Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Puluhan Besi Stainless Pembatas Jembatan Ampera Hilang tak Berbekas, Mirip Kasus Jembatan Siak IV

Pantauan Tribunsumsel.com, Senin (10/8/2020) ada puluhan pembatas yang hilang di jembatan yang jadi ikon Palembang ini.

Editor: CandraDani
TRIBUN SUMSEL/PAHMI RAMADAN
BESI PEMBATAS RAIB - Seorang warga memperlihatkan puluhan pembatas trotoar berbahan stenlis steel di atas Jembatan Ampera yang raib tak berbekas, Senin (10/8/2020). 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Puluhan pembatas trotoar berbahan stainlees steel yang ada di atas Jembatan Ampera hilang tidak meninggalkan bekas.

Pantauan Tribunsumsel.com, Senin (10/8/2020) ada puluhan pembatas yang hilang di jembatan yang jadi ikon Palembang ini.

Kerusakan jelas terlihat di dua titik bagian sebelah kiri dari Ampera menuju Masjid Agung Palembang.

Belum diketahui pasti penyebab kejadian tersebut.

Dikutip dari laman Wikipedia Jembatan Ampera (Amanat penderitaan rakyat) adalah sebuah jembatan di Kota Palembang, Provinsi Sumatra Selatan, Indonesia. Jembatan Ampera, yang telah menjadi semacam lambang kota, terletak di tengah-tengah kota Palembang, menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.

Jemput Bola Datangi Warga, Program Turun Desa Disdukcapil Kuansing Sudah Rekam KTP-el Ratusan Orang

Panjang Jembatan 1.177 m, lebar 22 m (bagian tengah 71,90 m, berat 944 ton dan dilengkapi pembandul seberat 500 ton), semua bagian tengah bisa diangkat agar kapal-kapal besar bisa lewat namun sejak tahun 1970 bagian tengah sudah tidak dapat diangkat lagi.

Bandul pemberatnya pada tahun 1990 dibongkar karena dikhawatirkan dapat membahayakan. Tinggi jembatan ini 11,5 m dari atas permukaan air, tinggi menara 63 m dari permukaan tanah dan jarak antara menara 75 m.

Pada awalnya, jembatan ini, dinamai Jembatan Bung Karno. Pemberian nama tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada Presiden RI pertama itu. Bung Karno secara sungguh-sungguh memperjuangkan keinginan warga Palembang, untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi.

Pembangunan Jembatan Ampera dipusatkan di wilayah hilir yang merupakan kawasan pusat kota, terutama kawasan 16 Ilir.

Sewaktu pembangunan Jembatan Ampera, banyak sekali bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang dibongkar, salah satunya pusat perbelanjaan terbesar Matahari atau Dezon, Kantor listrik (OGEM), dan Bank ESCOMPTO.

Hasil UTBK-SBMPTN 2020 Diumumkan 14 Agustus, Pantau Hasilnya di Daftar Link Pengumuman Ini

Bangunan peninggalan Belanda yang tidak dibongkar hanya menara air atau waterleding yang sekarang digunakan sebagai Kantor Wali Kota. Di bagian hulu, banyak perumahan penduduk yang juga ikut dibongkar.

Peresmian pemakaian jembatan dilakukan pada tahun 1965, sekaligus mengukuhkan nama Bung Karno sebagai nama jembatan. Pada saat itu, jembatan ini adalah jembatan terpanjang di Asia tenggara.

Setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, ketika gerakan anti-Soekarno sangat kuat, nama jembatan itu pun diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat).

Sekitar tahun 2002, ada wacana untuk mengembalikan nama Bung Karno sebagai nama Jembatan Ampera ini. Tapi usulan ini tidak mendapat dukungan dari pemerintah dan sebagian masyarakat

Nasib Serupa Menimpa Jembatan Siak IV 

Penasaran dengan aksi pencurian meterial di Jembatan Siak IV, Tribunpekanbaru.com langsung mengecek ke lokasi jembatan yang diberinama Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (Marhum Bukit), Senin (15/4/2019).

Berbekal petunjuk dari Dinas PUPR, Tribunpekanbaru langsung menuju ke titik dimana banyak baut jembatan yang dikabarkan hilang dicuri orang tidak bertanggungjawab ini.

Untuk bisa menjangkau lokasi ini, harus melewati pagar jembatan yang terbuat dari besi bewarna hitam dengan tinggi sekitar 1 meter. 

Posisi baut yang hilang tepatnya berada di bawah jembatan di sisi Rumbai. Tepatnya di bagian pangkal jembatan yang ada diwilayah Rumbai.

Jual Istri dan Paksa Berhubungan Badan dengan Beberapa Pria, Suami di Tuban Divonis 10 Bulan Penjara

Posisi baut yang hilang hanya berjarak 1 sampai 1,5 meter dari lantai paving blok.

Artinya, pelaku yang melakukan aksi pencurian ini tidak perlu menggunakan tangga untuk membuka bautnya.

Karena posisi baut bisa dijangkau dengan mudah dengan posisi berdiri.

Baut-baut yang hilang ini besarnya lebih kurang sebesar jempol kaki orang dewasa. Diujung baut terlihat ada tanda cat warna merah.

Posisi baut yang hilang berada disamping kiri jembatan arah ke Rumbai.

Baca: Aksi Pencurian Material Jembatan Siak IV Pekanbaru Sudah Dilaporkan ke Polsek Rumbai

Baca: Jika Membahayakan, Dewan Nilai Wajib Dilakukan Penutupan Jembatan Siak IV Pekanbaru

tribunnews
Puluhan Baut Hilang Dicuri Maling, Begini Kondisi Terkini Jembatan Siak IV (TribunPekanbaru/Syaiful Misgio)

Baut yang dicuri tersebut merupakan baut yang digunakan sebagai pengunci sambungan girder dan balok penahan.

Dalam satu blok setidaknya ada 90 an unit baut.

Ada beberapa blok yang bautnya sudah hilang dicuri maling. Sehingga deratan baut terlihat tidak utuh lagi dan hanya meninggalkan lobang bekas baut.

Dari beberapa blok, ada atu blok yang paling banyak ditemukan baut yang hilang. Jumlahnya mencapai 14 unit baut dari 90 baut dalan satu blok tersebut. Sedangkan untuk blok lainya, ada yang 12 dan 13 unit baut yang hilang.

Berdasarkan hasil pendataan sementara yang dilakukan Dinas PUPR, jumlah baut Jembatan Siak IV yang hilang dicuri maling sebanyak 45 unit.

Rinciannya 43 baut diposisi girder dan 2 unit di balok penahan.

"Itu hasil pendataan sementara kita di hari Jumat kemarin, bisa saja jumlah ini terus bertambah kalau tidak segara kita cegah," kata Pengendali Jembatan Siak IV Dinas PUPR Riau, Maisar Damri, Senin (15/4/2019).

Baca: Material Jembatan Siak IV Banyak Yang Hilang, Senin Besok Dinas PUPR Riau Akan Lapor Polisi

Baca: FOTO: Baru Saja Difungsikan, Sebagian Pagar Jembatan Siak IV Sudah Hilang Dipotong Orang

tribunnews
Sebagian besi pada pagar Jembatan Marhum Bukit atau yang lebih dikenal dengan Jembatan Siak IV Pekanbaru hilang, Rabu (3/4/2019). Kuat dugaan besi tersebut sengaja dipotong oleh orang yang tidak bertanggung jawab, meski jembatan tersebut baru diresmikan dan baru juga dioperasikan. (TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY). (Tribun Pekanbaru/Theo Rizky)

"Yang bisa diambil itu cuma mor-nya, karena untuk bautnya masuk kedalam box besi girder dan balok penahan jembatan itu, jadi tidak bisa diambil. Posisi baut ini ada disamping kiri, kanan, atas dan bawah, yang hilang ini disamping kiri. Tapi itu harus cepat diganti, dan itu akan segara kita ganti, itu harus dipesan dulu, itu jenis bautnya M24," imbuhnya.

Sedangkan untuk pangkal jembatan dibagian sisi Jalan Sudirman, tidak terlihat ada baut yang hilang.

Bahkan kondisi dibagian sisi Jalan Sudirman ini terlihat lebih besih dan rapi jika dibandingkan dengan sisi dibagian Rumbai.

Karena memang jarak antara lantai dengan besi penyangga lebih rendah dibagian Rumbai jika dibangdikan dengan disisi Jalan Sudirman.

"Di bagian Rumbai saja yang hilang, kalau disisi jalan Sudirman tidak ada yang hilang," kata Maisar.

Maisar mengungkapkan, baut yang digunakan untuk mengunci bagian gerder dan penyangga jembatan tersebut tidak bisa dilas.

Sebab jika baut tersebu dilas, dikhawatirkan lebih cepat berkarat dan cepat rusak karena adanya daya getar dari lalu kendaraan yang melintasi jembatan tersebut.

"Baut jembatan itu tidak bisa dilas. Kalau dilas nanti malah cepat berkarat dan getas. Karena beban jembatan ini kan beban bergerak dan bergetar, kalau dilas akan lebih cepat rusak. Setelah satu tahun dipakai, itu nanti dicek lagi bautnya," ujarnya.

Sedangkan untuk kabel penangkal petir yang sebelumnya sempat hilang, sudah diganti. Sebelumnya kabel penangkal petir ini ada dibagian pavilion.

"Sekarang sudah kita ganti dan sudah kita beton kembali. Jadi yang hilang itu bukan penangkal petirnya, tapi kabelnya, itu kan dari tembaga kabelnya," ujarnya.

Pihaknya menyangkan ada masyarakat yang nekat merusak dan mencuri material jembatan ini.

Seharusnya, kata Maisar, jembatan yang sudah dibangun oleh pemerintah ini bisa dijaga. Sehingga bisa bertahan lama untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan mobilitasnya.

"Sangat kita sayangkan sekali, sudah dibangun cantik-cantik kok tidak dijaga, malah dicuri," katanya.

Sejauh ini pihak Dinas PUPR Provinsi Riau sudah melaporkan aksi pencurian material Jembatan Siak IV ke pihak kepolisian, Senin (15/4/2019).

Laporan dugaan pencurian material jembatan Siak IV ini sebenarnya sudah disampaikan ke Polsek Rumbai sejak Sabtu (13/4/2019) kemarin.

Namun saat itu petugas dari dinas PUPR Riau yang melaporkan ke pihak kepolisian tidak membawa surat tugas. Sehingga laporannya belum bisa diterima oleh pihak kepolisian dari Polsek Rumbai.

"Iya, sebenarnya Sabtu kemarin Pak Zul (PPTK Jembatan Siak IV) sudah lapor ke Polsek Rumbai. Tapi dia belum bawa surat tugas, jadi laporanya belum diterima, karena harus ada surat tugasnya. Pagi tadi Pak Kadis (Kadis PUPR) sudah membuat surat tugasnya dan sudah hari ini diserahkan ke pihak kepolisian," kata Pengendali Jembatan Siak IV Dinas PUPR Riau, Maisar Damri, Senin (15/4/2019).

Pihaknya berharap dengan masuknya laporan dugaan pencurian material jembatan tersebut, bisa segara diungkap pelakunya.

Sehingga pencurian material jembatan bisa dicegah dan ada efek jera bagi pelaku lain yang akan melakukan pencurian. Sebab akibat ulang pelaku ini, masyarakat luas yang dirugikan.

"Ini harus cepat dicegah. Kalau kehilangan ini terus berlanjut, itu bisa menbahayakan masyarakat yang melintasi jembatan ini," ujarnya.

Jembatan Siak IV Pekanbaru yang diberinama Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (Marhum Bukit) diresmikan oleh Gubernur Riau, saat itu, Wan Thamrin Hasyim, Kamis (14/2/2019) lalu.

Belum genap satu bulan dioperasikan, jembatan Siak IV yang secara resmi dibuka untuk umum Senin (18/3/2019) lalu terancam ditutup sementara.

Penyebabnya adalah, banyaknya material jembatan yang hilang dicuri maling.

Setelah dioperasikan, satu persatu fasilitas jembatan yang membentangkan Kota Pekanbaru dengan Rumbai ini pun rain dicuri maling.

Mulai dari pagar besi pembatas jembatan, kabel tembaga penangkal petir dan terakhir baut pengunci dibagian gerder dan balok penahan.

"Kita sudah laporkan ke Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ). Foto-foto baut yang hilang juga sudah kirimkan ke tim KKJT. Mereka minta ini segera diatasi," kata Pengendali Jembatan Siak IV Dinas PUPR Riau, Maisar Damri, Senin (15/4/2019).

"Memang sejauh ini belum ada rekomendasi dari KKTJ untuk dihentikan sementara operasionalnya. Tapi kalau jumlah baut yang hilang terus bertambah dan berlanjut, kita terpaksa tutup sementara jembatan ini. Kita kan tidak mau juga nanti ada insiden yang membuat warga cidera," ujarnya.

Adapun data teknis Jembatan Siak IV ini, sebagai berikut: memiliki total panjang jembatan mencapau 800 meter yang terdiri dari Main Span 155 meter, Lebar 20,7 meter, Approach Span 540 meter, Lebar 18,5 meter (Steel Box Girder), Slab On Pile 35 meter, Lebar 19,5 meter, Oprit 70 meter (Segmental Precast Wall).

Yang mana, struktur atasnya terdiri dari Main Span Cable Stayed Single Pylon Jenis Cable 1 Strand 7 Wire 0,6 “ 0,6 HDPE, Konstruksi Steel Deck Girder (Composite Structure), Jumlah Kabel BS&MS 14 Titik (hulu dan hilir). Jembatan Siak IV ini berdiri dengan tinggi Pylon 75 meter dengan jenis konstruksi beton dengan mutistrand dan Post Tension Bar Diameter 40 mm.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul BREAKING NEWS: Puluhan Besi Pembatas di Jembatan Ampera Hilang tak Berbekas, dan  Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Puluhan Baut Hilang Dicuri Maling, Begini Kondisi Terkini Jembatan Siak IV Pekanbaru, 

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved