Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Perang Rusia vs Ukraina

Ukraina Hargai Usaha Indonesia, Tapi Tolak Proposal Damai yang Diajukan Menhan Prabowo

Ternyata inilah alasan Ukraina tolak proposal perdamaian yang diajukan oleh Menham Prabowo . Ukraina ungkap hal penting ini

Editor: Budi Rahmat
AFP
Presiden Ukraina Volodymyr 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Indonesia sudah mengupayakannya . Namun UKraina yang akhirnya melakukan penolakan damai dengan Rusia .

Bahkan dnegan lugas Ukrainya tidak setuju dengan program damai yang ditawarkan Indonesia .

Ternyata inilah alasan yang menjadikan Ukraina menolak tawaran damai dari Indonesia .

Baca juga: Ukraina Minta Bantuan Senjata Lagi, Butuh Lusinan Baterai Rudal Patriot Amerika Serikat

Sebelumnya diberitakan Ukraina menolak proposal perdamaian yang disampaikan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Oleg Nikolenko, memberikan pernyataan terkait usulan perdamaian Ukraina-Rusia yang disampaikan Indonesia melalui Facebook dan situs Kementerian Luar Negeri Ukraina, Sabtu (3/6/2023).

Dia menganggap proposal Prabowo dibangun atas dasar sejarah Indonesia.

“Tidak ada wilayah yang disengketakan antara Ukraina dan Federasi Rusia yang menjadi alasan untuk mengadakan referendum di sana. Setelah melakukan agresi, Rusia menganeksasi Crimea, sebagian wilayah Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson, yang tercatat dalam dokumen resmi PBB,” katanya.

Baca juga: Usulan Gencatan Senjata Perang Ukraina Rusia yang Disampaikan Prabowo Ditolak oleh Kiev

Meski demikian, Nikolenko menyatakan, Pemerintah Ukraina menghargai perhatian Pemerintah Indonesia untuk mendorong perdamaian di Ukraina.

Ukraina mengakui Indonesia adalah aktor penting di kawasan Asia Tenggara yang saat ini memimpin ASEAN.

Ukraina juga menghargai sosok Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi yang menjadi pemimpin Asia pertama berkunjung ke Ibu Kota Kyiv untuk melihat secara langsung dampak dari agresi Rusia.

Di wilayah pendudukan, Nikolenko menjelaskan, Rusia telah melakukan kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan tindakan genosida.

Rusia harus menarik diri dari wilayah Ukraina dan Ukraina harus mengembalikan integritas teritorialnya dalam batas-batas yang diakui secara internasional.

“Tidak ada skenario alternatif,” terangnya

Baca juga: Kapal Perang Terakhir Ukraina Dihancurkan Rusia

Nikolenko juga menegaskan kesepakatan gencatan senjata, pelepasan pasukan hingga jarak 15 kilometer, dan pembentukan zona demiliterisasi tidak akan berhasil.

Sampai hari ini, jelas dia, Rusia masih berusaha dengan segala cara untuk menghambat serangan balik Ukraina.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved