Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Santri Ponpes Dianiaya Senior

Dugaan Penganiayaan Santri Ponpes di Riau, Polisi Belum Bisa Minta Keterangan Korban karena Sakit

Ibu korban, Shinta Offianty, secara resmi sudah membuat laporan dugaan penganiayaan yang dialami anak laki-lakinya berinisial F.

Penulis: Rizky Armanda | Editor: Sesri
DOK
ILUSTRASI - Dugaan penganiayaan seorang santri pondok pesantren di Riau 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pihak kepolisian dari Subdit IV Reskrimum Polda Riau, saat ini sedang menyelidiki dugaan penganiayaan santri di salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Riau.

Ibu korban, Shinta Offianty, secara resmi sudah membuat laporan dugaan penganiayaan yang dialami anak laki-lakinya berinisial F.

Direktur Reskrimum Polda Riau, Kombes Pol Asep Darmawan melalui Kasubdit IV AKBP Sepuh Siregar mengatakan, untuk korban, saat ini belum bisa dimintai keterangan perihal kejadian yang dialaminya.

Sebab, korban sekarang masih sakit dan dirawat di rumah sakit.

Sepuh menyebut, laporan sudah diterima pada pekan lalu, tepatnya, pada Senin, 5 Agustus 2024.

"Saat ini kasusnya dalam proses penyelidikan. Terhadap anak yang diduga menjadi korban penganiayaan belum bisa dimintai keterangan karena masih sakit," kata Sepuh Siregar, Senin (12/8/2024).

Ia melanjutkan, pihaknya akan menunggu korban sampai sehat dan bisa dimintai keterangan.

Baca juga: Breaking News: Santri Ponpes di Riau Diduga Dianiaya Senior, Ibu Korban Lapor Polisi

Baca juga: 40 Siswa Dilecehkan 2 Guru, Ombudsman Desak Kasus Pencabulan Santri MTI Canduang Diusut Tuntas

"Kita akan menunggu hingga kondisi korban sudah pulih kembali. Untuk dugaan penganiayaan yang dialami korban di mana, kita belum bisa memberikan keterangan karena korban masih sakit," tutur Sepuh.

Ibu korban, Shinta Offianty mengatakan, terungkapkan dugaan penganiayaan yang dialami anaknya ini, bermula saat 31 Juli 2024 lalu, anaknya mengirimkan pesan WhatsApp minta dijemput ke pondok pesantren.

Namun saat itu, Shinta yang belum mengerti maksud sang anak, sempat menolak.

Lalu F menyebut jika dirinya dianiaya seniornya, dimana kepala dan perutnya diinjak.

Singkat cerita, Shinta pun menjemput anaknya tersebut di pondok pesantren untuk dibawa ke rumah sakit.

"Anak saya muntah-muntah, hasil scan di kepalanya ternyata anak saya cidera kepala," ucapnya, Senin (12/8/2024).

Atas kejadian ini disebutkan Shinta, pihak pondok pesantren dan keluarga dari senior anaknya yang diduga melakukan penganiayaan, seperti tak ada perhatian.

Ia didampingi Wakil Ketua Germas PPA, sudah mencoba mendatangi pihak pondok pesantren.

Lantaran tak ada titik temu, alhasil Shinta melapor ke Polda Riau pada Senin (5/8/2024) lalu.

( Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved