Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

3 Bulan Disandera KKB, Pilot Susi Air Tuding Indonesia Lakukan Ini, Jadi Simpatisan KKB?

Tiga bulan disandera KKB Papua, Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens membuat kabar yang menyudutkan pemerintah Indonesia. 

Editor: Muhammad Ridho
Tribun-Papua.com/Istimewa
3 Bulan Disandera KKB, Pilot Susi Air Tuding Indonesia Lakukan Ini, Jadi Simpatisan KKB? 

"Tentu hal itu membahayakan dia dan semua orang yang berada di wilayah Ndugama, Papua," kata Sebby.

Lanjut Sebby, dirinya telah mendapatkan informasi dari Panglima Komando Daerah Pertahanan III Ndugama Derakma, Brigadir General Egianus Kogoya yang menyatakan, Philip masih hidup dan sehat hingga saat ini.

Hingga berita diunggah, belum ada konfirmasi dari TNI-Polri terkait tudingan Pilot Susi Air. 

Sebelumnya, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman justru mengungkap hal sebaliknya.

Herman mengatakan, kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua mengajak pelajar SMP dan SMA untuk menyerang aparat TNI yang tengah bertugas.

Termasuk menyerang personel yang kini sedang mencari keberadan pilot Susi Air Philip Marten di Nduga maupun wilayah lain di Tanah Papua.

Menurut Herman, KKB juga kerap menggunakan warga, baik perempuan maupun anak-anak, sebagai tameng saat menyerang aparat TNI.

"Bukan hanya dengan provokatif di media sosial (medsos), namun mengajak secara langsung dengan mendatangi para pelajar SMP/SMA untuk menyerang aparat TNI yang sedang bertugas," kata Herman, dikutip dari Antara, Rabu (26/4/2023).

Untuk itu, ia mengajak masyarakat untuk tidak terpangaruh ajakan KKB untuk melakukan perlawanan terhadap aparat TNI-Polri.

Herman menyesalkan langkah KKB yang mengajak masyarakat untuk bertempur. Ia juga mengajak masyarakat agar melapor apabila menemukan adanya ajakan dari KKB untuk ikut melawan TNI.

"Kita semua harus berhati-hati dengan ajakan KKB terhadap para pelajar di mana jika ditemukan hal seperti itu maka harus dilaporkan dan jangan sampai terpengaruh," ujarnya.

Dia menjelaskan daerah yang dikuasai KKB sulit dijangkau bahkan oleh pemerintah, terutama di tingkat distrik yang menjadi basis kelompok tersebut.

Herman menuturkan, dari pengalaman selama ini, peran kepala distrik maupun kepala kampung cenderung tidak berjalan.

"Seperti kejadian sesaat sebelum penyanderaan Pilot Susi Air, yakni adanya pembangunan puskesmas itu saja diganggu, sekolah-sekolah (tempat pendidikan) dibakar dengan alasan apabila ada masyarakat menjadi pintar maka tidak akan bisa dipengaruhi lagi untuk bersama-sama memberontak dengan tujuan makar atau separatis," kata Herman.

Dia menambahkan, KKB kerap menyerang TNI Polri yang sedang bertugas dan jika dikejar untu ditangkap mereka selalu menggunakan ibu-ibu dan anak-anak sebagai tameng.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved