Pelalawan
Teror Harimau di Labuhan Bilik,19 Kambing Menghilang, Sapi Diserang, Anjing Dibunuh Tanpa Disantap
Seminggu yang lalu sapi warga diserang lagi. Diduga serangan harimau, karena jejaknya ada di sekitar kandang belakang rumah.
Penulis: johanes | Editor: Nurul Qomariah
Anjing lebih tragis lagi. Setiap warga yang memiliki anjing tidak akan bertahan lama.
Hewan itu didapati tak bernyawa dengan sejumlah luka. Hanya saja kebanyakan anjing dibunuh saja, hanya sedikit yang dagingnya dimakan.
Sudirman memperkirakan jika harimau yang menjadi terduga pelaku pemangsa ternak itu bersembunyi di padang bakar yang terbentang di sepanjang pantai Sungai Kampar.
Ia berharap BBKSDA turun ke desa untuk melakukan pemantauan teror harimau terhadap hewan ternak warga.
BKSDA Sudah Terima Laporan
Ternak milik warga Desa Labuhan Bilik Kecamatan Teluk Meranti sering dimangsa satwa yang diduga Harimau Sumatera dalam tiga bulan terakhir.
Menurut Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau, Suharyono, melalui Kabid Wilayah I Hansen, pihaknya telah menerima laporan terkait serangan harimau di desa itu.
Tim investigasi yang berjumlah tiga orang telah diturunkan untuk melakukan pemeriksaan awal mulai dari investigasi dan identifikasi.
"Tim sudah bertemua dengan Camat Teluk Meranti untuk melakukan invetisgasi. Memang ada pengaduan sapi yang diterkam oleh harimau," tutur Hansen, Senin (8/4/2019).
Biasanya, lanju Hansen, hasil investigasi akan menentukan apakah harimau tersebut akan dievakuasi atau dari lokasi tersebut.
Termasuk melakukan pencegahan-pencegahan terjadinya konflik satwa dengan manusia di lokasi dimana harimau itu sering muncul.
Sambil menunggu hasil investigasi, kata Hansen, masyarakat diiimbau untuk mengurangi aktivitas di areal hutan dan tempat yang sering didatangi harimau.
"Untuk informasi lokasi konflik ini, kita rahasiakan dulu. Untuk menghindari adanya campur tangan orang-orang yang tak bertanggungjawab yakni perburuan liar terhadap satwa. Yang jelas masyarakat kita imbau agar lebih waspada dan berhari-hati," paparnya. (Tribunpelalawan.com/johannes tanjung)