Gawat! Bukan Karena Positif Covid-19, Angka Kematian Wanita Di Jepang Didominasi Bunuh Diri
Berdasarkan data, bunuh diri wanita Jepang lebih banyak dibandingkan wanita yang meninggal karena Virus Corona atau Covid-19.
Menurut sebuah studi global yang dilakukan oleh Care International, wanita telah menunjukkan melonjaknya beban perawatan yang tidak dibayar sebagai sumber stres, selain kekhawatiran tentang mata pencaharian, makanan, dan perawatan kesehatan.
Baca juga: Sekdaprov Riau, Yan Prana Jaya Mangkir dari Panggilan Penyidik Pidsus Kejati Riau
Baca juga: Legislator PKS Duga Ada Pelanggaran HAM dalam Penembakan Pengikut MRS oleh Polisi, Hilangkan 6 Nyawa
Sebelum tahun ini, Jepang terus menurunkan tingkat bunuh diri, dan tahun lalu mencatat 20.000 kematian akibat perbuatan sendiri, angka terendah sejak pencatatan dimulai pada tahun 1978.
Itu terjadi ketika para pejabat Jepang telah memperingatkan gelombang ketiga infeksi virus korona dalam beberapa pekan terakhir ketika negara itu memasuki bulan-bulan musim dingin.
Jumlah orang yang dirawat di rumah sakit dalam kondisi serius karena COVID-19 di Jepang mencapai rekor 440 orang, kata Kementerian Kesehatan, Sabtu.
Kasus baru yang dilaporkan secara nasional mencapai lebih dari 2.600 orang, menurut penghitungan oleh media lokal. Jika dikonfirmasi oleh pejabat, itu akan menjadi rekor juga.
Di Tokyo, kasus harian mencapai total lebih dari 500 baru-baru ini, meningkatkan kewaspadaan karena jumlahnya telah mencapai sekitar setengahnya selama beberapa bulan terakhir.
Meskipun Jepang tidak pernah melakukan lockdown, restoran dan bar secara berkala tutup lebih awal, termasuk di Tokyo mulai hari Sabtu.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul WANITA Muda Jepang Bunuh Diri Lebih Banyak Dibandingkan Meninggal Akibat Covid-19, Ini Penjelasannya, https://wartakota.tribunnews.com/2020/12/01/wanita-muda-jepang-bunuh-diri-lebih-banyak-dibandingkan-meninggal-akibat-covid-19-ini-penjelasannya?page=all.
