Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pembunuhan Presiden Haiti, Jovenel Moise, Penyerbuan sudah Direncanakan dengan Perintah Penangkapan

Dari keterangan otak pelaku pembunuhan Presiden Haiti, mulai terungkap motif perencanaan penyerbuan hingga terjadi penembakan

Editor: Budi Rahmat
AP Photo / Joseph Odelyn
Para tersangka pembunuhan Presiden Haiti, Jovenel Moïse beserta senjata dan alat yang diduga dipakai dalam penyerangan rumah Moïse. 

Misi awal orang-orang bersenjata itu adalah untuk melindungi Sanon, tetapi mereka kemudian menerima perintah baru untuk menangkap presiden, kata Charles.

"Operasi dimulai dari sana," ujarnya, menambahkan bahwa 22 tersangka tambahan bergabung dengan regu itu dan kontak dilakukan dengan warga Haiti.

Charles mengatakan bahwa setelah Moise terbunuh, salah satu tersangka menelepon Sanon, yang kemudian menghubungi 2 orang yang diyakini sebagai otak plot pembunuhan tersebut.

Charles tidak menyebutkan identitas si dalang atau mengatakan apakah polisi tahu siapa mereka.

Pihak berwenang Haiti memperoleh sejumlah informasi dari interogasi dan bagian lain dari penyelidikan.

Baca juga: Mata Presiden Haiti Dicungkil Pembunuh Bayaran Saat Ia Masih Hidup, Haiti Mencekam

Polisi Haiti bekerja dengan pejabat tinggi Kolombia untuk mengidentifikasi rincian dugaan plot, termasuk ketika para tersangka meninggalkan Kolombia dan siapa yang membayar tiket mereka.

Sanon pernah tinggal di Florida, di Broward County dan di Hillsborough County di Gulf Coast.

Catatan menunjukkan dia juga pernah tinggal di Kansas City, Missouri.

Polisi menemukan video YouTube Sanon berjudul "Leadership for Haiti", di mana dia mengajukan bangkrut pada 2013 dan mengidentifikasi dirinya sebagai dokter.

Dalam video tersebut, dia mencela para pemimpin Haiti sebagai korup, menuduh mereka merampas sumber daya negara, mengatakan bahwa "mereka tidak peduli dengan negara, mereka tidak peduli dengan rakyatnya".

Dia mengklaim Haiti memiliki uranium, minyak dan sumber daya lainnya yang telah diambil oleh pejabat pemerintah.

"Ini adalah negara dengan sumber daya," kata Sanon dalam video tersebut.

“Sembilan juta orang tidak bisa berada dalam kemiskinan ketika kita memiliki begitu banyak sumber daya di negara ini. Tidak mungkin...Dunia harus berhenti melakukan apa yang mereka lakukan saat ini. Kita tidak bisa menerimanya lagi. Kami membutuhkan kepemimpinan baru yang akan mengubah cara hidup,” paparnya.

Diketahui, Sanon telah mengunggah sedikit cuitan di Twitter, di mana ia telah menyatakan minatnya pada politik Haiti.

Pada September 2010, dia mengunggah tweet, “Baru saja menyelesaikan konferensi yang sukses di Port-au-Prince. Banyak orang dari oposisi hadir.”

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved