Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pembunuhan Presiden Haiti, Jovenel Moise, Penyerbuan sudah Direncanakan dengan Perintah Penangkapan

Dari keterangan otak pelaku pembunuhan Presiden Haiti, mulai terungkap motif perencanaan penyerbuan hingga terjadi penembakan

Editor: Budi Rahmat
AP Photo / Joseph Odelyn
Para tersangka pembunuhan Presiden Haiti, Jovenel Moïse beserta senjata dan alat yang diduga dipakai dalam penyerangan rumah Moïse. 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Motif Pembunuhan pada Presiden Haiti Jovenel Moise mulai menemukan titik terang.

Otak pelaku pembunuhan ditangkap dan diketahui beberapa informasi penting.

Salah satunya adanya dugaan motivasi pelaku untuk menggantikan Jovenel Moise.

Bahkan otak pelaku disebut juga terkait dengan beberapa orang yang juga punya pengaruh.

Namun pihak kepolisian masih terus menggali informasi untuk mendapatkan motif yang kuat terkait pembunuhan Jovenel Moise.

Pelaku sengaja melakukan penyerbuan ke kediaman presiden dan kemudian melakukan pembunuhan.

Baca juga: BERHASIL Ditangkap, Beginilah Pengakuan Otak Pelaku Pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise

Baca juga: Presiden Haiti Dibunuh, Belum Sempat Berkata Apapun, Jovenel Moise Sudah Diberondong Tembakan

Polisi Haiti mengidentifikasi Christian Emmanuel Sanon sebagai tersangka utama dalam kasus pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise, yang menggambarkan para pemimpin negara korup.

Christian Emmanuel Sanon adalah tersangka terbaru dalam kasus pembunuhan presiden Haiti, yang berusia 60-an dan tinggal di Florida.

Polisi Haiti menyebut Sanon berperan sebagai perantara antara tersangka pembunuh bayaran dan dalang plot pembunuhan yang tidak disebutkan namanya.

Kepala polisi Haiti, Leon Charles, menuduh Sanon bekerja sama dengan mereka yang merencanakan dan berpartisipasi dalam pembunuhan Moise.

Melansir The Guardian pada Senin (12/7/2021), Charles tidak memberikan informasi tentang dalang yang diklaim, tetapi menduga pembunuh Moise melindungi Sanon yang diharapkan menjadi presiden Haiti.

KABAR DUKA -Dalam file foto ini diambil pada 22 Oktober 2019 Presiden Jovenel Moise duduk di Istana Kepresidenan saat wawancara dengan AFP di Port-au-Prince, 22 Oktober 2019. Presiden Haiti Jovenel Moise dibunuh pada 7 Juli 2021, di rumahnya oleh seorang komando, Perdana Menteri sementara Claude Joseph mengumumkan. Joseph mengatakan dia sekarang bertanggung jawab atas negara.
KABAR DUKA -Dalam file foto ini diambil pada 22 Oktober 2019 Presiden Jovenel Moise duduk di Istana Kepresidenan saat wawancara dengan AFP di Port-au-Prince, 22 Oktober 2019. Presiden Haiti Jovenel Moise dibunuh pada 7 Juli 2021, di rumahnya oleh seorang komando, Perdana Menteri sementara Claude Joseph mengumumkan. Joseph mengatakan dia sekarang bertanggung jawab atas negara. (Valerie Baeriswyl / AFP)

Charles mengatakan bahwa di rumah Sanon di Haiti petugas polisi menemukan berbagai barang di antaranya, topi berlogo Penegak Hukum Narkoba Pemerintah AS, 20 kotak peluru, suku cadang senjata, 4 plat nomor kendaraan dari Republik Dominika, 2 mobil serta korespondensi dengan orang tak dikenal.

Charles mengatakan Sanon berhubungan dengan sebuah perusahaan yang menyediakan keamanan bagi para politisi, dan merekrut para tersangka dalam kasus pembunuhan presiden Haiti.

Sanon juga menemani beberapa orang yang diduga sebagai pembunuh bayaran dalam penerbangan ke Haiti.

Pihak berwenang Haiti mengklaim, 28 anggota regu pembunuh menyerbu kompleks kepresidenan Moise pada dini hari Rabu (7/7/2021) sebelum menembaknya mati dirinya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved