Pemilu 2019
KPU Riau Berharap Perhatian Pusat untuk Keluarga Penyelenggara Pemilu 2019 yang Meninggal dan Sakit
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau berharap perhatian pusat untuk keluarga penyelenggara Pemilu 2019 yang meninggal dan sakit
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Nolpitos Hendri
KPU Riau Berharap Perhatian Pusat untuk Keluarga Penyelenggara Pemilu 2019 yang Meninggal dan Sakit
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau berharap perhatian pusat untuk keluarga penyelenggara Pemilu 2019 yang meninggal dan sakit.
Komisioner KPU Riau Divisi Data Abdul Rahman mengatakan pihaknya sudah melaporkan adanya lima orang meninggal dan 17 sakit penyelenggara Pemilu di Riau.
Pihaknya berharap ada atensi dan apresiasi dari KPU RI kepada korban dan keluarganya.
Baca: REKOMENDASI Bawaslu Riau sudah Lalui Proses Kajian, 26 TPS PSU dan 86 TPS PSL, 12 TPS di Kampar PSL
Baca: Tiga KPU Kabupaten di Riau Terima REKOMENDASI Bawaslu untuk Gelar PSU dan PSL Pemilu 2019, 6 BELUM
Baca: Global Wakaf ACT Hasilkan MINYAK ATSIRI dari Serai Wangi Sebanyak 175 Kilogram dalam Setahun
"Kami sudah lapor ke KPU RI agar dapat atensi dan apresiasi dari KPU kepada petugas yang ada di Riau," ujar Abdul Rahman kepada Tribunpekanbaru.com Senin (22/4).
Abdul Rahman mengakui para petugas KPPS, PPS dan PPK hingga KPU Kabupaten dan Kota tidak mendapatkan asuransi kesehatan.
Sebelumnya sempat diusulkan namun tidak diakomodir Kementerian Keuangan.
"Memang untuk asuransi kesehatan atau BPJS sampai hari ini belum ada untuk petugas di lapangan. Sudah sempat diusulkan dan disepakati KPU dan Komisi II namun belum disahkan Kementerian Keuangan," ujar Abdul Rahman.
Sementara untuk tindakan yang dilakukan KPU Riau sampai saat ini baru sekedar memberikan bantuan sosial secara sukarela dari para Komisioner dan pegawai sekretariat.
"Apa yang kami lakukan saat ini baru sumbangan sosial teman - teman Komisioner KPU dari Provinsi dan Kabupaten serta sekretariat membantu secara sukarela," jelas Abdul Rahman.
Memang diakui Abdul Rahman perlu evaluasi dan kajian yang mendalam lagi untuk pelaksanaan Pemilu serentak, karena pelaksanaan pemilu serentak yang rumit ini dianggap petugas dibawah banyak tidak siap.
Baca: Gunakan Form C1 KAWAL Pemilu 2019, Hendry Munief DIDATANGI Petinggi Parpol, PKS Jaga SUARA RAKYAT
Baca: Boikot Nasi Padang Viral di Medsos, Kvitland Malah Ciptakan Lagu Karena Sukai Nasi Padang - VIDEO
Baca: Download Lagu MP3 Goyang Nasi Padang, Plus Video Gudang Lagu Nella Kharisma,Via Vallen,Siti Badriah
"Tentunya ini nanti ada ditingkat pusat, semuanya akan dikaji dan diperbaiki, "jelasnya.
Selain kesiapan fisik juga kesiapan anggota dalam memahami regulasi sangat penting, terutama untuk UU Pemilu nomor 7 tahun 2017 banyak yang tidak memahami di lapangan.
"Ada 300 halaman aturan yang harus dipahami disana, makanya tentu harus ada evaluasi nantinya. Banyaknya regulasi dan tingginya beban kerja akan menjadi bahan evaluasi, "jelas Abdul Rahman.
Sebagaimana diketahui hingga Senin (22/4) sudah 5 orang petugas penyelenggara meninggal dunia di Riau setelah menjalankan tugas penyelenggaraan pemilu.
Diduga mereka meninggal akibat kelelahan karena menghabiskan energi dalam pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara pemilu.
Total semua jumlah yang sudah terdata sakit dan meninggal mencapai 22 orang.
Lima orang yang sudah meninggal tersebut Suratinizar, Ketua KPPS 02 Desa Bantan Tua, Kecamatan Bantan, Kab. Bengkalis, meninggal kecelakaan pasca tugas.
Yansen Andrys David, Ketua KPPS TPS 5 kelurahan Bengkalis kota kabupaten Bengkalis meninggal dunia akibat serangan jantung.
Baca: Grab akan Jodohkan Pengemudi dengan Penumpang Perempuan
Baca: Polisi Bekuk Dua Pengedar Sabu di Tengah Malam
Baca: Ada Perbedaan Salinan C1, Hitung Ulang Dilakukan Saat Pleno PPK Singingi Hilir
Umar Banu, ketua kpps 16 kelurahan Simpang kanan Kecamatan Simpang kanan Rokan hilir meninggal dunia.
Ema Anggota KPPS1 Desa Bedeng Sikuran Kecamatan Inuman, Kab Kuantan Singingi, Meninggal Akibat Kecelakaan, pulang dari menjalankan tugas.
Faisal, Ketua kpps tps 01 desa kumantan Kecamatan Bangkinang kota Kabupaten Kampar meninggal Dunia malam sepulang pleno rekapitulasi kecamatan.
Selain lima orang meninggal juga ada beberapa orang yang terbaring sakit diantaranya Stroke, seperti Adrizon, Ketua KPPS 51 kelurahan Sialang Munggu, Kecamatan Tampan stroke saat penghitungan suara di TPS kota Pekanbaru
Ismi Susilastuti Ketua PPK Senapelan kota Pekanbaru.
Pingsan saat pleno tingkat kecamatan.
Sugiharto, pingsan saat pleno desa gading sari Kecamatan tapung Kabupaten Kampar, dan dirujuk ke rumah sakit Prima
Selanjutnya Erwin PPK kecamatan Kuala Kampar Pelalawan, Pingsan saat tugas pleno.
Samaun, Anggota kpps 38 desa perawang barat, kec tualang, siak.
Baca: Jaringan dari Pusat Bermasalah, Disdukcapil Pelalawan Riau Tak Bisa Cetak KTP-elektronik
Baca: Tiga Anak Miliarder Denmark Jadi Korban Tragedi Bom di Sri Lanka
Baca: Banyak Kesalahan Penulisan Data, PPK Pangkalan Kerinci Baru Tuntaskan 14 TPS dari Total 225
SAKIT diserang stroke.
Saat ini dirawat dirumah sakit eka hospital pekanbaru.
Kemudian Umi kulsum, Ketua kpps 1 desa tasik seminai kec koto gasib siak. Pulang dari tps, terjatuh bersama sepeda motor.
Saat ini dirawat di rumah sakit pangkalan kerinci Pelalawan. Awaludin Sekretaris PPS di kecamatan langgam Pelalawan jatuh dikamar mandi saat istirahat sholat, kehilangan penglihatan ( sudah keluar RS dan penglihatan sudah normal).
Annisa sholehati ,PPK kec.kuok pingsan saat pelaksanaan pleno dan langsung di bawa ke puskesmas terdekat.
Rani Hariani, anggota KPPS di TPS 1 desa terbangiang Kec. Bandar Petalangan Pelalawan kelelahan akibat bekerja 24 jam tanpa istirahat sama sekali.
Saat ini dirawat di Puskesmas pembantu di desa Terbangiang.
Bakhtiar anggota KPPS TPS 1 desa terbangiang Kecamatan Bandar Petalangan Pelalawan kelelahan akibat bekerja 24 jam tanpa istirahat sama sekali.
Saat ini dirawat di Puskesmas pembantu di desa Terbangiang.
Baca: Jokowi-Maaruf KALAH Pilpres 2019 di Riau, Kepala Daerah yang DUKUNG 01 Dikabarkan Mengundurkan Diri
Baca: Ratusan Brimob Dikerahkan ke Jakarta, Kubu Prabowo: Jangan Timbulkan Kesan Ibukota Tidak Aman
Baca: UPDATE! Prabowo Subianto Kembali Buat Pernyataan: Ada Kecurangan Luar Biasa, tapi Kita Tetap Menang
Ali Akbar Anggota KPPS TPS 1 desa permai kecamatan Rangsang Barat Kepulauan meranti, linglung (takut ketemu dengan polisi, dan orang lain) setelah menyelesaikan penghitungan suara sampai jam 5 subuh.
Patma Areta , Anggota KPPS 17 Desa Pematang Tebih, Kecamatan Ujung Batu Rohul Keguguran Anak Pertama dan sekarang dah pulang ke rumah dari RS menunggu jadwal kuret.
Desi Riya Sandi ketua pps desa sepungguk Kecamatan Salo Kabupaten Kampar mengalami sakit karena kelelahan dan dirawat jalan.
Kemudian Hamzah PPS Desa Pabenaan Kecamatan Keritang - Inhil, jatuh di Jembatan pada tgl 18 April jam 02.00 setelah pulang dr Sekretariat PPK, kondisi saat ini terkilir dan bengkak di bagian tangan dan pinggang.
Kemudian Jumirah petugas KPPS 03 desa seresam Kecamatan Seberida inhu Mengalami kelelahan fisik sehingga di rawat di rumah sakit.
Rina kumala sari petugas PPS Desa Kuala Cenaku Kecamatan Kuala Cenaku Inhu mengalami pingsan akibat kelelahan saat membawa logistik dari TPS ke kecamatan
Susilawati ketua PPS Kecamatan Batang cenaku inhu dilarikan ke rumah sakit pukul 3.00 WIB akibat faktor kelelahan. (Tribunpekanbaru.com/Nasuha Nasution)