AS Serang Iran

RESPON Korea Utara usai Amerika Serikat Serang Iran, Singgung soal Kedaulatan

Untuk pertamakalinya, Korut akhirnya buka suara terkait serangan Amerika serikat ke Iran. Ungkap soal kedaulatan dan juga PBB

Editor: Budi Rahmat
khaberni/tangkap layar
RUDAL ANTARBENUA - Rudal antarbenua milik Iran, Khaybar yang dilaporkan sudah digunakan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) untuk menyerang Tel Aviv, Israel pada Minggu (22/6/2025). Iran menyerang dengan rudal tersebut sebagai tanggapan atas serangan langsung Amerika Serikat ke 3 fasilitas nuklirnya, pada Sabtu (21/6/2026) malam. 

Kecaman dari Korea Utara ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran global atas potensi eskalasi konflik.

Korea Utara sendiri diketahui memiliki puluhan hulu ledak nuklir serta berbagai sistem peluncuran.

Negara itu masih bersitegang dengan Korea Selatan dan sekutu utamanya, Amerika Serikat, yang menempatkan sekitar 30.000 pasukan di Semenanjung Korea.

Perlu diketahui, kedua Korea secara teknis masih berada dalam status perang. Perang Korea 1950–1953 berakhir hanya dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Arab Saudi Kecam Serangan Amerika Serikat

Sejumlah negara Arab mengecam keras serangan udara yang dilakukan Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6/2025) dini hari.

Mereka memperingatkan dampak serius yang dapat ditimbulkan bagi stabilitas kawasan serta menyerukan agar jalur diplomasi segera dibuka kembali.

Arab Saudi, yang sejak 2023 mulai memperbaiki hubungan dengan Iran melalui mediasi China, menyampaikan "kekhawatiran besar" atas serangan tersebut. Riyadh menilai tindakan militer hanya akan memperburuk ketegangan di Timur Tengah.

Baca juga: TERUNGKAP, Perangai Pria di Bekasi yang Viral Aniaya Ibu Kandung, Ibu Sering Curhat soal Ancaman

Sejak Israel memulai kampanye udara terhadap Iran pada 13 Juni lalu, negara-negara Teluk telah melakukan berbagai upaya diplomatik. Namun, hasilnya masih belum terlihat.

Negara-negara kaya minyak yang menjadi tuan rumah pangkalan militer utama AS, khawatir eskalasi konflik dapat mengancam keamanan dan perekonomian mereka, sebagaimana diberitakan AFP.

Qatar, yang menjadi lokasi pangkalan militer AS terbesar di kawasan, menyatakan keprihatinan mendalam atas potensi bencana yang dapat terjadi, tak hanya di Timur Tengah tetapi juga secara global.

Dukungan Iran di kawasan pun bereaksi keras. Kelompok Houthi Yaman, yang didukung Teheran, menyebut serangan tersebut sebagai "deklarasi perang" terhadap rakyat Iran. Mereka kembali mengancam akan menargetkan kapal komersil dan kapal perang AS di Laut Merah.

Ancaman serupa telah mereka lontarkan sebelumnya, bahkan di tengah upaya gencatan senjata. Sabtu lalu, kelompok ini memperingatkan akan melanjutkan serangan jika Washington tetap meluncurkan serangan ke Iran.

Presiden AS Donald Trump menyatakan serangan tersebut berhasil menghancurkan salah satu situs nuklir utama Iran. Ia menyebutnya sebagai “keberhasilan militer yang spektakuler”.

Namun, sejumlah sekutu AS di kawasan Teluk justru menyerukan agar konflik diselesaikan melalui perundingan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved