Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Kampar

Virus Sebabkan Ikan Mas Mati Massal di Waduk Koto Panjang, Diskan Kampar Rancang Tindakan

Fenomena mati massal ikan mas di Waduk PLTA Koto Panjang dipastikan karena serangan Koi Herpes Virus (KHV) dan Bakteri Aeromonas hydrophila.

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Ariestia
Istimewa
Rapat koordinasi di Kantor DKP Riau membahas penanganan ikan mas mati massal di Waduk PLTA Koto Panjang, Rabu (8/2/2023). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Fenomena mati massal ikan mas di Waduk PLTA Koto Panjang dipastikan karena serangan Koi Herpes Virus (KHV) dan Bakteri Aeromonas hydrophila.

Kepala Dinas Perikanan Kampar, Zulfahmi melalui Kepala Bidang Budidaya, Adri Dwison mengemukakan perlunya upaya memutus rantai penularan KHV di perairan tersebut.

Menurut Adri, beberapa langkah sudah dirancang. Tetapi perlu dilaporkan kepada Penjabat Bupati Kampat terlebih dahulu sebelum pengambilan kebijakan.

"Bagusnya break dulu. Tapi kita akan diskusikan dulu dengan Pak Bupati," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Rabu (8/2/2023).

Break yang dia maksud, yakni menghentikan sementara kegiatan budidaya di waduk sampai benar-benar aman. Langkah ini perlu disarankan kepada pemilik Keramba Jaring Apung (KJA).

Selain itu, Diskan juga akan mensosialisasikan manajemen budidaya untuk menghindari risiko mati massal seperti yang terjadi. Adri mencontohkan pengaturan padat tebar.

Menurur dia, padat tebar perlu dikurangi. Di samping itu, Diskan berencana membuat kalender budidaya. Ini untuk menjadwalkan waktu penebaran benih yang baik untuk menghindari masa panen saat cuaca ekstrim.

"Pemberian vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh juga perlu," kata Adri.

Berdasarkan dara terakhir, Diskan Kampar mencatat sekitar 150 ton Ikan Mas di Keramba Jaring Apung (KJA) perairan Waduk PLTA Koto Panjang mati massal.

Fenomena ini berlangsung sejak Januari. Puncaknya pada akhir Januari. Saat puncak kasus, pekeramba memperkirakan 15 ton Ikan Mas mati per hari.

Hingga kini mati massal masih berlangsung, walau jumlah sudah jauh menurun karena Ikan Mas dalam keramba jauh berkurang. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved