Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

FAKTA di Balik Kematian Balita 4 Tahun di Meranti Riau, Tubuh Penuh Luka Sering Dipukul dan Disiksa

Meninggalnya balita yang berumur lebih kurang 4 tahun di Kecamatan Rangsang, Kepulauan Meranti Riau diduga disiksa orangtua asuh.

Penulis: Teddy Tarigan | Editor: Nurul Qomariah
Ist
Pembongkaran makam balita ES di Kepulauan Meranti yang diduga jadi korban penyiksaan orangtua asuhnya hingga meninggal dunia. 

" Saya melihat ada kejanggalan di foto itu apalagi kondisinya sudah meninggal pula dan dikebumikan. Setelah saya koordinasi dengan unit PPA Polres dan kita juga mitra ternyata memang belum ada laporan," urainya.

"Padahal siapa saja bisa membuat laporan karena ini bukan delik aduan, melainkan pidana murni. Makanya kita sebagai instansi terkait hal itu membuat laporannya," ungkap Suprapti.

Setelah membuat laporan ke pihak kepolisian, keesokan harinya dikatakan Suprapti pihaknya langsung turun ke lapangan guna melakukan peninjauan kasus.

"Kita langsung turun ke lapangan untuk melihat tempatnya dan melakukan peninjauan kasus," ujarnya.

" Setelah itu berdasarkan perintah Kasat Reskrim, kami bersama pihak kepolisian membawa tersangka bersama tiga orang lainnya, di antaranya paman, tukang urut dan suaminya," lanjut Suprapti.

3. Tukang Urut Jadi Saksi

Tukang urut jadi saksi karena dialah orang yang mendapati kondisi korban dalam keadaan kritis.

Suprapti mengungkapkan, orangtua asuh sang balita membawanya ke tukang urut saat kondisi korban sudah kritis.

"Waktu itu kondisi korban sudah kritis dan dalam keadaan sesak nafas dan perutnya kembung," ujar Suprapti.

" Oleh orang tua asuhnya dibawa ke tukang urut, sesampainya disana ia diurut pelan-pelan menggunakan minyak, namun semakin lama kondisi balita itu sudah lemah dan nafasnya pun sudah satu per satu dan seketika denyut nadinya berhenti berdetak dan meninggal dunia," ungkap Suprapti.

4. Asal Usul Sang Balita

Bagaimana sang balita bisa sampai diasuh orang lain? Di mana orangtua kandungnya?

Begini asal usulnya. Pada tahun 2010, warga Rangsang bernama Arin yang menetap diMmalaysia, iba melihat seorang perempuan muda terlunta-lunta dan menangis di pinggir jalan tepatnya di Johor Baharu, Malaysia.

Wanita muda itu ditanya Arin mengaku bernama Ami, dia menangis karena diusir orangtua angkatnya.

Merasa kasihan, gadis belasan tahun itu kemudian dibawa Arin ke rumahnya untuk tinggal bersamanya dan dijadikan anak angkat.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved