Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Riau

Tak Ada Rambu, Lokasi Tewasnya Mahasiswa Kukerta Unri di Kampar Telah Merenggut 6 Nyawa

Insiden tragis yang dialami dua mahasiswa Kukerta Unri di jalan menuju Desa Muara Selaya Kecamatan Kampar Kiri ternyata bukan yang pertama.

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Ariestia
Capture
Tangkapan layar video saat proses evakuasi mahasiswa Kukerta Unri yang menjadi korban kecelakaan di Kampar. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Insiden tragis yang dialami dua mahasiswa Kukerta Unri di jalan menuju Desa Muara Selaya Kecamatan Kampar Kiri ternyata bukan yang pertama.

Termasuk kedua mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Unri itu, jurang sekitar lokasi kejadian telah merenggut enam nyawa. Berikut cerita warga setempat.

Warga Muara Selaya, Syabri Naldy menyebutkan, jurang di lereng Bukit Sianjung, lokasi tepat tewasnya dua mahasiswa itu, Minggu (9/7/2023) pernah merenggut tiga nyawa sekaligus.

"Kejadian yang tiga orang itu, hampir sama dengan yang mahasiswa kemarin," ungkapnya kepada Tribunpekanbaru.com, Senin (10/7/2023).

Baca juga: Kronologi Mahasiswa Kukerta Unri Masuk Jurang di Kampar, Dua Korban Meninggal Dunia

Baca juga: Motor Melayang 15 Meter, Begini Cerita Warga Tentang Tewasnya Dua Mahasiswa Kukerta Unri di Kampar

Ketiga orang itu berkendara dengan sepeda motor. Mereka berbonceng tiga. Diketahui hendak mensurvei tempat pemasaran obat.

Satu korban lagi seorang pria. Syabri menyebutkan, lokasinya di tikungan sebelum lokasi kejadian dua mahasiswa pada jalan rigid menuju Muara Selaya.

Menurut dia, korban umumnya yang baru pertama melewati jalan tersebut. Sehingga belum mengetahui kondisi medan.

"Di lokasi memang tidak ada rambu atau pembatas," katanya.

Menurut dia, warga pernah meminta Dinas Perhubungan Kampar untuk memasang rambu atau pengaman.

Pihak Dishub Kampar mengaku tidak berwenang atas jalan itu karena milik Pemerintah Provinsi. Kala itu, Dishub menyarankan agar Pemerintah Desa menyurati Pemprov Riau.

Sampai sekarang, ia tidak tahu tentang kelanjutan permintaan tersebut.

Sepengetahuan Syabri, jalan yang menghubungkan Kelurahan Lipat Kain, Ibu Kecamatan Kampar Kiri sampai Desa Tanjung Permai Kecamatan Kampar Kiri Hulu itu membentang sepanjang lebih kurang 35 kilometer.

Tanjung Permai merupakan desa paling ujung yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Barat.

Sepengetahuan Syabri, jalan itu pertama sekali bisa dilewati pada tahun 1983 sampai 1987.

Jalan itu kemudian diperbaiki pada 1996.

"Dikasih semen sekitar tahun 2013 kalau tak salah," katanya. (Tribunpekanbaru.com/Fernando Sihombing)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved