Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Taliban Kembali Berulah, Keluarkan Aturan yang bikin Geleng Kepala, Warga Afganistan Makin Menderita

Ada-sada saja paturan Taliban. Mereka bukannya fokus memperbaiki ekonomi Afganistan, tapi malah bikin warga semakin kesulitan dengan aturan aneh

Editor: Budi Rahmat
Aamir QURESHI / AFP
Pejuang Taliban berpatroli di atas kendaraan di luar Bandara Internasional Kabul di Kabul pada 4 September 2021. 

Taliban juga menahan sekelompok wartawan dan menyita peralatan dari beberapa fotografer.

Mereka juga menghapus gambar dari kamera sebelum mengembalikannya.

Sejak Taliban kembali berkuasa pada bulan Agustus, Taliban secara efektif melarang protes tanpa sanksi.

Baca juga: Ekonomi Afganistan Hancur, Marak Perdagangan Obat-obatan, Senjata dan Manusia, Taliban Tak Berdaya

Baca juga: Militer Australia Antar Nyawa ke Afganistan, Susah Payah Tangkap Taliban Hanya untuk Dilepas Lagi

Mereka juga sering melakukan intervensi untuk memblokir demonstrasi yang menentang kekuasaannya.

Protes itu sendiri terjadi beberapa minggu setelah laporan terpisah oleh PBB, Amnesty International, dan Human Rights Watch.

Ketiga badan itu mengatakan ada tuduhan lebih dari 100 pembunuhan di luar proses hukum oleh Taliban sejak pengambilalihan kekuasaan.

“Saya ingin memberitahu dunia, memberitahu Taliban untuk berhenti membunuh. Kami menginginkan kebebasan, kami menginginkan keadilan, kami menginginkan hak asasi manusia," kata pengunjuk rasa Nayera Koahistani kepada AFP.

Dalam sebuah pernyataan yang dibacakan oleh pengunjuk rasa Laila Basam, para demonstran meminta Taliban "untuk menghentikan mesin kriminalnya".

Pernyataan itu juga menyebut mantan tentara dan mantan karyawan pemerintah yang digulingkan berada "di bawah ancaman langsung".

Baca juga: Militer Australia Antar Nyawa ke Afganistan, Susah Payah Tangkap Taliban Hanya untuk Dilepas Lagi

Ini jelas melanggar amnesti umum yang diumumkan Taliban pada Agustus lalu.

Para pengunjuk rasa juga menyampaikan keberatan terhadap pembatasan yang dihadapi perempuan di bawah pemerintahan Taliban.(*)

(Tribunpekanbaru.com)

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved