Berita Riau

NARKOBA Masuk ke Desa-desa di Riau, Warga INTROGASI Pengedar Narkotika, Jangan Masuk Kampung Kami

Peredaran narkotika dan obat-obatan (Narkoba) sudah masuk ke desa-desa di Riau, warga introgasi pengedar narkotika, jangan masuk kampung kami

Tribun Pekanbaru/Bynton Simanungkalit
Peredaran narkotika dan obat-obatan (Narkoba) sudah masuk ke desa-desa di Riau, warga introgasi pengedar narkotika, jangan masuk kampung kami 

NARKOBA Masuk ke Desa-desa di Riau Pengedar Jangan Masuk Kampung Kami, Pemuda Kompak Perangi Narkoba

TRIBUNPEKANBARU.COM, RENGAT - Peredaran narkotika dan obat-obatan (Narkoba) sudah masuk ke desa-desa di Riau, warga introgasi pengedar narkotika, jangan masuk kampung kami.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Riau, Brigjend Untung Subagio pernah menyampaikan Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) tidak aman dari peredaran narkoba.

Fakta pahit yang ditemukan, area persebaran narkoba di Kabupaten Inhu Riau saat ini sudah sampai ke desa-desa.

Baca: SIDANG PraPeradilan Penangkapan Aktivis di Riau, Pemohon Dabson Keberatan Pengajuan Bukti Tambahan

Baca: NASIB PETANI Peserta BPJS Kesehatan Terpaksa Pulang Saat Kondisi KRITIS Biaya Operasi tak Ditanggung

Baca: Diberi PERINGATAN Soal Mobdin Anggota Dewan, Romi Sinaga Kembalikan Mobil Dinas Pemko Pekanbaru

Baca: DISKON HARI INI dan Diskon Pekan Ini Beli Mobil di Pekanbaru, Suzuki All New Ertiga, Carry, Wuling

Sasarannya tidak cukup di kalangan dewasa dan berduit, namun anak-anak remaja yang masih sekolah pun sudah jadi korban.

Kondisi ini membuat warga Desa Perkebunan Sungai Lala, Kecamatan Sungai Lala, Kabupaten Inhu geram dan kemudian kompak memerangi narkoba.

Bahkan ada warga bersedia menyumbang uang tunai puluhan juta Rupiah untuk biaya memerangi narkoba.

Ismu Wibowo, Sekretaris Desa Perkebunan Sungai Lala mengatakan gerakan yang mereka lakukan adalah murni didasari keresahan dan kebencian mereka terhadap narkoba.

Gerakan itu seperti menjadi pertanda bahwa masyarakat hilang rasa percaya terhadap aparat dalam pemberantasan narkoba.

Meski Ismu membantahnya.

NARKOBA Masuk ke Desa-desa di Riau Pengedar Jangan Masuk Kampung Kami, Pemuda Kompak Perangi Narkoba
Peredaran narkotika dan obat-obatan (Narkoba) sudah masuk ke desa-desa di Riau, warga introgasi pengedar narkotika, jangan masuk kampung kami (Tribun Pekanbaru/Bynton Simanungkalit)

Pada saat wawancara bersama Tribun, Ismu mengulang kembali kejadian pada hari lebaran pertama tahun 2019 di Desa Perkebunan Sungai Lala kemarin.

Kejadian yang semakin menyulutkan api kebencian terhadap narkoba dan semakin menggelorakan gerakan memerangi narkoba di kampung mereka.

Kejadian itu dialami oleh satu keluarga yang disembunyikan identitasnya.

Baca: HARGA TBS Kelapa Sawit di Riau Pekan Ini TURUN, Penurunan Terbesar Dialami Kelompok Umur 10-20 Tahun

Baca: Aktivitas ILEGAL LOGGING di SM Rimbang Baling Riau Mengkhawatirkan, Tiga Truk Dicegat Dalam Dua Hari

Baca: Dugaan KORUPSI Pembangunan Gedung Fisip UNRI, Seret Lima Tersangka, Penyidik Minta Pendapat Ahli

Ismu bercerita saat itu seorang ayah memergoki sms anaknya yang masih berstatus pelajar SMP menerima pesanan narkoba dari seorang pengedar.

Atas inisiatif keluarga, mereka menjebak pengedar tersebut dan mengatur pertemuan untuk transaksi narkoba. Jebakan itu berhasil, sang pengedar ditangkap dan dipertontonkan ke warga di kampung itu.

"Sengaja tidak langsung kita serahkan ke Polisi, kita tahan dulu sampai masyarakat ramai. Supaya masyarakat tahu siapa yang menjadi pengedar di kampung ini," katanya.

Selain mengamankan pelaku pengedar, mereka juga berhasil mengamankan satu bong yang sudah diisi paket shabu sekali hisap yang rencananya akan dijual seharga Rp 100 ribu kepada si anak.

Ismu mengungkapkan pengedar tersebut juga salah satu warga di desa tersebut.

Pada malam waktu kejadian tersebut, warga bertindak seperti Polisi.

Menyerang si pelaku pengedar dengan ribuan pertanyaan, dari mana sumber barang haram itu, siapa bandar besarnya dan macam-macam pertanyaan dengan maksud sama diulang-ulang untuk mengorek peredaran narkoba di kampung mereka.

Melalui pengakuan pelaku, warga mengetahui identitas dan alamat bandar yang menjadi sumber narkoba tersebut.

Baca: ASET Milik Pemprov Riau Diduga Diserobot Oknum Masyarakat, Ancam Tempuh Jalur Hukum

Baca: Profil CEWEK CANTIK Asal Pekanbaru Punya Prestasi dalam Modern Dance dan Fashion Show, Ini fotonya

Baca: 4 Pegawai BUMD Pemprov Riau Diperiksa Jaksa, Pendalaman Dugaan Korupsi di PT PER, Ini Status Mereka

"Ada tiga orang yang kita tahu, malam itu langsung kita datangi ramai-ramai rumahnya," kata Ismu.

Ismu mengatakan mereka tidak hanya melakukan penggerebekan, namun juga menggeledah seluruh isi rumah yang diduga menjadi tempat tinggal pengedar tersebut.

Di satu rumah warga menemukan sisa-sisa plastik pembungkus shabu dan alat isap berupa bong. Namun sayangnya warga tidak menemukan orang yang dimaksud si pelaku pengedar.

Di dalam rumah tersebut juga terdapat anggota keluarga lainnya.

"Namun keluarga itu hanya bisa pasrah, tapi ada satu keluarga yang mengaku sudah mengusir anggota keluarganya yang menjadi pengedar narkoba dari rumahnya," kata Ismu.

Setelah melakukan penggerebekan, warga kemudian membawa pelaku pengedar yang berhasil diamankan ke kantor Polisi Polsek Pasir Penyu.

Namun aparat Kepolisian Polsek Pasir Penyu tidak bisa melakukan penahanan terhadap pelaku pengedar dengan alasan barang bukti narkoba yang diamankan jumlahnya terlalu sedikit.

Ada kekecewaan dalam hati warga pada malam itu.

Baca: NASIB PETANI Peserta BPJS Kesehatan Terpaksa Pulang Saat Kondisi KRITIS Biaya Operasi tak Ditanggung

Baca: SENTUH Tujuh Bagian Ini pada Wanita, Dia Akan Jatuh ke Pelukanmu, Lakukan Hanya dengan Pasangan Anda

Baca: Sejumlah Nama Awak Media Dicatut Forum Wartawan Layak Anak, SK Pengurus Oleh Plt Walikota Pekanbaru

Kekecewaan yang mereka rasakan, semakin menguatkan tekad mereka untuk memerangi narkoba.

Sejumlah spanduk berisi ancaman terhadap pengedar narkoba dipasang di berbagai sudut.

"Kalau ada kedapatan di kampung kita mengedarkan narkoba, akan kita tangkap sendiri baru diserahkan ke Polisi," kata Ismu.

Sementara itu apabila ada warga mereka yang kedapatan menjadi pengedar narkoba, maka pemerintahan desa sepakat mengeluarkan orang tersebut dari kampung mereka.

Upaya itu dilakukan untuk melindungi 1300 lebih kepala keluarga di desa tersebut.

Tidak hanya pemerintahan desa, gerakan ini juga didukung oleh organisasi pemuda dan organisasi masyarakat di Sungai Lala.

Aris, Ketua Laskar Merah Putih (LMP) di Kecamatan Sungai Lala menegaskan mengerahkan semua anggotanya untuk memantau peredaran narkoba di Sungai Lala.

"Anggota saya, saya minta pantau peredaran narkoba, jangan sampai anak-anak muda di Sungai Lala jadi korban," tegas Aris.

Sementara itu, untuk mendalami peredaran narkoba di kalangan anak serta pelajar di Kabupaten Inhu, Tribun mengkonfirmasi Polres Inhu.

Baca: NASIB PETANI Peserta BPJS Kesehatan Terpaksa Pulang Saat Kondisi KRITIS Biaya Operasi tak Ditanggung

Baca: Diberi PERINGATAN Soal Mobdin Anggota Dewan, Romi Sinaga Kembalikan Mobil Dinas Pemko Pekanbaru

Baca: DISKON HARI INI dan Diskon Pekan Ini Beli Mobil di Pekanbaru, Suzuki All New Ertiga, Carry, Wuling

Wawancara khusus dengan Kasat Narkoba Polres Inhu, Iptu Jalifer Lumbantoruan dijelaskan bahwa hingga saat ini Polres masih belum ada menangani kasus narkoba yang menjerat anak maupun pelajar di Kabupaten Inhu.

Meski begitu, Jalifer tidak memungkiri bahaya narkoba yang mengintai anak-anak serta pelajar di Inhu.

Jalifer berkata selama ini pihaknya melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah untuk tentang bahaya narkoba sebagai bentuk tindakan pencegahan.

Namun upaya itu belum cukup.

Polres Inhu juga tidak bisa memaksakan sekolah untuk rutin melakukan tes urin kepada murid-muridnya karena anggaran yang dibutuhkan untuk tes urin tidaklah sedikit.

Tribun meminta komentar psikolog anak di Kabupaten Inhu, Viki Kurniawan terkait peredaran narkoba yang menyasar anak-anak sebagai korban.

Viki mengatakan anak-anak yang menjadi pecandu narkoba besar dipengaruhi oleh pergaulan dan perlakuan orangtua terhadap anak tersebut.

"Anak-anak itu pada usia remaja akan membentuk komunitas atau kelompok-kelompok, dan cenderung mengikuti trend yang diikuti kelompoknya," kata Viki.

Baca: NASIB PETANI Peserta BPJS Kesehatan Terpaksa Pulang Saat Kondisi KRITIS Biaya Operasi tak Ditanggung

Baca: Diberi PERINGATAN Soal Mobdin Anggota Dewan, Romi Sinaga Kembalikan Mobil Dinas Pemko Pekanbaru

Baca: DISKON HARI INI dan Diskon Pekan Ini Beli Mobil di Pekanbaru, Suzuki All New Ertiga, Carry, Wuling

Oleh karena itu kelompok yang tidak baik cenderung membawa anak menjadi berperilaku tidak baik.

Selain itu, orangtua juga harus memberikan kasih sayang cukup bagi anak.

"Biasanya anak-anak yang begitu, karena mereka kekurangan figur dan kurang mendapat kasih sayang yang cukup dari orangtuanya," kata Viki.

Viki juga memperingatkan orangtua agar jangan berpikir untuk memberikan apa yang diminta oleh si anak, tanpa memikirkan dampak kedepannya.

"Misalnya anak meminta HP, dengan media sosial saat ini walaupun si anak di rumah tapi dia bisa berinteraksi dengan dunia luar yang mampu mempengaruhinya," kata Viki.

NARKOBA Masuk ke Desa-desa di Riau Pengedar Jangan Masuk Kampung Kami, Pemuda Kompak Perangi Narkoba. (Tribunpekanbaru.com/Bynton Simanungkalit)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved