holtikultura, seperti kol, kentang, wortel, timun dan sayuran dalam satu hari pasokan yang masuk berkisar 10 sampai 15 ton," bebernya. (TRIBUN PEKANBARU CETAK/dri/ale/smg)
Bagaimanakah usaha Pemko Pekanbaru untuk mengatasi pedagang yang menggelar dagangan di bahu dan trotoar jalan di Pekanbaru? Baca selengkapnya di Harian Tribun Pekanbaru Edisi HARI INI.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/komdisi-bongkar-muat-di-depan-pasar-pagi-arengka_20171012_091335.jpg)