Alami Busung Lapar, Berat Arma Hanya 2,9 Kg
Satu lagi balita penderita gizi buruk kembali masuk rumah sakit Selasih Pelalawan. Bayi berusia 4 bulan itu bernama Arma Hanif.
Penulis: johanes | Editor: Hendra Efivanias
Penanganan itu ternyata bisa mengembalikan kondisi kesehatannya, khususnya berat badannya menjadi normal.
"Untuk Vina juga sudah sehat dan pulang ke rumah. Sedangkan Alif menjalani rawat jalan, karena ia juga mengidap TBC. Jadi penanganannya tidak harus di rumah sakit," kata Ramdani.
Pasien kelima atas nama Fikri Kurniawan berasal dari Desa Penarikan Kecamatan Langgam yang masuk rumah sakit du pekan lalu.
Kondisinya telah membaik dan masa kritis telah dilewati.
Keadaan badannya semakin kuat, perut yang sebelumnya membuncit telah berkurang, hingga berat badannya bertambah.
Sementara Arma Hanif adalah pasien terakhir.
"Kita juga heran kok dua bulan ini berturut-turut sampai enam pasien gizi buruk bermunculan. Istilah lazimnya busung lapar," tambah Ramdani Kamal.
Pria yang akrab disapa Dani ini menyebutkan, sebenarnya mencuatnya kasus gizi buruk ini disebabkan dua faktor.
Yakni orangtuan si anak yang apatis terhadap kesehatan balitanya dan jarang mengunjungi Posyandu maupun Puskesmas yang ada untuk mengontrol asupan gizi anaknya.
Di sisi lain, penanganan yang kurang tepat dari tenaga kesehatan atau para medis pada tingkat Posyando, Poskesdes, hingga Puskesmas.
Alhasil setelah kondisi pasien semakin parah barulah dirujuk ke RSUD.
Dokter RSUD Selasih, dr Kahirul menyebutkan secara umum gizi buruk timbul akibat faktor ekonomi yang melanda orangtua anak.
Alhasil asupan makanan bergizi tinggi dan memicu perkembangan anak semakin terbatas.
"Efeknya pada tumbuh kembang anak yang sangat lamban disaat masa pertumbuhannya yang semestinya membaik," tandasnya. (Tribunpekanbaru.com/Johannes Wowor Tanjung)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/balita_penderita_gizi_buruk_di_pelalawan_riau_terus_bermunculan_satu_lagi_dirawat_di_rsud_selasih.jpg)