Kasus Vina Cirebon

4 Alasan Susno Duadji Meyakini Adanya Rekayasa Pembunuhan Vina dan Eky

Berikut ini disajikan 4 alasan Susno Duadji kematian Vina dan Eky diyakini sebagai rekayasa pembunuhan . ia lebih kuat mengatakan lakalantas

Editor: Budi Rahmat
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Susno Duadji 

"Sekarang kita baru sadar, pakar hukum yang botak-botak kepalanya yang gelarnya macam-macam terkecoh semua, bercerita tentang sesuatu yang tidak ada.

Yaudah mari kita sadar semua. Penyidik, orang-orang pintar di polisi apa yang diributkan?" pungkas Susno.

Karena di Lapangan Menunjukkan Lebih ke Kejadian Lakalantas

Susno Duadji mengatakan Vina dan Eky tewas kecelakaan karena tidak ada satu orang pun yang mampu membuktikan itu sebagai tindak pidana pembunuhan.

Temuan bukti-bukti di lapangan jauh dari dugaan pembunuhan seperti temuan sepeda motor di tempat kejadian perkara (TKP), adanya sebagian anggota tubuh korban yang menempel dan ceceran darah menumpuk di lokasi.

Susno Duadji juga menjelaskan bahwa TKP secara yuridiksi juga terjadi di satu lokasi, bukan di 2 atau 3 lokasi.

Baca juga: Masa Kalah Sama Kuli Bangunan, Iptu Rudiana Disindir Karena Tak Berani Muncul di Kasus Vina?

Dalam hal ini, Yuridiksi berada di Polres Kabupaten, bukan Polres Kota Cirebon.

"Nah kalau pembunuhan ya aneh, mana ada pembunuhan menyisakan nyawa dari yang dibunuh.

Kan si vina masih hidup kan? Masa gak dihabisi, kemudian ngapain bunuh 3 orang di tiga tempat? Dibunuh di belakang showroom diperkosa di SMP 11, di bawa lagi ke jembatan, edan opo (gila apa)," terangnya.

Karena Penegak hukum yang menyidangkan kasus tahun 2016 harus bertanggungjawab

Susno melanjutkan aparat penegak hukum yang telah menyidangkan kasus ini di tahun 2016 siap-siap harus mempertanggungjawabkan keputusannya.

Baca juga: Pada Sidang PK Saka Tatal, Kuasa Hukum Yakin Vina dan Eki Tewas Bukan karena Dibunuh

"Apalagi kalau akibat perbuatan mereka (aparat penegak hukum), ada orang yang hilang kemerdekaannya.

Bayangkan mereka itu sudah masuk penjara (akan genap) 8 tahun. Bulan Agustus nanti 8 tahun, mereka kehilangan masa depan selama 8 tahun, menderita selama 8 tahun," katanya. (*)

( Tribunpekanbaru.com )

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved