Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Lipsus Lapas di Riau Over Kapasitas

Lapas Over Kapasitas, Ini Dampak Mengerikan Terhadap Mental Tahanan Menurut Psikolog Pekanbaru

Lapas yang over kapasitas menciptakan lingkungan yang jauh dari ideal dan bisa menimbulkan berbagai dampak psikologis serius bagi para tahanan.

Penulis: Alex | Editor: Theo Rizky
Istimewa
Psikolog Pekanbaru, Sri Rahmadhani AM Psi Psikolog 

Oleh: Sri Rahmadhani A MPsi Psikolog, Psikolog Pekanbaru

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Lapas yang mengalami over kapasitas menciptakan lingkungan yang jauh dari ideal, yang bisa menimbulkan berbagai dampak psikologis serius bagi para tahanan. 

Dampaknya di antaranya adalah, stres dan kecemasan. Ketika jumlah tahanan melebihi kapasitas, kondisi penjara menjadi semakin tidak nyaman, dengan ruang yang sempit dan lingkungan yang bising.

Tahanan yang sudah menghadapi tekanan mental dari proses hukum mereka mungkin mengalami peningkatan stres akibat situasi yang tidak menentu ini. 

Tingkat stres yang tinggi dapat memicu kecemasan berlebih, menciptakan perasaan tidak aman, dan bahkan memicu respons fisiologis seperti peningkatan detak jantung dan gangguan pencernaan.

Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan penjara dan meningkatkan risiko gangguan psikologis seperti gangguan kecemasan.

Kemudian ketegangan sosial. Dengan ruang yang terbatas dan privasi yang nyaris tidak ada, interaksi sosial di antara tahanan bisa menjadi lebih intens dan sering kali penuh konflik.

Ketegangan yang terjadi akibat perselisihan kecil bisa meningkat menjadi kekerasan fisik, yang memperparah rasa takut dan ketidakamanan di antara tahanan. 

Konflik yang sering terjadi dapat menciptakan lingkungan yang berbahaya, di mana rasa saling percaya berkurang, dan solidaritas di antara tahanan terpecah.

Baca juga: Sudah Overstay, Penghuni Rutan Kelas II B Siak Didominasi Perkara Narkoba

Akibatnya, para tahanan menjadi lebih terisolasi, tidak hanya dari dunia luar, tetapi juga dari sesama mereka, yang dapat memperparah kondisi mental mereka.

Kemudian depresi. Kehidupan di lapas yang penuh sesak sering kali ditandai dengan kurangnya akses ke fasilitas dasar seperti rekreasi, pendidikan, dan program rehabilitasi.

Kehilangan akses ini dapat membuat para tahanan merasa tidak memiliki tujuan, yang pada akhirnya dapat memicu depresi.

Selain itu, ketidakpastian tentang masa depan, ditambah dengan kondisi kehidupan yang keras, dapat memperdalam perasaan putus asa. 

Dalam jangka panjang, depresi yang tidak ditangani dapat berujung pada perilaku yang merugikan diri sendiri atau bahkan keinginan untuk mengakhiri hidup, yang menunjukkan perlunya intervensi psikologis yang tepat waktu dan berkelanjutan.

Baca juga: Breaking News: Over Kapasitas, Lapas Bagan Siapiapi di Rohil Riau Terpadat di Indonesia

Kemudian kehilangan rasa kontrol. Salah satu aspek yang paling merusak dari over kapasitas adalah perasaan kehilangan kontrol atas lingkungan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved