Nasib Pilu Balita 3 Tahun, Dianiaya Orangtua, Makan Hanya Mie Instan Kering dan Trauma Air Mengalir
Sejak ibu kandungnya Fi, IR (28) menikah lagi dengan RM (46), F tidak pernah sekalipun mendapat perhatian layak dari kedua orangtuanya.
Ia sangat ceria, banyak bercerita terkait dunianya, dan memiliki kepribadian mandiri yang jarang ditemukan pada korban kekerasan anak lainnya.
Maryam menceritakan, siapapun orangnya, tentu akan merasa miris dan bergidik jika mendengar cerita perlakuan kedua orangtua si bocah.
Anak sekecil itu harus menerima perlakuan tidak manusiawi, ia terpaksa menerima cakaran, tamparan, dan pukulan serta tindak penganiayaan akibat emosi ayah tiri dan ibu kandungnya.
"Sekujur tubuh dari kepala sampai jempol kaki semua penuh luka. Ada bekas luka lama, bekas cakaran, kulitnya biru biru akibat cubitan. Dan dari hasil visum dokter, ditemukan juga luka bakar diduga bekas sundutan rokok," tutur dia.
Luka-luka baru tersebut cenderung infeksi. Yang terparah adalah luka akibat benturan dan luka serius di bagian kepala F yang butuh perawatan khusus.
"Dari wawancara kami ke sejumlah tetangga, F sering menangis meminta ampun, dia seringkali didengar berteriak 'jangan, sakit'. Tantenya juga cerita sebelum puasa ini, ibunya tarik dia, kepalanya dibenturkan ke tembok. Sungguh kasihan nasibnya," kata Maryam.
Penyiksaan tidak sebatas itu, saat emosi kedua orang tuanya memuncak karena alasan tertentu, F dilemparkan ke sungai di belakang rumahnya.
"Itu sebabnya si anak menjadi takut air yang mengalir. Dia trauma sekali kalau lihat air mengalir, bayangannya dia di sungai dan akan hanyut," imbuh dia.
Terus dipantau DP3A, Dinsos dan Dinkes
Maryam menegaskan, penyiksaan dan kekerasan yang dialami Balita F, disebabkan persoalan yang komplek.
Ada faktor ekonomi, di mana kedua orangtuanya bekerja serabutan. Keduanya ikut bekerja dengan nelayan dan terkadang hanya memulung botol bekas.
Selain itu, kedua orangtuanya yang tidak mengenyam pendidikan tinggi, menjadi alasan lain dari tindakan tidak manusiawi tersebut.
"Ada kemungkinan kedua orangtuanya ini pemakai (narkoba) berat. Itu kenapa saat emosi, pelampiasan ditujukan pada anaknya, mereka tega lakukan itu seakan bukan kejahatan," ujar dia.
Saat ini, keadaan fisik F berangsur membaik. Berat tubuhnya yang tadinya hanya sekitar 7 kg mulai bertambah menjadi 8 kg.
Meski belum mencapai bobot ideal untuk anak usia 3 tahun yang sekitar 15 kg, namun perubahan tersebut merupakan hasil positif.
