Kampar
Sebelum Penemuan Jejak Kaki, Seorang Warga Mengaku Bertemu Harimau
Ada sebuah cerita dari warga soal pertemuan dengan sosok harimau. Kemudian ditemukan jejak kaki Si Raja Rimba tersebut
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Budi Rahmat
Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Nando
TRIBUNPEKANBARU.COM, BANGKINANG- Rumor keberadaan Harimau santer beredar di tengah-tengah warga Desa Koto Tuo Kecamatan XIII Koto Kampar.
Warga dihantui Si Raja Rimba saat ingin pergi ke kebun Karet milik mereka.
Sekretaris Desa Koto Tuo, Arison Eka Saputra mengatakan, sebenarnya rumor tersebut beredar antar warga setelah cerita pertemuan seorang wanita paruh baya, Imar dengan seekor Harimau.
Baca: Tidak Jadi Tahun Ini, Dewan Ingatkan Pemprov Riau Kesiapan Embarkasi untuk Musim Haji Berikutnya
Wanita itu diceritakan melihat sosok Harimau di tengah perjalanan menuju Kebun Karet.
Sedangkan diduga jejak Harimau ditemukan warga pada Rabu, 4 Juli lalu.
"Setelah cerita warga ketemu Harimau itulah, ditemukan jejak itu," ujar Arison, Selasa (10/7/2018) sore.
Baca: Ando Terpilih Secara Aklamasi Sebagai Ketua KONI Inhu Periode 2018-2022
Arison mengatakan, selama ini belum pernah ada rumor kedatangan Harimau ke Koto Tuo.
Sebelumnya, warga pernah diresahkan kedatangan Kera beberapa bulan lalu.
"Hutan di desa kami sudah banyak jadi kebun Sawit. Kebun Karet masyarakat memang luas. Tapi sudah ada dari dulu," kata Arison.
Jejak Kaki
Tim reaksi cepat BBKSDA Riau turun ke lokasi ditemukannya diduga jejak Harimau di Desa Koto Tuo Kecamatan XIII Koto Kampar, Selasa (10/7/2018). Tim didampingi unsur pemerintahan desa dan masyarakat.
Sekretaris Desa Koto Tuo, Arison Eka Saputra yang ikut ke lokasi menyebutkan, diduga jejak Harimau ditemukan di tiga titik. Jejak itu mengarah ke kawasan hutan perbatasan Kampar dengan Provinsi Sumatera Barat.
"Ada banyak jejak. Ada Babi, ada Anjing, tapi yang diduga jejak Harimau itu ditemukan di tiga titik," ungkap Arison. Jejak-jejak itu ditemukan di dalam perkebunan karet milik warga yang terletak di Dusun IV.
Baca: Ini Tanggapan Kandinsos Terkait Keberadaan Gepeng di Kota Pekanbaru
Arison mengatakan, sesuai saran BBKSDA, masyarakat diminta memasang umpan di lokasi perlintasan satwa dilindungi tersebut. Gunanya untuk memastikan hewan pemilik jejak itu. Warga berencana menambat Anjing.
"Kalau Anjingnya dalam tiga hari nggak diganggu, berarti cuma lewat aja. Tapi kalau Anjing itu dimakan, berarti Harimaunya lapar," ujar Arison. Menurut dia, warga diminta segera memberitahu BBKSDA jika Anjing umpan itu diserang. Kemudian BBKSDA akan membawa perangkap dan senjata bius. (*)
