Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Kampar

Beduk Tua di Padang Mutung Kampar, dari Kayu Bulat Langka, Suara Bisa Terdengar Sampai Belasan KM

Beduk tua yang berusia sekitar 90 tahun masih terjaga di Desa Padang Mutung Kecamatan Kampar

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Nurul Qomariah
Tribunpekanbaru.com/Fernando Sihombing
Beduk Larangan di Masjid Al-Ikhlas Desa Padang Mutung Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar Riau. 

Oleh karena beduk sangat diperlukan, mereka berangkat ke Hutan Koto Tibun pada 1932.

Mereka membawa peralatan tradisional. Seperti parang, kapak dan gergaji. Mereka pun menemukan pohon besar.

Pohon itu dinamakan Mokoluang dan terbilang langka.

Mereka memilih pohon itu karena kayunya lurus ke atas. Di dalam batang pohon itu juga berlubang. Pengerjaan pun dimulai.

Lama pengerjaannya memakan waktu dua tahun. Kelima tokoh itu berada dalam hutan sampai kayu bisa dibawa ke kampung.

Saking beratnya, mereka berlima tidak sanggup membawa kayu untuk dijadikan tabung beduk itu.

"Nah, bagaimana bisa menurunkan kayu itu dari hutan. Dulu belum ada kendaraan, apalagi Crane," katanya.

Lalu mereka pun memanggil masyarakat di Kenegerian Rumbio untuk bergotong royong mengangkat beduk dari hutan.

Masyarakat dari berbagai penjuru kampung berkumpul.

Masyarakat datang dari Pulau Baru, Kampung Tengah, Penyesawan, Pulau Sialang, dan Pangkuo.

Nama tempat tersebut masih dalam satu wilayah bernama Kampung Lintang.

"Untuk membawa kayu itu keluar dari hutan juga berhari-hari. Jumpa malam, mereka istirahat. Besoknya dilanjutkan lagi," tutur Hamzah, kakek berusia 66 tahun ini.

Ia teringat cerita tentang sebuah kejadian aneh saat kayu besar itu dalam perjalanan.

Di satu tempat, kayu itu tidak dapat diangkat sama sekali.

"Orang yang ikut membawa kayu itu benar-benar nggak bisa mengangkat. Digeser pun tidak bisa," ungkapnya.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved