Gerah dengan Intoleransi di Sukabumi, Pemuda Katolik Desak Proses Hukum dan Pemulihan Trauma Anak
Kejadian ini mencederai semangat toleransi beragama dan berdampak traumatis, khususnya terhadap anak-anak yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Guntur mengatakan jika hal serupa dilakukan seperti lafadz 'Allah' diturunkan dan digunakan untuk merusak sesuatu, maka umat Islam dipastikan marah.
"Ini menyedihkan dan menyakitkan," katanya.
Dia pun mendesak agar aparat penegak hukum segera menangkap seluruh pelaku perusakan.
Lebih lanjut, Guntur mengungkapkan, melaksanakan ibadah di Indonesia sebenarnya tidak perlu izin.
Dia mengatakan, jika memang masih ada permasalahan soal pendirian rumah ibadah, maka warga sekitar seharusnya memfasilitasi, alih-alih melarang hingga melakukan perusakan.
Ia menegaskan, negara tidak boleh membiarkan tindakan intoleransi berkembang di Indonesia karena bisa merusak persatuan dan kesatuan antar umat.
"Negeri kita tidak boleh kalah pada pihak-pihak intoleran dan radikal yang mengatasnamakan suatu agama, tapi bertujuan merusak persatuan kita sebagai bangsa," jelasnya.
Aktivis anti intoleransi yang juga pegiat media sosial, Permadi Arya alias Abu Janda, juga mengecam aksi intoleransi yang terus terjadi di Indonesia.
Permadi mengecam aksi intoleransi yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat, pada Jumat 27, Juni 2025, lalu.
Dimana menurut Permadi, siswa Kristen dari Jakarta yang melakukan retret di salah satu villa di Sukabumi digeruduk massa, diusir, hingga vila dirusak.
Hal itu diungkapkan Permadi Arya lewat video yang diunggahnya di akun Instagram miliknya, @permadiaktivis2, Minggu (29/6/2025).
"Dan terjadi lagi. Intoleransi di indonesia bagian barat emang udah enggak ada obat."
"Jumat kemarin, siswa siswi Kristen dari Jakarta sedang melakukan kegiatan retret di Sukabumi, digeruduk warga intoleran, diusir dari vila, dan vila dirusak massa," kata Permadi.
Retret tersebut, kata Permadi, semacam piknik rohani sambil liburan, tetapi belajar kitab sambil berdoa.
"Mereka pergi ke sebuah vila di Cidahu, Sukabumi, dan mungkin warga setempat gerah dengar mereka nyanyi-nyanyi," kata Permadi.
| Ada Dollar dan Poundsterling dalam OTT KPK Riau: Menguak Alasan Uang Asing dalam Transaksi Korupsi |
|
|---|
| Bukan di Barbershop Jalan Paus, Gubri Abdul Wahid Sempat Lari dari OTT KPK dan Berakhir di Cafe |
|
|---|
| Ikut Terjaring OTT KPK, Orang Kepercayaan Gubernur Riau Abdul Wahid Tiba di Gedung Merah Putih |
|
|---|
| Respon Gibran Soal Budi Arie Mau Masuk Gerindra: Memang Harus Menginduk ke Presiden |
|
|---|
| Curhat Ahmad Sahroni Ketika Rumahnya Dijarah: Terjatuh dari Plafon, Klaim Tidak Korupsi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.