Menengok Pembelajaran Tatap Muka Perdana di SMP N 11 Pekanbaru
Sekolah yang berada di Jalan Swadaya ini terlihat kembali beraktivitas meski dibatasi
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Firmauli Sihaloho
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Senin (16/11/2020) pagi, cuaca mendung mengiringi langkah siswa siswi berseragam putih biru dongker ke sekolah. Mereka kembali terlihat di jalanan Kota Pekanbaru.
Ada yang berboncengan dengan orangtuanya, ada pula yang mengendarai kendaraannya sendiri.
Namun ada yang berbeda sejak terakhir kali mereka sekolah pada Maret silam, yakni mengenakan masker.
Masker itu digunakan hingga ke kelas. Begitu juga dengan guru yang mengajar, tetap mengikuti protokol kesehatan.
Sementara di pintu gerbang sekolah,terdapat beberapa titik keran air untuk mencuci tangan berikut sabunnya. Juga, ada petugas yang berdiri mengukur suhu setiap mereka yang akan masuk ke sekolah itu.
"Hari ini adalah hari pertama proses pembelajaran kembali digelar secara tatap muka di Pekanbaru. Setelah Maret lalu pembelajaran dilaksanakan secara daring akibat pandemi Covid-19," kata Kepala SMP N 11 Pekanbaru, Edison Malau.
Sekolah yang berada di Jalan Swadaya ini terlihat kembali beraktivitas meski dibatasi.
Terlihat setiap kelas hanya diisi setengah dari jumlah biasanya. Kursi dan meja siswa juga diberi jarak.
"Untuk hari Senin kita rencanakan khusus siswa kelas VII saja. Kemudian Rabu kelas VIII dan Jumat bagi siswa kelas IX. Sementara untuk hari Selasa, Kamis dan Sabtu kita kosongkan untuk jadwal penyemprotan disinfektan," kata Dia kepada tribunpekanbaru.com.
Baca juga: Sering Beraksi di Pekanbaru, 3 Orang Komplotan Maling Asal Aceh Ditangkap, 2 Terpaksa Ditembak
Baca juga: Dian Gembira Bisa Jumpa Teman-teman, Hari Pertama Belajar Tatap Muka Terbatas di SMPN 3 Pekanbaru
Setelah menerima surat edaran Walikota Pekanbaru terkait pembelajaran tatap muka ini, pihaknya telah menggelar sosialisasi kepada orangtua murid.
Dia mengatakan kepada wali murid itu bahwa pembalajaran di masa pandemi ini tidak ada paksaan.
Jika anaknya sakit atau kurang enak badan,dihimbau agar tetap di rumah saja.
Lalu untuk durasi proses belajar mengajar juga dibatasi, hanya 40 menit setiap mata pelajarannya.
Pada setiap pergantian jam, guru yang telah dilengkapi dengan hand sanitizier juga akan mendatangi setiap siswa agar membersihkan tangan.
"Kita menyambut baik kebijakan ini karena beberapa orangtua juga sudah mengharapkan agar anaknya bisa kembali bersekolah seperti biasanya. Sebab, proses pembelajaran jarak jauh ini bagi sebagian orangtua dinilai kurang efektif. Hal ini juga terlihat dari hasil ujian mid semester siswa," papar Edison.
